KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Terapi komplementer yang terdiri darimind body spirit therapies : imagery, music intervention, humor, yoga dan biofeedbacktepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan pembahasan mengenai konsep dari mind body spirittherapies : imagery, music intervention, humor, yoga dan biofeedback. Dalam penyusunan Makalah ini kami telah berusaha memberikan yang terbaik dengan dukungan dari berbagai sumber atau literatur yang ada. Untuk itu kami menghaturkan terimakasih kepada
⦁ Orang tua yang telah memberikan dukungan finansial serta motivasi dalam proses pendidikan.
⦁ Dosen pembimbing bapak Ns. Jaka Pradika, M.Kep., WOC(ET)N
⦁ Teman kelompok yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, serta pihak-pihak lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini maka dari itu kritik serta saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami perlukan demi kesempurnaan penulisan berikutnya. Harapan kami dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun pembaca.
Pontianak, 3 Oktober 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
⦁ Latar Belakang 1
⦁ Rumusan Masalah 2
⦁ Tujuan Penulisan 2
⦁ Tujuan Umum 2
⦁ Tujuan Khusus 2
⦁ Raung Lingkup 2
⦁ Metode penulisan 2
⦁ Sistematika Penulisan 3
BAB II TINJAUAN TEORI
⦁ Konsep Teori Terapi Komplementer 4
⦁ Definisi 4
⦁ Tujuan Terapi Komplementer 6
⦁ Klasifikasi Terapi Komplementer 7
⦁ Peran Tenaga Kesehatan Dalam Terapi Komplementer 8
⦁ Mind Body Spirit Therapies 8
⦁ Imagery 11
⦁ Music Intervention 14
⦁ Humor 17
⦁ Yoga 20
⦁ Biofeedback 26
BAB III PENUTUP
⦁ Kesimpulan 29
⦁ Saran 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
⦁ Latar Belakang
Pengobatan komplementer merupakan suatu fenomena yang muncul saat ini diantara banyaknya fenomena-fenomena pengobatan nonkonvensional yang lain, seperti pengobatan dengan ramuan atau terapi herbal, akupunktur, dan bekam (Widyatuti, 2008).
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian.
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini.
Tingginya angka kejadian ini berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk penanganan penyakit terutama penyakit yang sudah kronismeliputi peningkatan cakupan pencegahan, perubahan pola hidup sehat serta dengan alternative terapi yang dapat dilakukan oleh penderita yaitu terapi komplementer tanpa mengeluarkan biaya yang besar seperti pengobatan medis dan modern lainnya, salah satunnya adalah dengan melakukan terapi mind body spirit theraies, dengan memberikan dukungan dan pengobatanalternative pada penderita penyakit kronis ini dapat memperbaikikualitas hidup penderita baik dari segi fisik, segi mental, social bahkan spiritualnya.
Besarnnya angka kejadian penderita penyakit kronis dan tidak menularberdasarkan data yang didapat dari tahun-ketahun sehingga kelompok kami tertarik untuk membahas salah satu dari terapi komplementer yaitu mind body spirit therapies : imagery, music intervention, humor, yoga dan biofeedbacksebagai judul makalah kami.
⦁ Rumusan Masalah
Bagaimana konsep terapi komplementer dari mind body spirit therapies : imagery, music intervention, humor, yoga dan biofeedback?
⦁ Tujuan Penulisan
⦁ Tujuan Umum
Untuk memahami konsep terapi komplementerdari mind body spirit, therapies : imagery, music intervention, humor, yoga dan biofeedback.
⦁ Tujuan Khusus
⦁ Mengetahui konsep teori terapi komplementer secara umum
⦁ Mengetahui terapi komplementer mengenai mind body spirit therapies
⦁ Mengetahui manfaat dari terapi mind body spirit therapies
⦁ Mengetahui beberapa jenis dari terapi mind body spirit therapies yaitu
Terapi imagery, music intervention, humor, yoga dan biofeedback.
⦁ Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini membahas tentang terapi komplementer dari mind body spirit therapie :, imagery, music intervention, humor, yoga dan biofeedback.
⦁ Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan studi kepustakaan untuk mendapatkan data dasar penulis menggunakan atau membaca referensi-referensi yang berhubungan tentang terapi komplementer dari mind body spirittherapies : imagery, music intervention, humor, yoga dan biofeedback.
⦁ Sistematika Penulisan
Untuk lebih terarahnya penjelasan dan pembahasan maka sistematika penulisan disusun atas empat bab, yaitu:
BAB I :Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang, tujuan
penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II : Landasan teori yang menguraikan tentang teori terapi komplementer dari mind body spirit therapies : imagery, music intervention, humor, yoga dan biofeedback.
BAB IV :Penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran dan daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
⦁ Konsep Terapi komplementer
⦁ Definisi
Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia.Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional (Rufaidah, Lestari, & Sari, 2018).
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern.Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001) dalam (Widyatuti, 2008).
Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004) dalam (Widyatuti, 2008).
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan adanya reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang diterima menyebabkan memilih terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002) dalam.
Terapi komplementer di Jepang sangat digemari karena dapat menjanjikan dalam mengurangi nyeri, pada kanker, kecemasan, keletihan dan sebagainnya. Metode ini sangat bermanfaat dalam mengatasi keluhan-keluhan pasien (Cahyono, 2011).
Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat dalam menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi komplementer. Penerapan terapi komplementer pada keperawatan perlu mengacu kembali pada teori-teori yang mendasari praktik keperawatan. Misalnya teori Rogers yang memandang manusia sebagai sistem terbuka, kompleks, mempunyai berbagai dimensi dan energi. Teori ini dapat mengembangkan pengobatan tradisional yang menggunakan energi misalnya tai chi, chikung, dan reiki.
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam mengembangkan terapi komplementer misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Hal ini didukung dalam catatan keperawatan Florence Nightingale yang telah menekankan pentingnya mengembangkan lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik dalam proses penyembuhan dan dapat meningkatkan caring terhadap pasien. Persoalan kesembuhan bukan hanya aspek fisik semata sehingga pendekatan barat tidak bisa menjawab semua persoalan tubuh sehingga pendekatan yang ideal perlu memperhatikan mind, body dan spirit (Cahyono, 2011).
Pengobatan ala kedokteran timur contohnya seperti Ayurweda. Yang memandang manusia sebagai satu-kesatuan mind, body dan spirit, dalam proses menuju kesembuhan salah satu prinsipnnya adalah memandang bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinnya sendiri dengan mempelajari alam dan keadaan fisiknya sendiri. Apabila sudah tercapainnya harmonisasi antara pikiran, tubuh, dan jiwa maka proses penyembuhan bagi mereka yang sakit akan berlangsung optimal. Sedangkan bagi mereka yang tidak sakit keseimbangan ini akan membuahkan kondisi sehat dan kebahagiaan yang sebenarnnya.
Esensi yang sangat penting dalam memperoleh kesembuhan adalah bagaimana memilih metode penyembuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tidak membahayakan pasien, memperhatikan pasien secara holistic, dan juga tidak memperberat dari sisi finansial dan efektif bagi kesembuhannya. Metode-metode ini juga harus dilakukan pada paien yang tepat, dengan indikasi dan cara yang tepat, serta ditangani provideryang berkompeten.
Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian terhadap terapi komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat. Perawat dapat berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai ataupun membantu memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian (evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan yang lebih baik.
⦁ Tujuan Terapi Komplementer
Tujuan terapi komplementer adalah untuk memperbaiki fungsi dan system-sistem tubuh terutama system kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh mempunyai kemampuannya untuk menyembuhkan dirinnya sendiri dengan asupan nutrisi yang baik dan perawatan yang tepat. Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi. Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur akan meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif (Hitchcock et al., 1999) dalam (widyatuti, 2008).Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Terapi komplementer terutama akan dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan dana.
⦁ Klasifikasi Terapi Komplementer
1. Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh (imagery, yoga, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan hypnoterapy).
2. Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo, homeopathy, nautraphaty).
3. Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya misalnya herbal, dan makanan.
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.
5. Terapi energi : terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau mendapatkan energi dari luat tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik.
⦁ Peran Tenaga kesehatan dalam Terapi komplementer
⦁ Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan/ pemberi pelayanan langsung.
⦁ Konselor
⦁ Pendidik kesehatan
⦁ Peneliti
⦁ Peran coordinator (perawat sering berinteraksi dengan klien sehingga perawat dapat berdiskusi dengan dokter mengenai terapi yang tepat).
⦁ Peran Sebagai Advokat (Pembela) Klien
⦁ Mind Body Spirit Therapies
⦁ Definisi
Memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh. Terapi ini berfokus pada interaksi antara otak, pikiran, tubuh serta perilaku dan factor emosional, mental dan spiritual, serta perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Prinsip dari mind-body connection atau keterhubungan tubuh dan pikiran sudah menjadi suatu fenomena yang cukup umum dipahami sekarang ini, prinsip ini menyatakan bahwa apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi tubuh fisik kita, begitu juga apa yang kita alami di tubuh fisik akan mempengaruhi kualitas pemikiran kita.
Terganggunya kesehatan pikiran oleh pemikiran dan perasaan negatif akan memicu keluarnya hormon dan reaksi kimia dalam tubuh yang mempengaruhi kondisi fisik secara negatif, ketika hal ini berlangsung berkepanjangan fenomena ini akan memicu munculnya masalah fisik yang sebenarnya bermula dari pikiran, atau dalam dunia kesehatan biasa disebut psikosomatis.Sebuah kajian yang dikeluarkan oleh Harvard University bahkan menyatakan bahwa lebih dari 70% masalah fisik sebenarnya disebabkan oleh permasalahan pikiran yang melibatkan beban emosi negatif di dalamnya.Fenomena inilah yang belum banyak dipahami oleh masyarakat, sehingga banyak masalah fisik yang penyelesaiannya berlarut-larut atau bahkan tidak terselesaikan (beberapa di antaranya malah bahkan tidak teridentifikasi) karena penanganannya hanya berpusat pada intervensi fisik, padahal akar masalah-nya berasal dari pikiran.
Seiring berkembangnya penelitian terkini dalam dunia kesehatan, para ahli mulai menyadari adanya sistem kesehatan tubuh non-fisik dalam diri manusia. Yang dimaksud dengan sistem kesehatan tubuh non-fisik ini adalah keberadaan sebuah sistem sirkulasi energi yang mengalir dalam diri kita.Prinsip dari kesehatan energi yaitu kesehatan fisik dan pikiran seseorang bergantung pada sirkulasi sistem energi dalam dirinya. Sirkulasi sistem energi yang lancar menjadikan seseorang sehat dan mampu menjalankan fungsi kehidupannya dengan baik. Dengan sifatnya yang saling berhubungan, kesehatan fisik, pikiran dan energi menjadi satu kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lain.
⦁ Manfaat Terapi Mind Body Spirit
⦁ Beberapa manfaat fisik dari terapi pikiran tubuhdiantaranya :
1). Dapat menyebabkan denyut jantung lebih rendah, dan mengurangi beban kerja jantung.
2). Menurunkan kadar kortisol dan laktat serta bahan kimia yang terkait dengan stres.
3). Pengurangan radikal bebas-molekul oksigen tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Mereka sekarang dianggap sebagai faktor utama dalam penuaan dan dalam berbagai penyakit.
4). Penurunan tekanan darah tinggi.
5).Tinggiresistensi kulit. Resistensi kulit yang rendah berkorelasi dengan stres tinggi dan tingkat kecemasan
6). Penurunan kadar kolesterol, Kolesterol tinggi berhubungan dengan penyakit kardiovaskular.
7). Peningkatan aliran udara ke paru-paru sehingga bernapas lebih mudah. Ini telah sangat membantu untuk pasien asma
8). Biologis lebih muda usia. Pada ukuran standar penuaan jangka panjang Meditasi Transendental (TM) praktisi (lebih dari lima tahun) diukur 12 tahun lebih muda dari usia kronologis mereka.
⦁ Beberapa manfaat psikologis dari terapi pikiran tubuh:
1).Peningkatan gelombang otak koherensi. Harmony aktivitas gelombang otak di bagian berbeda dari otak dikaitkan dengan kreativitas yang lebih besar, peningkatan penalaran moral, dan IQ lebih tinggi.
2). Penurunan kecemasan.
3). Penurunan depresi.
4). Penurunan iritabilitas dan kemurungan.
5). Peningkatan kemampuan belajar dan memori.
6). Peningkatan aktualisasi diri.
7). Peningkatan perasaan vitalitas dan peremajaan.
8). Peningkatan kebahagiaan.
9). Peningkatan stabilitas emosi
Gambar Imagery therapies
Gambar Yoga
⦁ Macam –macam Terapi Mind Body Spirit
⦁ Imagery
⦁ Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Khayalan tersebut memungkinkan klien memasuki keadaan atau pengalaman relaksasi (Kaplan & Sadock, 2010) dalam.Imajinasi bersifat individu dimana individu menciptakan gambaran mental dirinya sendiri, atau bersifat terbimbing. Guided imagery menekankan bahwa klien membayangkan hal-hal yang nyaman dan menenangkan. Penggunaan guided imagery tidak dapat memusatkan perhatian pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien harus membayangkan satu imajinasi yang sangat kuat dan menyenangkan (Brannon & Feist, 2000) dalam ( Novarenta, 2013).
⦁ Para ahli dalam bidang teknik imajinasi terbimbing berpendapat bahwa imajinasi merupakan penyembuh yang efektif. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan asma.Terapi imajinasi terbimbing dapat digunakan untuk mengurangi stres dan meningkatkan perasaan tenang dan damai serta merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan. Tujuan dari guided imagery yaitu menimbulkan respon psikofisiologis yang kuat seperti perubahan dalam fungsi imun (Potter & Perry, 2009) dalam (Novarenta, 2013).
⦁ Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui rangasangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar aroma, rasa suara dan sentuhan.Imajinasi terbimbing merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang untuk membentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang terbentuk tersebut akan diterima sebagai rangsang oleh berbagai indra, kemudian rangsangan tersebut akan dijalankan ke batang otak menuju sensor thalamus. Di talamus rangsang diformat sesuai dengan bahasa otak, sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirim ke korteks serebri, dikorteks serebri terjadi proses asosiasi pengindraan dimana rangsangan dianalisis, dipahami dan disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak mengenali objek dan arti kehadiran tersebut.
⦁ Hipokampus berperan sebagai penentu sinyal sensorik dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus memutuskan sinyal yang masuk adalah penting maka sinyal tersebut akan disimpan sebagai ingatan. Hal – hal yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga diproses menjadi memori. Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang hal–hal yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul kembali dan menimbulkan suatu persepsi dari pengalaman sensasi yang sebenarnya, walaupun pengaruh/akibat yang timbul hanyalah suatu memori dari suatu sensasi.
⦁ Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar. Amigdala berproyeksi pada jalur system limbic seseorang dalam hubungan dengan alam sekitar dan pikiran. Berlandaskan pada informasi ini, amigdala dianggap membantu menentukan pola respon perilaku seseorang sehingga dapat menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari hipokampus rangsangan yang telah mempunyai makna dikirim ke amigdala. Amigdala mempunyai serangkaian tonjolan dengan reseptor yang disiagakan untuk berbagai macam neurotransmitter yang mengirim rangsangan kewilayah sentralnya sehingga terbentuk pola respons perilaku yang sesuai dengan makna rangsangan yang diterima.
Berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik imajinasi terbimbing yaitu :
⦁ Guided Walking Imagery
Teknik ini ditemukan oleh psikoleuner. Pada teknik ini pasien dianjurkan untuk mengimajinasikan pemandangan standar seperti padang rumput, pegunungan, pantai dll. kemudian imajinasi pasien dikaji untuk mengetahui sumber konflik.
⦁ Autogenic Abeaction
Dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku negatif yang ada dalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara verbal tanpa batasan. Bila berhasil akan tampak perubahan dalam hal emosional dan raut muka pasien
⦁ Covert sensitization
Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang menyimpulkan bahwa proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang sama dalam modifikasi perilaku.
⦁ Covert Behaviour Rehearsal
Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping yang dia inginkan. Teknik ini lebih banyak digunakan.
⦁ Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terapi guided imagery yang dilakukan pada pasien asma dapat meningkatkan kapasitas ekspirasi paksa paru (Force Expiration Volume/ FEV) serta dapat menurunkan kadar IgE dalam serum . Adapun hasil dari penelitian lain juga membuktikanbahwa guided imagery dapat mengurangi rasa nyeri menstruasi.pada saat Post Test satu subjek menurunkan intensitas nyeri pada skor 2 yang berarti nyeri ringan. Dua subjek lainnya mengalami penurunan nyeri pada skor 0 yang berarti tidak ada nyeri sama sekali .
⦁ Music Intervention
Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang di organisir sedemikian rupa sehingga mencipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Musik diharapkan menjadi sebuah terapi dan musik dapat meningkatkan, memulihkan, memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Hal ini disebabkan musik memiliki beberapa kelebihan, yaitu karena musik bersifat nyaman, menenangkan, membuat rileks, berstruktur, dan universal .
Musik yang hanya bersifat sedatif tidak hanya efek distraksi dalam inhibisi persepsi nyeri. Musik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran hormon endorfin. Endorfin merupakan ejektor dari rasa rileks dan ketenangan yang timbul, midbrain mengeluarkan gama amino butyric acid (GABA) yang berfungsi menghambat hantaran impuls lisrik dari satu neuron ke neuron lainnya oleh neurontransmiter didalam sinaps. Midbrain mengeluarkan enke palin dan beta endorfin dan zat tersebut dapat menimbulkan efek analgesik yang akhirnya mengeliminasi nuerotransmiter rasa nyeri pada pada pusat persepsi dan interprestasi sensorik somatik di otaksehingga efek yang bisa muncul adalah nyeri berkurang.
Berdasarkan hasil observasi dibeberapa rumah sakit umum pusat dan daerah rata-rata nyeri dan kecemasan dialami oleh pasien yang dirawat dirumah sakit, pemberian terapi farmakologis dan terapi non-farmakologis. Pemberian terapi farmakologis seperti analgetik dan sedatif tidak bisa langsung menghilangkan nyeri dan kecemasan pada pasien, penggunaan obat juga dapat menyebabkan efek samping defresi pernafasan dan ketidakstabilan kardiovaskuler jika berlebihan (Gregori it al, 2003) dalam
Badan penelitian kesehatan dan kualitas perawatan kesehatan di Ronchester Minnesota merekomendasikan bahwa manajemen nyeri dan kecemasan bisa dilakukan dengan teknik relaksasi seperti music dan suara alam. Music yang lembut seperti music klasik, jazz dan pop mampu mengendorkan beban kerja system syaraf dan organ tubuh (Firman Faradisi, 2009) dalam (Setyawan, Susilawati, & Emaliyanti, 2013).
Music dan bunyi mengandung daya rangsang, music bukan saja sekedar bunyi-bunyi yang harmonis, music merupakan getaran udara harmonis, syaraf di telinga mengkapnnya dan diteruskan ke syarat di pusat otak sehingga menimbulkan kesan tertentu bagi seseorang. Harmoni music yang setara dengan irama internal tubuh akan memberikan kesan menyenangkan pada seseorang. Selain itu ritme music juga sangat mempengaruhi irama tubuh dengan demikian vibrasi yang dihasilkan music mempengaruhi fisik manusia, selama vibrasi dan harmoni yang digunakan tepat si pendengar akan merasa nyaman dan akan merasa rileks.
Program akademis terapi music amerika yang pertama didirikan dimichigan state university di tahun 1944semenjak itu banyak professional kesehatan mengakui keefektivan music sebagai satu bagian lain dari gudang pengobatan.Pada kongres music terapi sedunia yang Ke-sembilan di tahun 1999,2.500 terapismusic dari 44 negara berkumpul bersama dan berbicara mengenai menerapkan music kedalam perawatan beraneka ragam kondisi dan penyakit topic berkisar dari stress,stroke dan penyalahgunaan obat-obatan sampai ke AIDS arthritis dan penyakit paru-paru. Untuk sebagian besar,terapi music ditawarkan sebagai bagian dari program perawatan dalam kelas pendidikan yang khusus, rumah sakit,rumah perawatan,dan fasilitas psikiatris dan rehabilitas.
Music menghidupkan kembali kekuatan kekebalan orang yang sedang sakit, hal ini dipengaruhi oleh system syaraf otonomik-pengatur utama dari system kekebalan. Contohnnya pada saat orang operasi sangat membebankan system kekebalan, periset di jepang mengevaluasi efek music pada pasien operasi, mereka menemukan bahwa music membuat pasien rileks, dan hasilnnya pasien melepaskan jumlah hormone stress dalam jumlah yang jauh lebih sedikit yang artinnya bahwa system kekebalan bisa bekerja lebih efesien dan membantu menyembuhkan luka jauh lebih cepat (Salampessy, 2004).
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah di lakukan, ada beberapa manfaat dari terapi music yaitu terapi musik klasik sangat efektif terhadap penurunan stres kerja, Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara stres kerja sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik. Rata- rata stres kerja sesudah dilakukan terapi musik klasik lebih rendah dibandingkan sebelum terapi music . Ada juga penelitian yang yang menyatakan bahwa terapi music religius dapat mengurangi skala nyeri pada ibu –ibu yang melahirkan Terdapat perbedaan yang bermakna tingkat nyeri antara kelompok intervensi dengan kelompok control baik untuk nyeri maksimal maupun nyeri persalinan dengan p=0,00. Bahkan apa juga hasil penelitian yang menunjukan bahwa pembelajaran musik mampu mengembangkan mental dan psikomotorik anak penderita down syndrom dengan cara memberikan alat musik ritmis dan memperdengarkan jenis aliran musim beragam seperti pop, rock, jazz, klasik, terutama musik beraliran dangdut yang sangat diminati anak .
⦁ Humor
Terapi tawa adalah salah satu cara untuk mencapai kondisi rileks. Tertawa merupakan paduan dari peningkatan sistem saraf simpatetik dan juga penurunan kerja sistem saraf simpatetik. Peningkatannya berfungsi untuk memberikan tenaga bagi gerakan pada tubuh, namun hal ini kemudian juga diikuti oleh penurunan sistem saraf simpatetik yang salah satunya disebabkan oleh adanya perubahan kondisi otot yang menjadi lebih rileks, dan pengurangan pemecahan terhadap nitric oxide yang membawa pada pelebaran pembuluh darah, sehingga rata-rata tertawa menyebabkan aliran darah sebesar 20%, sementara stres menyebabkan penurunan aliran darah sekitar 30% (Hasan & Hasan, 2009) dalam .
Terapi tawa diperkirakan dapat menyembuhkan berbagai penyakit, antara lain kanker, darah tinggi, sakit kepala, gangguan syaraf, maag dan lain-lain. Menurut dr. William Fery, direktur dari Dry Eyes and Tears Research Center di Australia, tertawa bermanfaat untuk kesehatan karena dengan tertawa bagian tubuh kita ikut bergerak, dan mengakibatkan sistem endokrin sehingga memacu penyembuhan suatu penyakit. Selain itu tertawa juga merangsang otak untuk memproduksi hormon tertentuyang memicu pelepasan endokrin, yaitu suatu zat yang berfungsi membunuh rasa sakit. Dr. William Fery yang juga ahli jantung mengatakan, tertawa identik dengan olahraga aerobik. Tertawa selama satu menit akan memberi relaksasi tubuh selama empat puluh menit.
Pengobatan melalui terapi tawa di Amerika Serikat, Jepang, Eropa, Malaysia mulai menjamur. Biasanya ini dilakukan terapi dirumah sakit, dikelompok-kelompok tertentu, organisasi, pekerjaan dan sekolah. Diindonesia terapi tawa ini masih termasuk langka. Terapi untuk sebagian orang, sudah lumayan banyak digandrung. Beberapa rumah sakit sudah melakukan terapi ini untuk membantu menyembuhkan pasiennya. Misalnya Rumah Sakit Dharma Graha. Selain di Rumah Sakit di beberapa kalangan masyarakat telah dibentuk beberapa klub terapi tawa.
Tahun 1976 terapi tawa untuk kesehatan mulai menarik perhatian publik berbagai negara.Menurut psikiater tertawa dan menangis sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia, sebab tertawa dan menangis adalah bagian dari spektrum emosi yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Psikiater terkemuka dr. W.M. Roan mengatakan, tertawa dan menangis adalah pencerminan emosi manusia yang merupakan bagian dari spektrum emosi yang meliputi:
1). Kesedihan
2). Kegembiraan
3). Kekagetan
4). Ketakutan
5). Cinta Kasih
6). Kebencian
7). Kemarahan
Menurutnya, ekspresi diri tidak hanya terlihat dengan melakukan gerakan anggota tubuh, akan tetapi dapat berupa reaksi emosional seperti ketujuh bagian diatas.Untuk merangsang agar banyak tertawa, dianjurkan pasien sering menonton film komedi. Hal itu dilakukan mulai hari pertama sampai hari ketujuh.
Menurut beberapa ahli kedokteran melakukan penelitian dan menyampaikan beberapa temuannya:
⦁ Dr. Lee Berk, yang merupakan seorang imunolog dari Loma Linda University di California, Amerika Serikat, berpendapat bahwa tertawa bisa mengurangi peredaran dua hormon dalam tubuh yang bisa menghalangi proses penyembuhan penyakit. Kedua hormon tersebut adalah hormon kortisol dan hormon efinefrin.
⦁ Dr. Rosemary Cogan dari Texas Tech University, berpendapat bahwa melalui tawa maka rasa nyeri dan sakit akan berkurang, bahkan akan meningkatkan kekebalan tubuh.
c) Dr. William Foy dari University Stanford, berpendapat bahwa dengan tertawa terbahak-bahak sangan bermanfaat bagi orang sehat. Dalam risetnya ia menemukan bahwa dengan tertawa terbahak-bahak akan menggerakan otot perut, otot dada, otot bahu dan pernafasan.
Terapi tawa juga dapat melatih beberapa organ diantaranya :
a). Diagfragma torak
b). Jantung
c). Paru-paru
d). Perut
e).Membantu mengusir zat-zat yang tidak bermanfaat (asing) dari saluran pernafasan
Beberapa hasil penelitian memberikan rekomendasi terhadap pemanfaatan terapi tawa membantu penderita hipertensi untuk terus menurunkan tekanan darahnya. penurunan dan adaptasi fisiologis tekanan darah dirasakan setelah terapi yang berulang, sementara efek terhadap fisik yang langsung dirasakan adalah kondisitubuh yang terasa segar, pegal-pegal dan pusing yang berkurang. Efek psikologispun dirasakan salah satunya dengan meningkatnya emosi positif seperti perasaan senang, perilaku yang lebih bersemangat, dan dapat mengurangi atau mengalihkan pikiran dari permasalahan.Adapun hasil penelitian lain menunjukan bahwa terapi humor membuat jantung sehat, memperbaiki fungsi pembuluh darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan rata-rata tekanan darah sistolik menurun sebesar 12, 25 mmHg secara signifikan dengan p-value 0,000 dan rata-rata tekanan darahdiastolik menurun signifikan sebesar 3,91 mmHg dengan p- value 0,004. Bahkan terapi humor juga bermanfaat dalam menurunkan intensitas nyeri pada pasien pasca bedah invasive minimal hari kedua .
⦁ Yoga
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ‘persatuan antara pikiran dan tubuh’. Menurut kitab-kitab kuno, yoga adalah ilmu yang memungkinkan kita menjalani kehidupan yang harmonis melalui pengendalian pikiran dan tubuh. Jika dilakukan secara teratur, yoga menciptakan kesadaran fisik dan perasaan relaksasi yang dalam, ditambah pikiran jernih dan emosi yang stabil.
Yoga merupakan tehnik yang mengajarkan seperti tehnik relaksasi, pernafasan, dan posisi tubuh untuk meningkatkan kekuatan, keseimbangan dan mengurangi rasa nyeri
Yoga merupakan salah satu filsafat hidup yang dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan yang universal, yakni pengetahuan tentang seni pernapasan, anatomi tubuh manusia, pengetahuan tentang bagaimana cara mengatur pernapasan yang disertai senam atau gerak anggota badan, bagaimana cara melatih konsentrasi, menyatukan pikiran, dan lain sebagainya (Rachman Sani, 2006) dalam
Yoga bersifat universal karena teknik yoga boleh dilakukan oleh siapapun, oleh semua kalangan umur mulai dari anak-anak hingga orang lanjut usia. Keunggulan yoga dibandingkan dengan jenis olah tubuh lainnya antara lain: yoga bersifat statis dengan satu posisi yang dipertahankan beberapa saat, efek dari latihan yoga berpengaruh banyak pada organ atau sistem fisiologi, bersifat anabolik yang artinya gerakan sinkron dengan pernapasan sehingga suplai oksigen selalu cukup, bersifat subyektif sehingga membuat pelaku yoga cenderung introver dan menguasai diri, menenangkan dan menjernihkan pikiran.
Yoga cukup populer karena memiliki berbagai efek terapi bagi pikiran dan tubuh. Jika dikuasai dengan baik, Yoga dapat menenangkan pikiran yang terlalu letih serta mengalirkan energi fisik dan mental kearah yang lebih baik.
Yoga terdiri dari 8 bagian atau tahapan:
1). Yama (penahanan diri)
Merupakan pengendalian diri tahap pertama atau awal dan menampakkan pengendalian diri. Pada tahap ini latihan diawali dengan tingkah laku yang penuh cinta kasih (ahimsa/tidak menyakiti). Tujuan dari tahap ini adalah melatih menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta kasih seseorang sebelum lanjut pada tahap-tahap berikutnya, sebab dengan cinta kasih maka akan timbul rasa tulus iklas dan pikiran yang tenang dan damai. Dengan keadaan seperti itu, akan sangat membantu seseorang dalam tahap-tahap berikutnya hingga akhirnya tercipta sebuah kebahagiaan rohani dan ketenangan pikiran yang mendalam.
2). Niyama (aturan/tata tertib)
mengajarkan bagaimana seseorang harus berprilaku kepada dirinya sendiri atau dengan bahasa mudahnya mengendalikan pola pikir atau mental, misalnya kejujuran, bebas dari rasa iri hati, pembujangan, kesucian, pemberian sedekah, dan melakukan puasa pada waktu yang ditentukan.
3). Asana
merupakan anggota atau unsur yang ketiga dari astangga yoga. Asana ini adalah sikap pada waktu melaksanakan yoga. Dalam melaksanakan yoga, sikap duduk yang baik adalah sikap duduk yang paling disenangi dan rileks, asalkan dapat menguatkan konsentrasi dan pikiran serta tidak terganggu karena badan terasa sakit akibat sikap duduk yang dipaksakan. Selain itu sikap duduk yang dipilih agar dapat berlangsung lama, serta mampu mengendalikan sistem saraf sehingga terhindar dari goncangan-goncangan pikiran. Patanjali menganggap setiap asana sebagai sukha asana (asana yang menyenangkan), bilamana tidak memaksa dan membantu untuk menstabilkan badan dan budi
4). Pranayama
Adalah pengaturan pernapasan atau pengendalian keluar masuknya nafas ke paru-paru melalui lubang hidung dengan tujuan menyebarkan energi ke seluruh tubuh. Pada saat manusia menarik nafas mengeluarkan suara So, dan saat mengeluarkan nafas berbunyi Ham. Dalam bahasa Sansekerta So berarti energi kosmik, dan Ham berarti diri sendiri (saya). Ini berarti setiap detik manusia mengingat diri dan energi kosmik.. Pranayama dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: adhama, madhyama, dan uttama (yang rendah, sedang atau yang paling tinggi). Pranayama terdiri dari: Puraka yaitu menarik nafas, Kumbhaka yaitu menahan nafas, dan recaka yaitu menghembuskan nafas. Puraka, khumbaka, dan recaka dilaksankan pelan-pelan, bertahap masing-masing dalan tujuh detik. Hitungan tujuh detik ini dimaksudkan untuk menguatkan kedudukan ketujuh cakra yang ada pada tubuh manusia yaitu : muladhara yang terletak di pangkal tulang punggung diantara dubur dan kemaluan, svadishthana yang terletak diatas kemaluan, manipura yang terletak di pusar, anahata yang terletak di jantung, vishuddha yang terletak di leher, ajna yang terletak ditengah-tengah kedua mata, dan sahasrara yang terletak diubun-ubun. Pranayama bermanfaat memberi pemurnian dan cahaya pengetahuan. Dengan melakukan pranayama maka karma dari seorang yogi, yang menutupi pengetahuan untuk membedakan yang akan dihancurkan, oleh panorama keinginan magis. Jika hakekat yang bercahaya itu tertutupi maka jiwa pribadi akan diarahkan menuju kejahatan. Karma dari sang yogi yang menutupi cahaya dan membelenggunya untu mengulangi kelahiran, akan berkurang dengan latihan pranayama stiap saat hingga pada akhirnya dapat dilenyapkan.
5). Praiyahara
Adalah penguasaan panca indria oleh pikiran sehingga apapun yang diterima panca indria melalui syaraf ke otak tidak mempengaruhi pikiran. Panca indria adalah : pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah dan rasa kulit. Pada umumnya indria menimbulkan nafsu kenikmatan setelah mempengaruhi pikiran. Yoga bertujuan memutuskan mata rantai olah pikiran dari rangsangan syaraf ke keinginan (nafsu), sehingga citta menjadi murni dan bebas dari goncangan-goncangan. Jadi yoga tidak bertujuan mematikan kemampuan indria. Menurut Maharsi Patanjali: Sva viyasa asamprayoga, cittayasa svarupa anukara, iva indriyanam pratyaharah, tatah parana vasyata indriyanam. Artinya : Pratyahara terdiri dari pelepasan alat-alat indria dan nafsunya masing-masing, serta menyesuaikan alat-alat indria dengan bentuk citta (budi) yang murni. Makna yang lebih luas sebagai berikut : Pratyahara hendaknya dimohonkan kepada Hyang Widhi dengan konsentrasi yang penuh agar mata rantai olah pikiran ke nafsu terputus.
6). Dharana (konsentrasi)
Adalah memusatkan citta/ budi pada suatu obyek. Pemusatan atau dharana berarti membebaskan diri dari keragu-raguan dan keresahan. Dalam teknik yoga, pemusatan budi pada berbagai alat indra yang melahirkan cara suatu pengamatan. Konsentrasi mental (pemusatan pikiran) dan sikap-sikap membantu kita dalam produksi zat-zat kimia oleh kelenjar-kelenjar dan dengan demikian menghasilkan akibat-akibat fisiologis yang dapat dilihat dan cara yang sama konsentrasi mental dapat menghasilkan apa yang dapat disebut perasaan supra berupa rabaan, rasa, warna, bunyi, bau, dll. Pikiran ini disampaikan dalam bahasa yoga kuna dengan perkataan “Meditasi pada ujung hidung membangunkan unsur bumi dan menciptakan bau ajaib, meditasi pada ujung lidah membangunkan unsur air dan menciptakan rasa luar biasa, meditasi pada matahari atau bulan atau bintang-bintang membangunkan unsur cahaya dan menciptakan bentuk-bentuk keindahan luar biasa, meditasi pada OM atau pada perkataan suci lain membangunkan unsur udara dan menciptakan benuk-bentuk musik batin luar biasa, meditasi pada pikiran bahwa anda berada di pangkuan Tuhan membangunkan unsur angin dan menciptakan perasaan sentuhan luar biasa; semua ini membawa keyakinan pada budi yang goncang dan keyakinan itu membawa kedamaian”. Kemampuan melaksanakan dharana denggan baik, akan memudahkan mencapai dhyana dan samadhi.
7). Dhyana (medhitasi)adalah suatu keadaan dimana arus pikiran tertuju tanpa putus-putus pada obyek yang disebutkan dalam dharana, tanpa tergoyahkan oleh obyek atau gangguan/ godaan lain, baik yang nyata maupun yang tidak nyata. Gangguan yang nyata dirasakan oleh panca indria baik melalui pendengaran, penglihatan, penciuman, rasa lidah, maupun rasa kulit. Gangguan atau godaan yang tidak nyata adalah dari pikiran sendiri yang menyimpang dari sasaran obyek dharana. Tujuan dhyana adalah aliran pikiran yang terus menerus kepada Hyang widhi melalui obyek dharana. Patanajali menguraikan “tatra pradyaya ekatanata dhyanam” yang artinya arus budi atau pikiran yang tiada putus-putusnya menuju tujuan (Hyang Widhi). Wujud dhyana adalah sebagai peleburan segenap usaha diri rendah menuju tercapainya diri agung. Jiwa rendah sudah tidak memikirkan apalagi melainkan untuk mencapai Tuhan.
8). Samadhi (bahasa Sansekerta: समाधि) adalah sebuah ritual konsentrasi tingkat tinggi, melampaui kesadaran alam jasmani yang terdapat dalam agama Hindu, Budha, Jainisme, Sikhisme, dan aliran yoga. Samadhi juga merupakan fase tertinggi dalam delapan fase penguasaan Yoga. Ketika memasuki fase samadhi, kemampuan analitis dan logika menjadi tak berfungsi atau diam. Menurut Kamus Bhargava, Samadhi adalah fase terkuat dari yoga di mana seseorang memperoleh kekuatan untuk menangguhkan hubungan antara tubuh dan jiwa selama yang Ia suka. Samadhi juga dipahami sebagai sebuah bagian dari ritual keagamaan, berbeda dengan semadi ataupun meditasi, yang mana keduanya merupakan praktik latihan konsentrasi yang digunakan di luar ritual keagamaan.
Dalam hal kesadaran, digambarkan bahwa samadhi menekankan non-dualistik, di mana kesadaran subjek menjadi satu dengan objek yang dialami atau yang ada di luarnya, dan di saat ini juga pikiran menjadi diam, terfokus pada satu hal atau terkonsentrasi sementara orang tetap sadar. Sedangkan dalam ajaran Budha,hal ini dapat juga merujuk keadaan patuh di mana pikiran menjadi sangat tenang dan sama sekali tidak menyatu dengan objek perhatian, dengan demikian dapat diperoleh wawasan dan aliran perubahan mengenai pengalaman.
Kebanyakan orang, termasuk pasien stroke, latihan dari tahap ketiga dan keempat, yakni asana (sikap fisik) dan pranayama (pernafasan yang terkendali) sudah cukup untuk membawa manfaat. Praktik asana meregang seluruh bagian tubuh dan bahkan memijat organ-organ internal, kelenjar-kelenjar, dan sistem sirkulasi, serta pembuangan. Sedang pranayama dimaksudkan untuk mengistirahatkan tubuh dan menenangkan pikiran, meningkatkan sirkulasi dan merangsang suplai darah darah ke seluruh bagian tubuh.
Berlatih Yoga yang teratur akan memberikan manfaat yang besar diantarannya dapat :
1). Meningkatkan fungsi kerja endokrin (hormonal) didalam tubuh.
2). Meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh sel tubuh dan otak
3). Membentuk postur tubuh yang lebih tegap serta otot yang lebih lentur dan kuat
4). Meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernafas
5). Membuang racun dari dalam tubuh
6). Meremajakan sel-sel tubuh dan memperlambat penuaan.
7). Memurnikan saraf pusat yang terdapat di tulang punggung
8). Mengurangi ketegangan tubuh, pikiran, dan mental serta membuatnya lebih kuat saat menghadapi stress
9). Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi yang mendalam
10). Meningkatkan kesadaran pada lingkungan
11). Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk berfikir positif.
Sebuah penelitian menemukan bahwa setelah berlatih rutin asana, pranayama, relaksasi dan meditasi dalam kurun waktu enam bulan ada peningkatan dramatis kapasitas paru-paru, kemampuan dalam mengatasi stress, penurunan berat badan, tingkat kolesterol, dan gula darah .
⦁ Biofeedback
Biofeedback adalah penggunaan alat untuk mencerminkan proses fisikologi dan fisiologi yang pada umumnya tidak disadari oleh orang tersebut, namun dengan menggunakan alat biofeedback proses pikir seseorang dapat disadari dan berada dibawah control. Biofeedback menggunakan parameter fisiologis yang memperlihatkan interaksi pikiran dan tubuh, parameter tersebut digunakan untuk data dasar dan parameter latihan perubahan perilaku yang akan memperbaiki masalah/ gangguan kesehatan jiwa.Biofeedback di dasarkan pada keyakinan bahwa kita semua memiliki kemampuan dan potensi untuk mempengaruhi fungsi otomatik dari tubuh kita melalui kemampuan dan tubuh kita. Terapi ini memberi bukti terhadap apa yang sebelumnnya dianggap tidak mungkin dalam hal tingkat pengendalian manusia terhadap berbagai fungsi biologisnnya (Hadibroto & Alam, 2006).
Teknik relaksasi ini dapat menggunakan instrumen pemantauan untuk mengukur dan memberikan umpan balik informasi tentang ketegangan otot, denyut jantung, respon keringat, suhu kulit, atau aktivitas otak.Istilah umum yang mengacu pada serangkaian teknik untuk mengendalikan respon tubuh tak terkendali untuk mengobati penyakit tertentu, menangani stress dan kelelahan, serta meningkatkan kesehatan pasien secara keseluruhan.Tubuh manusia terdiri dari berbagai bagian tubuh yang saling bekerjasama sehingga manusia dapat berfungsi secara normal.
Beberapa aktivitas tubuh yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Aktivitas ini dianggap sebagai pergerakan tak terkendali. Beberapa contoh yang baik adalah detak jantung, tekanan darah, metabolisme, dan suhu tubuh. Aktivitas tubuh tersebut biasanya bereaksi terhadap perangsang atau lingkungan di sekitar mereka, Sebagai contoh, apabila seseorang sedang berlari atau berolahraga, detak jantung diperkirakan akan menjadi jauh lebih cepat daripada ketika tubuh sedang beristirahat. Ketika seseorang sedang berada di bawah banyak tekanan, tubuh akan memasuki sistem melawan-atau-kabur dan menghasilkan hormon seperti kortisol, yang meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Hal ini dapat membuat seseorang menjadi lebih waswas apabila ia harus lari atau menjauh dari penyebab tekanan.
Biofeedback menggunakan peralatan sensor-sensor khusus untuk merekam kontraksi otot-otot dan temperatur kulit. hal ini memungkinkan kita untuk mengendalikan proses ototmatik seperti denyut jantung dan tekanan darah yang meningkat karna tekanan stress. Yang semula ditanggapi dengan sikap skeptic. Pengendalian respons bawah sadar atau otomatik ini dianggap efektif dalam penanganan sakit kepala karna migren,asma,dan berbagai keluhan yang lain.
Jenis-jenis dan tekhnik biofeedback :
Beberapa tipe mesin biofeedback yang berbeda dapat memberi informasi mengenai system dalam tubuh yang terpengaruh dalam stress.
1). EMG ( the electromyogram )
Alat ini mengukur ketegangan otot
2). Temperature biofeedback
Alat untuk memonitor temperature kulit dan bermanfaat bagi keluhan sirkulasi tertentu
3). GSR ( galvanic skin renponse ) atau juga disebut sebagai EDR
( electrodermal response ).
Alat untuk mengukur tahanan listrik pada kulit yang terkait dengan aktivitas kelenjar keringat
4). EEG ( electroencephalogram )
Alat ini memonitor aktivtas gelombang otak untukmengetahui tahap relaksasi yang dicapai
Terapis biofeedback yang beragam karena terapi ini harus disesuaikan dengan respon pasien pada teknik tertentu.Namun biasanya, terapi akan diawali dengan pemasangan alat biofeedback, yang memiliki banyak bentuk dan fungsi, pada tubuh pasien. Elektroda akan dipasang pada kulit, yang kemudian akan mendapatkan respon dari tubuh yang akan dibaca oleh alat biofeedback. Tergantung pada respon dari tubuh, pertama terapis akan membantu pasien mengendalikan tanda vital, seperti detak jantung.
Terapi ini dilakukan tiap sesi dan tidak ada batasan jumlah sesi, karena hal tersebut bergantung pada penyakit yang ditangani atau diobati, respon pasien terhadap terapi, reaksi alami tubuh terhadap terapi, dan lain-lain. Biasanya, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, pasien akan membutuhkan setidaknya delapan sesi dan setiap sesi berlangsung selama sekitar satu jam. Terapi biofeedback merupakan terapi yang aman, terapi ini dapat dijalani oleh anak,remaja, dan wanita hamil.Modifikasi biofeedback dan Kegel exercise dengan Yoga sama-sama mampu mengatasi inkontinensia urin tipe stress serta tingkat inkontinensia urin pada ibu perimenopause .
BAB III
PENUTUP
⦁ Kesimpulan
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis, pengobatan komplementer di tujukan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat meliputi upaya promotive, preventive, kuratif dan rehabilitativeyang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berdasarkan ilmu pengetahuan. Terganggunya kesehatan pikiran oleh pemikiran dan perasaan negatif akan memicu keluarnya hormon dan reaksi kimia dalam tubuh yang mempengaruhi kondisi fisik secara negatif, ketika hal ini berlangsung berkepanjangan fenomena ini akan memicu munculnya masalah fisik yang sebenarnya bermula dari pikiran, atau dalam dunia kesehatan biasa disebut psikosomatis.Pada terapi pikiran tubuh ini individu berfokus pada penjajaran atau penciptaan keseimbangan proses mental untuk menimbulkan penyembuhan.Fokus terapi pikiran tubuh adalah menciptakan keseimbangan pikiran, emosi, atau pernafasan sebab individu merupakan satu kesatuan yang utuh hal ini dapat membantu memulihkan kedamaian dan keseimbangan tubuh.
Perawat berperan untuk memberikan asuhan keperawatan yang bersifat komprehensif pada klien. Oleh karena itu perhatian perawat tidak hanya berfokus pada perubahan-perubahan fisik yang ada pada klien, namun juga berfokus kepada aspek etik dan psikososial klien. Intervensi keperawatan yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dianggap dapat mempertahankan imunitas dan dapat memperlambat proses penyakit. Dengan melakukan salah satu dari terapi mind body spirit therapies yang sesui akan menyebabkan kestabilan pada hormone tubuh sehingga kecemasan, stress dan sakit yang lainnya dapat berkurang/ dihindari.
⦁ Saran
Pembuatan makalah selanjutnya mengenai terapi mind body spirit therapies diharapkan agar lebih melengkapi konsep mengenai terapi ini serta memaparkan lebih banyak dan detail mengenai manfaat dan cara dalam melakukan terapi, serta untuk pembuatan makalah selanjutnnya agar lebih memperbanyak mencari referensi terbaru, karena kendala utama dalam pembuatan makalah ini adalah keterbatasan referensi yang tidak memadai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar