Halaman

Cari Blog Ini

Jumat, 06 Desember 2013

text narative beserta soal dan jawaban


Prince William
Once upon a time there was a little boy named Prince William. Prince William was bored so he decided to take a walk through the Magical Forrest. The Magical Forrest was a special place where all the trees and leaves talked. Prince William had enjoyed many afternoons laughing and talking with the leaves. Today was no different; as soon as he entered the Forrest he was sucked into a joke.
"Knock, knock!"
"Who's there?"
"Leaf!"
"Leaf who?"
"Leaf me alone I'm treeing to sleep!"

Prince William joined in with the laughing leaves but off in the distance he heard a whisper. He left the pile of laughing leaves and followed the whisper through the woods. He ran into a tree that had something important to say. The tree was old and hard to understand but the old tree told Prince William that King Daddy was missing.
Prince William was so worried about King Daddy that he immediately left the old tree and forgot all about the laughing leaves. He started looking everywhere he could think for King Daddy but had no luck. Soon enough Prince William had run into another little boy, it was Prince Riley. The two princes' were brothers so Prince William told Prince Riley all about how Kind Daddy was missing. Just like Prince William, Prince Riley was just as concerned and he left the tree he was climbing to help.
The two prince's looked everywhere for king Daddy. They looked high; all the way up in the trees’ branches. They looked low, way low in the grass and dirt. They looked in things like holes and the water in the pond. They looked everywhere they could think and they were getting exhausted. Prince William had come up with a brilliant plan to go back and ask the old tree if he had any other information.
The two Princes wasted no time and raced off to find the old tree. Dodging branches and jumping rocks they managed to find the old tree in no time at all. Out of breath, both Prince William and Prince Riley tried to explain to the tree that they needed help. While the tree was old he was very wise and knew what the boys wanted. The tree waved his branches starting a breeze to cool the two prince's down. Once the two were calm the old tree started to tell the story of how he knew King Daddy was missing.
"Early this morning I saw King Daddy walking through the leaf piles talking with all the leaves. I heard one of the leaves give King Daddy a riddle about the magical cabin at the end of the Forrest. The Magical cabin is full of silly tying rope."
So as the old tree finished his story the boys calmly thanked the old tree and raced to the end of the Forrest. Just like the old tree said they found the magical cabin. Inside the magical cabin they found King Daddy tied up with rope on the floor. The Two princes' did not hesitate; they pulled out their swords, cut the ropes, and saved the day!

1. Where did the story take place?
Answer key: the story took place in the Magical Forrest
2. According to text, how different was the Magical Forest from other forests?
Answer key: The Magical Forrest was a special place where all the trees and leaves talked.
3. How did the Prince William know that the King Daddy was missing?
Answer key: the Prince knew about that when the old tree told him.
4. How did the Prince Riley feel when he knew that the King Daddy was missing?
Answer key: he was told by Prince William.
5. What was the bright plan Prince William got before finding King Daddy?
Answer key: Prince William’s idea was to find information more about the accident.

Jumat, 08 November 2013

Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan


Beragam mithos tentang gerhana di berbagai tempat di muka bumi menarik untuk disimak sebagai pelestarian kekayaan khasanah budaya manusia di masa lalu. Raksasa Betara Kala atau Rahu menelan matahari karena dendamnya pada Sang Surya (matahari), menyebabkan terjadinya gerhana. Di belahan bumi lain muncul pula cerita tentang Naga Langit yang menelan matahari atau bulan saat gerhana berlangsung. Tidak kalah menariknya beragam aktivitas makhluk hidup dilakukan mulai dari perilaku yang "kurang wajar" oleh sekelompok orang di pedesaan seperti memukul-mukul kentongan, bersembunyi di rumahnya dengan menutup rapat-rapat semua pintu dan jendela rumah, menutup sumur dan tempayan, menyelam di sungai, memukul-mukul pohon kelapa, perempuan hamil bersembuni di bawah tempat tidur dsb, sebagai cerminan rasa ketakutan psikologis akibat kepercayaan terhadap pengaruh mithos gerhana, maupun perilaku binatang malam yang keluar dari sarangnya di siang hari, sampai penelitian ilmiah modern pun dilakukan oleh manusia.
Dalam kamus Ilmu Pengetahuan Alam, sebenarnya gerhana merupakan gejala alam biasa yang berulang akibat perulangan gerak bulan dan bumi mengedari matahari. Gerhana merupakan gejala saling menutupi antar benda langit. Bulan bergerak di antara kedua belahan langit, utara dan selatan di sepanjang daerah zodiak. Pada suatu waktu bulan lewat di depan matahari dan menghalanginya sehingga terjadi gerhana matahari yang dapat terjadi pada saat fase bulan mati atau posisi konjungsi. Gerhana matahari dapat berupa gerhana matahari total, gerhana matahari cincin (anular) atau gerhana matahari sebagian.
Pada saat lain, yaitu ketika bulan sedang beroposisi terhadap matahari atau penampakan fase purnama, bulan dapat melewati bayangan bumi, sehingga terjadi gerhana bulan. Gerhana ini dapat berupa gerhana bulan total, gehana bulan sebagian atau gerhana penumbra (samar).

Bulan dan bumi membentuk kerucut bayangan akibat disinari oleh matahari. Pada bayangan itu terdapat daerah gelap (umbra) dan bagian samar (penumbra). Ketika terjadi gerhana matahari, bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi dan bergerak sepanjang daerah tertentu yang disebut daerah lintasan gerhana. Daerah ini terdiri atas daerah gerhana total dan daerah gerhana sebagian. Daerah gerhana matahari total dilalui oleh bayangan umbra bulan dan daerah gerhana matahari sebagian hanya dilalui oleh bayangan penumbranya. Tempat yang mengalami gerhana berbeda dari satu kejadian ke kejadian berikutnya, akibat dari sistem peredaran bumi terhadap matahari dan peredaran bulan sebagai satelit bumi.

Gerhana matahari total merupakan peristiwa yang mempunyai arti lebih penting dibandingkan dengan gerhana matahari lainnya maupun gerhana bulan, oleh karena kita dapat menyelidiki sifat-sifat matahari dan juga gejala-gejala terestrial.

Aspek-aspek yang dapat dipelajari pada saat gerhana matahari total, antara lain penampakan korona matahari, prominensa dan lapisan khromosfer. Terjadinya gerhana disertai pula oleh peristiwa pasang laut maksimum antara letak matahari, bulan dan bumi yang segaris. Fenomena lainnya pada saat terjadi gerhana matahari total yang menarik untuk diteliti: perubahan cuaca secara mendadak, perilaku makhluk hidup yang ada di bumi termasuk kegiatan manusianya sendiri, semua itu merupakan kegiatan penelitian fisika, biologi ataupun sosial. Durasi gerhana matahari total relatif singkat, yang terlama hanya sekitar 7 menit.

Gerhana matahari cincin terjadi apabila puncak kerucut bayangan umbra bulan tidak mencapai permukaan bumi. Hal itu bisa terjadi karena jarak bumi-bulan berubah-ubah, sesuai dengan lintasan peredaran bulan yang berbentuk ellips. Pada saat gerhana matahari cincin ini bulatan bulan tampak lebih kecil dari ukuran piringan matahari.

Gerhana bulan juga menarik untuk diamati dan dipelajari, misalnya untuk menguji ketepatan perhitungan ephemeris (koordinat benda langit). Pada saat itu posisi bulan, bumi dam matahari tepat satu garis. Jika bulan bergerak di dalam daerah bayangan penumba bumi, tanda-tanda gerhana tak tampak, oleh karena itu yang bisa kita amati ialah pada saat bulan memasuki daerah bayangan umbra bumi. Gerhana bulan terlihat oleh hampir setengah muka bumi, bisa berlangsung sampai lebih dari 3 jam.

Fase bulan berulang rata-rata dalam 29,5 hari yang disebut satu bulan sinodis. Tidak setiap bulan mati terjadi gerhana matahari, begitu pula tidak setiap bulan purnama terjadi gerhana bulan. Hal ini disebabkan oleh orbit bulan membentuk bidang miring sebesar 5 derajat terhadap bidang ekliptika. Perpotongan dua bidang tersebut membentuk garis nodal yang berputar ke arah barat dalam periode 18,6 tahun, yang disebut periode nutasi bulan. Kedudukan matahari dekat sebuah titik nodal disebut musim gerhana, yang berulang pada setiap 173,3 hari. Perpaduan periode putaran garis nodal dan periode fase bulan menyebabkan gerhana serupa akan berulang setiap 18 tahun 11,3 hari, yang disebut periode saros. Setiap perulangan periode saros, wilayah lintasan gerhana di bumi akan bergeser pada tempatnya, akibat harga periode saros tidak bulat. Jika musim gerhana pertama jatuh pada bulan januari, gerhana matahari dapat terjadi sebanyak 5 kali dalam satu tahun. Jumlah maksimum seluruh jenis gerhana baik gerhana matahari dan gerhana bulan dalam satu tahun dapat terjadi sampai 7 kali.

Saat-saat terjadinya gerhana matahari maupun gerhana bulan dapat diperhitungkan jauh-jauh sebelumnya, karena sistem pergerakan bumi mengitari matahari dan bulan mengelilingi bumi telah diketahui dengan sangat teliti.

GERHANA MATAHARI TOTAL TAHUN 1983


Peristiwa gerhana matahari kemarin, Senin, 26 Januari 2009, mengingatkan aku pada gerhana matahari total yang terjadi pada tahun 1983 dulu. Gerhana matahari kemarin terasa spesial karena tepat jatuh pada hari raya Tahun Baru Imlek. Kami yang tinggal di BSD City dan Lippo Karawaci kurang beruntung karena tidak dapat menyaksikan langsung peristiwa gerhana matahari tersebut, dikarenakan langit di atas kedua kota itu kelabu dari siang sampai malam, disertai hujan dan angin.

Pengaruh atau perubahannya tidak kami rasakan sama sekali. Selain langit yang mendung, gerhana yang terjadi pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB itu adalah jenis gerhana matahari anular (annular solar eclipse), artinya ukuran bulan tidak cukup besar untuk menutupi seluruh permukaan matahari. Kita sering menyebutnya gerhana matahari
cincin. Beruntung banget bagi kamu yang bisa menyaksikannya.

Berbeda dengan gerhana matahari total (total solar eclipse), seperti yang terjadi pada tahun 1983, dimana bulan menutupi seluruh permukaan matahari secara sempurna, hingga menyebabkan siang hari bolong pada waktu itu tiba-tiba berubah menjadi petang. Di beberapa daerah yang tepat dilalui gerhana matahari total, seperti Borobudur dan Tanjung Kodok, langit berubah menjadi gelap bagaikan malam. Waktu itu tanggal 11 Juni 1983, aku menyaksikannya di Jalan Pangeran Antasari (Radio), Balikpapan.

Hewan-hewan ternyata peka terhadap fenomena alam tersebut, mereka nampak gelisah. Aku melihat beberapa ekor anjing yang ada di sekitar itu berjalan mondar-mandir sambil melolong dan burung-burung beterbangan kebingungan sambil menciap-ciap. Mungkin yang mengherankan justru manusia. Di abad modern ini masih ada masyarakat di beberapa daerah yang percaya dengan mitos raksasa jahat yang menelan matahari; mereka beramai-ramai memukul kentongan, kaleng-kaleng, dan bunyi-bunyian lain untuk menakut-nakuti si raksasa jahat hingga ia mau memuntahkan kembali matahari yang tadi ditelannya itu.

Juga ada semacam ketakutan yang berkembang dalam masyarakat kita dulu, bahwa berbahaya sekali bila keluar rumah saat terjadinya gerhana matahari. Tetapi dengan berkembangnya ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan di era informasi ini, hal itu diharapkan sudah tidak ada lagi. Lihatlah para astronom maupun peminat astronomi dari seluruh penjuru dunia yang berbondong-bondong datang ke Indonesia hanya untuk menyaksikan peristiwa langka ini, yang mungkin terjadi sekali seumur hidup mereka.

Apa tahun 1983 kamu sudah lahir? Kalau belum, berarti kamu belum pernah mengalami gerhana matahari total dalam hidupmu. Atau kamu masih kecil, jadi belum mengerti apa-apa waktu itu? Tapi jangan kecewa dulu, kamu bisa kok mengalaminya dan menyaksikannya nanti. Tak lama lagi, tepatnya pada hari Rabu, tanggal 9 Maret 2016. Beruntung bagi kamu yang tinggal di Samarinda, Balikpapan, dan Tanah Grogot, karena gerhana matahari total tepat melewati kotamu. Juga beberapa daerah lainnya seperti Sumatera Selatan, sebagian Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur bagian selatan, Kalimantan Selatan bagian utara, dan sebagian Sulawesi Utara. Jadi bersiap-siaplah menunggu kedatangan gerhana matahari total di kotamu pada tahun 2016 nanti.

Meatballs


 
 ingredients
  • 1 kilo of very fine minced meat (preferably beef)
  • 2 eggs
  • 300 grams of tapioca-flour
  • 4-8 cloves of garlic
  • 1 red onion
  • 1 teaspoon of white pepper
  • 2 teaspoons of salt
The steps to make meatballs
These steps are instruction on how to make meatballs, just meatball, the soup is made
separately.
1 First of all,mix garlic, red onion, salt, and white pepper in a mortar or mixer.
2 Second step, mix the spice-mixture with the eggs, the tapioca-flour and the minced meat.
3 After that, use your fingers, add a cup of water, and keep on working until the mixture feels 4 soft and smooth.
5 Then, boil some water in a rather large pot, at least about 2 liters.
6 Next step, start rolling the mixture into small meatballs.
7 Finally, lower the meatballs into the boiling water. When they float up to the surface the meatball are ready to serve.











1.                   Prosedur Pembuatan Bakso
Apa yang Anda butuhkan untuk bahan

     1 kilo daging cincang sangat halus (sebaiknya sapi)
     2 butir telur
     300 gram tepung tapioka-
     4-8 siung bawang putih
     1 bawang merah
     1 sendok teh lada putih
     2 sendok teh garam

Langkah-langkah untuk membuat bakso
Langkah-langkah ini instruksi tentang cara membuat bakso, hanya bakso, sup dibuat secara terpisah.
1 Pertama-tama, campuran bawang putih, bawang merah, garam, dan merica putih dalam mortar atau mixer.
2 Langkah kedua, campuran rempah-rempah-campuran dengan telur, tepung tapioka-dan daging cincang.
3 Setelah itu, gunakan jari-jari Anda, tambahkan secangkir air, dan terus bekerja sampai campuran terasa lembut dan halus.
4 Kemudian, didihkan air dalam panci agak besar, setidaknya sekitar 2 liter.
5 Langkah selanjutnya, mulai bergulir campuran ke bakso kecil.
6 Akhirnya, menurunkan bakso ke dalam air mendidih. Ketika mereka mengambang ke permukaan   bakso siap untuk melayani.

Sanksi Pelanggaran HAM pada Peradilan Internasional


Esensi pelanggaran HAM bukan semata-mata pelanggaran terhadap undang-undang yang berlaku melainkan degradasi terhadap kemanusiaan dengan cara merendahkan martabat dan derajat manusia. Oleh karena itu, pelanggaran HAM tidak selalu identik dengan pelanggaran hukum walaupun terdapat unsur perencanaan, dilakukan secara sistematik dan tujuan tertentu dan bersifat kolektif baik berdasarkan agama, etnik, atau ras tertentu.
Dewasa ini pelanggaran HAM tidak sebatas yuridiks nasional melainkan sudah menjadi yuridiksi internasional. Menghadapi pelanggaran HAM yang terjadi di setiap negara di dunia diperlukan sanksi internasional yang mengacu kepada ketentuan dalam Statu Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court) atau SMPI atau Statua Rokma (SR, 1998) atau dapat juga mengacu kepada praktek-praktek penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat seperti di Ruwanda (1994)
Jika dianalisis secara seksama jiwa SMPI/SR terletak pada mukadimahnya yang antara lain berbunyi bahwa “ Yuridiksi Mahkamah Pidana Internasional (MPI) bersifat komplementer terhadap yuridiksi pengadilan nasional”. Hal ini berarti jika suatu negara terjadi kasus pelanggaran HAM berat (kejahatan genosia, kejahatan kemanusiaan, kejahatan perang, dan agresi) yuridiksi MPI tidak otomatis berlaku di negara tersebut.
Namun ada ketentuan lain dalam SMPI/SR yang menyatakan bahwa yuridiksi MPI dapat memasuki wilayah suatu negara jika negara tersebut tidak berkeinginan atau tidak mampu melaksanakan tugas penyelidikan atau penuntutan dalam tiga hal sebagai berikut.
a.      Proses peradilan atau putusan pengadilan yang dijatuhkan ditunjukan untuk melindungi seseorang dari pertanggung jawaban pidana sebagaimana ditentukan dalam SMPI/SR
b.      Proses persidangan ditunga-tunda tanpa alasan yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan sehingga tidak konsisten untuk mengadili seseorang kehadapan sidang pengadilan
c.      Persidangan dilaksanakan tidak secara independen atau bersifat memihak sehingga tidak konsisten dengan tujuan pemberian sanksi melalui sidang pengadilan.