Jika hutan
itu terbuka dalam hamparan yang luas seperti pasca eksploitasi HPH,
penebangan hutan, dengan kerapatan dibawah 50 persen maka akan mudah
terbakar. Akibatnya dedaunan busuk dengan humus yang tebal, ranting dan dahan
yang kering lekang sehingga dengan pemantik kecil saja kawasan ini segera
terbakar. Keadaan hutan yang sudah longgar, pohon-pohon besar dan kecil
ditebang dan tidak ada regenerasi berdampak pada perairan terutama anak-anak
sungai akan banjir besar dan menerima debit air yang melebihi kapasitas normal.
Sungai yang dahulunya tidak bisa meluap dan begitu bersahabat sekarang
sebaliknya, seperti banjir di Sepauk, Kabupaten Sintang tahun 2010. Sedangkan
di musim kemarau persediaan air sangat kurang.
Fakta di
atas menunjukkan bahwa kawasan hutan bukit dan pegunungan di Kalimantan sudah
kurang fungsinya sebagai penahan air agar secara perlahan-lahan mengalir ke
muara sungai. Yang kita khawatirkan jika musim hujan tiba dengan curah hujan
sangat tinggi yang merupakan siklus sepuluh tahunan maka air akan tertumpuk di
daerah muara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar