A. Kebugaran Jasmani
Ismaryati (2006:37) mengatakan kebugaran atau kesegaran jasmani adalah kata lain dari Physical Fitness. Sedangkan menurut Djoko pekik (1999:2) beberapa istilah yang sering dipergunakan antara lain : kebugaran, kesegaran, kesemaptaan dan fitness. Istilah-istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang sama, meliputi kebugaran fisik, kebugaran mental, kebugaran emosi dan kebugaran sosial atau diberi nama istilah total fitness.
Morehouse dan Miller (dalam Nurhasan dan Cholil, 2007:97) kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness. Dalam total fitnes terdapat beberapa komponen yaitu :
1. Anatomocal Fitness
2. Physiological Fitness (kebugaran jasmani)
3. Phychological Fitness
Nurhasan dan Cholil, (2007:98) mendefenisikan sementara dari hasil seminar kebugaran jasmani nasional yang diselanggarakan oleh Direktorat Jendral Olahraga dan Pemuda pada tanggal 16-20 maret 1971 di Jakarta, mengenai physical fitness adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Kebugaran yang baik mampu melaksanakan tugasnya sehari-hari baik dalm bekerja atau aktivitas sehari-hari dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melaksanakan aktivitas selanjutnya tanpa mengalami kelelahan. Menurut Clarke (1975) (dalam Matakupan, 1995:51) kebugaran jasmani merupakan kemampuan melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan kuat, tanpa kelelahan yang berarti, serta dapat mengatasi keadaan darurat yang tidak disangka-sangka. Dengan demikian maka dapat dikatakan, bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan untuk kuat menahan beban, melawan tekanan (stress), dan tekun dalam mengatasi keadaan yang sulit.
Djoko pekik (1999:2) secara umum yang dimaksud dengan kebugaran atau kesegaran jasmani adalah kebugaran fisik (physical fitness), yakni: kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran yang baik membuat seseorang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya dan tidak merasa lelah. menurut Soedjatmo Soemowerdojo (dalam Ismaryati, 2006:40) kebugaran jasmani yaitu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan dan atau kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain.
Soetarman Soedjatmo Soemowerdojo (dalam Ismaryati, 2006:40) mendefinisikan kebugaran jasmani sebagai salah satu aspek, yaitu aspek fisik dari kebugaran yang menyeluruh (total fitness), yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalani hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan fisik yang layak. Jadi dengan demikian dapat dikemukakan bahwa ada komponen-komponen yang dapat mempengaruhi kebugaran jasmani yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Kondisi fisik setelah melakukan tugas-tugas yang diberikan tetap baik.
2. Kemampuan untuk kapasitas seseorang dalam melaksanakan tugas sehari- hari.
3. Kemampuan untuk mengatasi dalam keadaan sukar.
Seseorang memerlukan kebugaran yang baik. Setiap manusia berbeda-beda dalam kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Menurut Ismaryati (2006:40) berdasarkan fungsinya, kebugaran jasmani dikelompokkan menjadi dua, yaitu: fungsi yang bersifat umum dan khusus. Fungsi umum kebugaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, kesanggupan, daya kreasi, dan daya tahan setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Fungsi khusus kebugaran jasmani adalah sesuai dengan kekhususan masing-masing.
Setiap orang memiliki aktivitas yang berbeda-beda, dan aktivitas tersebut dimulai dari sejak dini dari anak-anak sampai tua. Hal ini dikarenakan setiap aktivitas maupun pekerjaan memerlukan kebugaran yang baik, maka sejak dini perlu penanaman nilai dari pendidikan jasmani untuk memperoleh kebugaran yang baik pula. Menurut Soebroto, dkk (1979:54) kebugaran jasmani merupakan salah satu masalah pendidikan olahraga dan dalam hubungan dengan pendidikan seumur hidup di atas dianggap penting sekali untuk diperhatikan setiap orang.
Setiap anak harus diketahui potensi kebugaran jasmaninya, potensi tersebut berguna untuk mengetahui anak dalam keadaan kebugaran yang baik atau tingkat kebugarannya rendah dengan demikian perlu pembinaan dan latihan dari dini sehingga yang memiliki kebugaran rendah akan dapat di kembangkan dan ditingkatkan kebugarannya agar semakin baik.
Soebroto, dkk, (1979:57) menyatakan perlu diketahui potensi-potensi pada setiap anak. Potensi-potensi tersebut dinamakan komponen-komponen dari kebugaran jasmani:
a. Daya tahan terhadap gangguan penyakit.
b. Daya tahan otot-otot dalam jangka waktu lama.
c. Daya tahan pernafasan dan jantung.
d. Kekuatan otot, dalam arti kecepatan penggunaan tenaga.
e. Kelentukan, kemampuan jangkauan areal gerak.
f. Kecepatan, urutan gerak yang sama dalam waktu singkat.
g. Ketrampilan, kemampuan mengubah posisi.
h. Koordinasi, penyesuaian berbagai gerak dalam satu pola gerakan.
i. Kesetimbangan, kontrol gerakan dari gangguan jatuh.
j. Ketepatan, kontrol gerakan terhadap obyek tertentu.
Matakupan, (1995:59) menyatakan dengan demikian maka anak yang dapat terus menerus dalam waktu yang agak lama bermain, akan mempunyai kemungkinan besar untuk dapat dikembangkan dasar geraknya, kemampuan geraknya. Hal ini disebabkan telah dibekali dengan tingkat kebugaran jasmani yang baik, bahkan tingkat kebugaran motorik yang baik pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar