BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Management
Manajemen
adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain. Menurut P.
Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang telah
ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian
dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya.
Manajemen
adalah pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain. (
G.R. Terry )
Manajemen
adalah suatu proses merancang, memelihara suatu lingkungan dimana orang – orang
yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan seefisien mungkin ( H. Weihrich dan H. Koontz ).
B.
Pengertian
Managementnn ./Keperawatan
Manajemen
keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk merencanakan,
mengatur, dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan keperawatan
sebaik – baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan.
Manajemen
keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,
keluarga, dan masyarakat.
Menajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan
serta mengawasi sumber – sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien,
keluarga dan masyrakat.
C.
Fungsi-
Fungsi Management
Dalam keperawatan, manajemen
berhubungan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengaturan staf (staffing), kepemimpinan (leading), pengendalian
(controling) aktifitas-aktifitas keperawatan (Swanburg, 2000). Pada dasarnya
manajemen keperawatan adalah proses dimana seorang perawat menjalankan profesi
keperawatannya. Segala bentuk dari organisasi perawatan kesehatan memerlukan
manajemen keperawatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Berikut ini adalah pembahasan
fungsi-fungsi manajemen
secara lebih mendalam :
1.
Perencanaan
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan dimasa yang akandatang dan penentuan strategi dan
tak tik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan tertentu.
Secara
ringkas fungsi manajemendalam perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Gambaran
apa yang akan dicapai
b. Persiapan
pencapaian tujuan
c. Rumusan
suatu persoalan untuk dicapai
d. Persiapan
tindakan – tindakan
e. Rumusan
tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
f. Tiap
– tiap organisasi perlu perencanaan
2.
Pengorganisasian
Merupakan
pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya,
macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
Proses
yang menyangkut bagaimana strategi dan tak tik yang telah dirumuskan dalam perencanaan
didisain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, system dan
lingkungan organisasi yang kondusif, dan bias memastikan bahwa semua pihak
dalam organisasi bias bekerja secara efektif dan efisien.
DIAGRAM
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA RUANGAN
WAKIL KEPALA RUANGAN
KETUA TIM 1 KETUA TIM 2 KETUA TIM 3
PERAWAT PELAKSANA 1 PERAWAT PELAKSANA 1 PERAWAT PELAKSANA 1
PERAWAT PELAKSANA 2 PERAWAT PELAKSANA 2 PERAWAT PELAKSANA 2
PERAWAT PELAKSANA 3 PERAWAT PELAKSANA 3 PERAWAT PELAKSANA 3
3.
Pelaksanaan
Mengimplementasikan
proses kepemimpinan, pembimbigan dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja
agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaina tujuan.
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.Menjelaskan kebijakan
yang ditetapkan. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang
tinggi.
4.
Pengawasan, Penggerak dan Pengendalian
-
Pengawasan
a.
Prinsip
Pengawasan
·
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan
harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu
dan tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan oleh staf.
·
Fungsi pengawasan harus dipahami
pimpinan sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
·
Standar unjuk kerja harus dijelaskan
kepada seluruh staf karena kinerja staf akan terus dinilai oleh pimpinan
sebagai pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka yang dianggap mampu
bekerja.
b.
Manfaat
Pengawasan
Bila
fungsi pengawasan dilaksanakan dengan tepat, organisasiakan memperoleh manfaat
berupa
·
Dapat mengetahui sejauh mana program
sudah dilaukan oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja,
apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi
wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.
·
Dapat mengetahui adanya penyimpangan
pada pemahaman staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
·
Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber
daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
·
Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya
penyimpangan
·
Dapat mengetahui staf yang perlu
diberikan penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan.
c.
Proses
Pengawasan
Terdapat
tiga langkah penting dalam proses pengawasana manajerial yaitu:
·
Mengukur hasil/prestasi yang telah
dicapaioleh staf atau organisasi
·
Membandingkan hasil yang telah dicapai
dengan tolok ukur.
·
Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi sesuai dengan faktor-faktor penyebabnya, dan menggunakan, dan
menggunakan faktor tersebut untuk menetapkan langkah-langkah intervensi.
d.
Objek
Pengawasan\
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan
manajerial, ada lima jenis obyek yang perlu dijadikan sasaran pengawasan,
yaitu:
1.
Obyek yang menyangkut kuantitas dan
kualitas barang atau jasa. Pengawasan ini bersifat fisik.
2.
Keuangan
3.
Pelaksanaan program dilapangan
4.
Obyek yang bersifat strategis
5.
Pelaksanaan kerja sama dengan sektor
lain yang terkait.
e. Jenis-jenis Pengawasan
1.
Pengawasan fungsiomal (struktural).
Fungsi pengawasan ini melekat pada seseorang yang menjabat sebagai pimpinan
lembaga.
2.
Pengawasan publik. Pengawasan ini
dilakukan oleh masyarakat.
3.
Pengawasan non fungsional. Pengawasan
ini biasanya dilakukan oleh badan-badan yag diberikan wewenang untuk melakukan
pengawasan seperti DPR, BPK, KPK, dan lain-lain.
-
Penggerakan
Menggerakkan orang – orang agar mau / suka
bekerja.Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus
dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.
-
Pengendalian
a.
Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah pemeriksaan
untuk melihat apakah segala sesuatunya terjadi sesuai rencana yang telah
disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang telah
ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar
dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi (Fayol dalam Swansburg, 2000).
Pengontrolan dilakukan sesuai fakta yang ada. Bila isu
muncul sebaiknya satu sama lain bertemu dan menenangkan mereka melalui kontak
langsung. Untuk merangsang kerja sama, perlu peran serta sejak semula. Proses
pengontrolan dapat digambarkan dengan salah satunya membuat standar bagi semua
dasar-dasar manajemen dalam istilah-istilah yang diterima serta hasil yang
dapat diukur yang ukuran ini harus dapat mengukur pencapaian dan tujuan yang
ditentukan.
Kontrol termasuk koordinasi sejumlah kegiatan,
pembuatan keputusan yang berhubungan dengan perencanaan dan kegiatan
organisasi, serta informasi dari pengarahan dan pengevaluasian setiap kinerja
petugas. Kron dan Gray dalam Swansburg (2000) menunjukkan bahwa kontrol
menggunakan pengevaluasian dan keteraturan. Karakteristik suatu sistem kontrol
yang baik adalah harus menunjukkan sifat dari aktivitas, melaporkan
kesalahan-kesalahan dengan segera, memandang ke depan, menunjukkan penerimaan
pada titik-titik kritis, objektif, fleksibel, menunjukkan pola organisasi,
ekonomis, dapat dimengerti, dan menunjukkan tindakan perbaikan.
Manajer perawat akan merealisasikan cara terbaik dalam
menjamin kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan di ruangan-ruangan untuk
menegakkan filosofi, standar pelayanan, dan tujuan-tujuan.
5 .Evaluaasi
Merupakan
proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya
dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan,
sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik
administrasi dan manajemen.
Evaluasi
adalah kegiatan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan pelaksanaannya sudah
berhasil sudah berhasil dicapai.
a.
Tujuan
Evaluasi
Evaluasi
mempunyai beberapa tujuan diantara lain:
1.Menentukan
kemampuan pasien dalam mencapai tujuan hal-hal yang telah ditentukan.
2.Menilai
aktivitas rencana keperawatan/strategi asuhan keperawatan.
3.Mengakhiri
rencana tindakan keperawatan.
4.Memodifikasi
rencana tindakan keperawatan.
5.Merumuskan
rencana tindakan keperawatan.
b.
Komponen
Evaluasi
Komponen
evaluasi dapat dibagi menjadi lima komponen yaitu:
1.Menentukan
kritera, standar dan pertanyaan evaluasi.
2.Mengumpulakan
data mengenai keadaan klien terbaru.
3.Menganalisa
dan membandingkn data terhadap kriteria dan standar.
4.Merangkum
hasil dan membuat kesimpulan.
5.Melaksanakan
tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
c.
Hal-hal
yang Dievaluasi
1. Ada
beberapa hal yang harus dievalusi antara lain :
2. Apakah
asuhankeperawatan tersebut evektif ?
3. Apakah
tujuan keperawatan dapat dicapai pada tingkat tertentu ?
4. Apakah
perubahan pasien yang diharapkan ?
5. Strategi
keperawatan manakah yang evektif ?
d.
Tingkat
Evaluasi
Ada
beberapa tingkatan dalam hal mengevaluasi yaitu :
1. Pra
Evaluasi, ada hubungan dengan pengarahan suatu perawatan. Misalnya, perlu ada
manajemen yang baik agar perawatan/program dapat dimanfaatkan sesuai dengan
rencana.
2. Evaluasi
Antara, adalah evaluasi pada pertengahan implementasi, yaitu evaluasi ketika
program atau perawatan sedang mengatasi masalah. Hasil ini dapat dipakai untuk
memodifikasi perencanaan atau strategi program/perawtan. Misal, merubah sifat
input, memodifikasi model intervensi dan menggeser penekanan atau kelompok
target.
3. Evaluasi
Akhir, adalah evaluasi ketika pembiayaan perawatan tersebut berakhir. Evaluasi
ini memberikan persepsi manfaat program dan dampak terhadap kegiatan.
Rekomendasi ini adalah untuk memperbaiki perencanaan selanjutnya dan memiliki
hubungan dengan kebijakan.
e.
Kriteria
Evaluasi
1. Efektifitas:
yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang diinginkan telah optimal.
2. Efisiensi:
menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai
dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara efektif.
3. Responsivitas:
yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan/keinginan,
preferensi, atau nilai kelompok tertentu terhadap pemanfaatan suatu sumber
daya.
f.
Langkah-langkah
Evaluasi
1.
Mengumpulkan data perkembangan pasien.
2.
Menafsirkan (meng interpretasikan)
perkembangan pasien.
3.
Membandingkan dengan keadaan sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan denagn menggunakan kriteria pencapain tujuan yang
telah ditetapkan.
4.
Mengukur dan membandingkan perkenbangan
pasien denagn standar normal yang berlaku.
g. Proses Evaluasi
1. Mengukur
tujuan pencapaian klien.
Perawat menggunakan keterampilan
pengkajian untuk mendapatkan data yang akan digunakan dalam evaluasi. Faktor yang
dievalusi mengenai status kesehatan klien, yang terdiri dari beberapa komponen
meliputi : kognitif, affektif, psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala
yang spesifik.
a. Kognitif
(pengetahuan).
Lingkup evaluasi pada kognitif meliputi pengetahuan
klien terhadap penyakitnya, mengontrol gejala-gejalanya, pengobatan, diet,
aktivitas, persendian, alat-alat, resiko komplikasi, gejala yang harus
dilaporkan, pencegahan, pengukuran, dan lain-lain.Evaluasi kognitif dapat
diperoleh melalui interview atau tes tulis.
1) Dalam
proses interview perawat menggunakan beberapa strategi untuk mengetahui tingkat
pengetahuan klien strategi tesebut mencakup:
a) Recal
knowledge : menanyakan kepada klien untuk mengetahui beberapa fakta.
b) Komperehensif
: menanyakan kepada klien untukmenanyakan informasi yang spesifik dengan
kata-kata anda sendiri.
c) Aplikasi
fakta : mengajak klien pada situasi hipotesa dan tanyakan tindakan yang tepat
terhadap apayang ditanyakan.
2) Kertas
dan pensil perawat biasanya menggunakan kertas dan pensil untuk mengevalusi
pengetahuan klien terhadap hal-hal yang telah di ajarkan.
b. Affektif
(status emosional).
Affektif
klien cenderung ke-penilaian yang subjektif dan sangat sukar di evaluasi. Hasil
penilaian emosi ditulis dalam bentuk prilaku yang akan memberikan suatu
indikasi terhadap status emosi klien.
c. Psikomotor
.
Psikomotor
biasanya lebih mudah untuk dievaluasi dibandingkan yang lainnya jika prilaku
yang dapat di observasi sudah di identifikasi pada tujuan (kriteria hasil)
d. Perubahan
fungsi tubuh dan gejala yang spesifik.
Evalusi
pada komponen ini mencakup beberapa aspek status kesehatan klien yang bisa
diobsevasi.
2. Membandingkan
data yang terkumpul dengan tujuan dan pencapaian tujuan.
Setelah data terkumpul tentang setatus
keadaan klien, maka perawat membandingkan data dengan out comes. Tahap
berikutnya adalah membuat keputusan tentang pencapain klien terhadap outcomes.
Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini yaitu :
·
Klien telah mencapai hasil yang
ditentukan dalam tujuan.
·
Klien masih dalam proses mencapai hasil
yang ditentukan.
·
Klien tidak dapat mecapai hasil yang
telah ditentukan.
Penafsiran Hasil Evaluasi
Ada
tiga alternatif dalam menafsirkan hasil evaluasi yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan
tercapai.
2. Tujuan
sebagian tercapai.
3. Tujuan
sama sekali tidak tercapai.
Penilaian
tentang perkebangan/kemajuan pasien dibuat melalui observasi, interaksi
pemeriksaan oleh tenaga keperawatan, pasien/keluarga dan anggota kesehatan
lain.
Apabila
tujuan tidak tercapai sesuai denagn tujuan, tenaga keperawatan mengkaji ulang/memperbaiki
rencana keperawatan.Evaluasi kemajuan pasien dapat juga menunjukan masalah
sarana yang yang perlu di kaji dapat pula dikaji dan direncanakan kembali.
6.
Dokumentasi
Menurut
Asmadi (2008) dokumentasi merupakan
peryataan tentang kejadian atau aktifitas yang otentik dengan membuat ctatan
tertulis . dokumentasi keperawatan beisi hasil aktifitas keperawatan yang
dilakukan perawat terhadak klien, mulai dari pengkajian .sampai dengan evaluasi
Pengertian
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dokumentasi keperawatan adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan yang dilakukan perawat terhadap pelayanan keperawatan
yang telah diberikan kepada klien, berguna untuk klien, perawat dan tim
kesehatan lain sebagai tanggung jawab perawat dan sebagai bukti dalam persoalan
hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar