1
Perubahan Anatomik Fislologik Sistem Pernafasan Pada Usia Laniut
Pada orang orang sehat, peruhahan anatomik
fisiologik tersebut merupakanbagian dari proses menua,
Usia Ianjut bukanlah merupakan penyakit, tetapi merupakan tahap lanjut dari suatu
kehidupan yang ditandai dengan menurunnya
kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stres
atau pengaruh lingkungan. Proses menua melandasi berbagai kondisi yang terjadi pada usia lanjut (Kumar et al, 1992. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan
H.Hadi Martono. 1999)
Untuk dapat mengatakan bahwa suatu kemunduran fungsi tubuh adalah disebabkan oleh proses menua dan bukan
disebabkan oleh peayakit yang menyertai proses
menua, ada 4 kriteria yang harus dipenuhi
(Widjayakusumah, 1992. RDidalam
buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999) :
1. Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh tadi harus bersifat universal, artinya umum terjadi pada setiap orang.
2. Proses menua disebabkan oleh faktor intrinsik,
yang berarti perubahan fungsi sel dan
jaringan disebabkan oleh penyimpangan yang terjadi di dalam sel dan bukan oleh faktor luar.
3. Proses menua terjadi secant progresif, berkelanjutan,
berangsur Iambat dan tidak dapat
berbalik lagi.
4. Proses menua bersifat proses
kemunduran/kerusakan (injury).
1. Peruhahan anatomik sistem pernafasan
Pada usia lanjut terjadi perubahan-perubahan anatomik yang mengenai hampir seluruh susunan anatomik tubuh, dan
perubahan fungsi tel, jaringan atau organ yang bersangkutan.
Yang mengalami perubahan adalah
a. Dinding dada : tulang-tulang mengalami osteoporosis,
tulangtulang rawan mengalami
osifikasi, terjadi perubahan bentuk dan ukuran dada. Sudut epigastrik relatif mengecil dan volume rongga dada
mengecil.
b. Otot-otot pernafasan : mengalami kelemahan akibat
atrofi.
c. Saluran nafas : akibat kelemahan otot,
berkurangnya jaringan elastis
bronkus dan alveoli menyebabkan lumen bronkus mengecil. Cincin-cincin
tulang rawan bronkus mengalami perkapuran (Widjayakusumah, 1992; Bahar, 1990. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)
d. Struktur jaringan parenkim paru : bronkiolus,
duktus alveolaris dan alveolus
membesar secara progresip, terjadi emfisema senilis (Bahar, 1992). Struktur kolagen dan elastin
dinding saluran nafas perifer
kualitasnya mengurang sehingga menyebabkan elastisitas jaringan parenkim pam mengurang. Penurunan
elastisitas jaringan parenkim
paru pada usia lanjut dapat karena menurunnya tegangan perrnukaan akibat pengurangan daerah permukaan
alveolus (Taylor et al, 1989;
Levinzky, 1995; Bahar, 1990 Didalam
buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)
2. Perubahan-perubahan fisiologik sistem pernafasan
Perubahan fisiologik (fungsi) pada sistem pernafasan yang terjadi antara lain :
a. Gerak pernafasan: adanya perubahan hentuk, ukuran dada, maupun volume rongga dada akan merubah mekanika
pernafasan, amplitudo pernafasan menjadi
dangkal, timbul keluhan sesak nafas. Kelemahan otot pernafasan menimbulkan penurunan kekuatan gerak nafas, lebih-Iebih apabila terdapat
deformitas rangka dada akibat penuaan
(Bahar, 1990. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)
b. Distribusi gas. Perubahan struktur anatomik saluran nafas akan menimbulkan penumpukan Warn dalam alveolus (air trapping) ataupun gangguan pendistribusian udara nafas dalam cabang-cabang
bronkus.
c. Volume dan kapasitas paru menurun. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor: (1) kelemahan otot nafas, (2)
elastisitas jaringan parenkim
parts menurun, (3) resintensi saluran nafas (menurun sedikit). Secara umum
dikatakan bahwa pada usia lanjut terjadi pengurangan ventilasi paru (Bahar. 1190; Widjajakusumah, 1992. Didalam
buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)
d. Gangguan transport gas.
Pada usia lanjut terjadi penurunan Pa02 secara bertahap, yangpenyebabnya terutama disebabkan (deli adanya
ketidakseimhangan ventilasi-perfusi
(Mangunegoro, 1992). Selain itu diketahui bahwa pengambilan 02 oleh
darah dari alveoli (difusi) dan transport 02 ke jaringan-jaringan berkurang, terutama terjadi pada
saat melakukan olah raga. Penurunan pengambilan 02maksimal
disebabkan antara lain karena : (1) berbagai perubahan
pada jaringan paru yang menghambat
difusi gas, dan (2) karena berkurangnya aliran darah ke paru akibat turunnya curah jantung
(Widyakusumah, 1992. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo
dan H.Hadi Martono. 1999)
e. Gangguan perubahan ventilasi pain.
Pada usia lanjut terjadi gangguan pengaturan ventilasi paru, akibatadanya penurunan kepekaan kemoreseptor perifer, kemoreseptor sentral ataupun pusat-pusat pernafasan di medulla
oblongata dan pons terhadap rangsangan berupa penurunan Pa02,
peninggian PaCO2, perubahan
pH darah arteri dan sebagainya (Bahar, 1990. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan
H.Hadi Martono. 1999)
Sumber: Editor. 2010. Buku Ajar
Boedhi-Darmodjo Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Perubahan Anatomis dan gangguan sistem
pulmonal
perubahan |
Hasil |
perubahan |
Kalsifikasi kartilago kosta |
Peningkatan diameter
anteroposterior Peningkatan
pernapasan abdomen dan diafragma Peningkatan kerja
pernafasan |
Penurunan PO2 |
Atrofi otot pernafasan |
Peningkatan resiko
untuk terjadinya kelelahan otot inspirasi |
Penurunan kecepatan
aliran ekspirasi maksimal |
Penurunan dalm rekoil elastis |
Peningkatan volume
penutupan Peningkatan udara
yang terjebak Ketidakcocokan
ventilasi-perfusi |
Peningkatan volume
residu Menurunnya kekuatan
kapasitas vital Menurunnya kapasitas
vital |
Pembesaran duktus alveolar |
Menurunnya area
permukaan alveolar |
|
Peningkatan ukuran dan kekakuan trakea
dan jalan napas pusat |
Menurunnya kapasitas
difusi Peningkatan ruang
mati |
PERUBAHAN NORMAL PADA SISTEM PULMONAL
AKIBAT PENUAAN
Perubahan normal yang berhubungan
dengan penuaan |
Implikasi klinis |
Paru-paru kecil dan kendur Hilangnya rekoil elastis Pembesaran alveoli Penurunan kapasitas vital Penurunan PaO2 residu Pengerasan bronkus
dengan peningkatan resistensi Kalsifikasi
kartilago kosta, kekakuan tulang iga pada kondisi pengembangan Hilangnya tonus otot
toraks, kelemahan kenaikan dasar paru Kelenjar mukus
kurang produktif Penurunan
sensitivitas sfingter esofagus Penurunan
sensitivitas kemoreseptor |
Penurunan daerah
permukaan untuk difusi gas Penurunan saturasi O2 dan
peningkatan volume Dispnea pada saat
aktivitas Emfisema senilis Pernafasan abdominal Hilangnya suara paru
pada bagian dasar Atelektasia Akumulasi cairan Sekresi kental,
sulit untuk dikeluarkan Hilangnya sensasi
haus Silia kurang aktif Aspirasi Tidak ada perubahan
dalam PaCO2 Kurang aktifnya
paru-paru pada gangguan asam basa |
2. Jelaskan penyebab perubahan cadangan
fisiologis dan mekanisme perlindungan pulmonal
Jawab:
PENYEBAB PERUBAHAN
CADANGAN FISIOLOGIS DAN MEKANISME PERLINDUNGAN PULMONAL
Perubahan |
hasil |
Konsekuensi |
Hilangnya silia |
Kurang efektifnya
peningkatan mukosilia |
Peningkatan resiko
gangguan respirasi |
Penurunan refleks
muntah dan batuk |
Jalan napas tidak
terlindung |
Peningkatan resiko
cidera pulmonal |
Penumpulan respon
terhadap hipoksemia dan hiperkapnia |
Penurunan saturasi
oksigen |
Penurunan cadangan
fisiologis |
Penurunan fungsi
limfosit T dan imunitas humoral |
Penurunan respons
antibodi terhadap antigen spesifik |
Peningkatan
kerentanan terhadap infeksi Berkurangnya respons
hipersensitivitas lambat (respon negatif palsu terhadap tes derivatif protein
yang dimurnikan) Penurunan efisiensi
dari vaksinasi |
Penurunan fungsi
reseptor β2 |
Penurunan respons
terhadap agonisβ2 yang dihirup |
Peningkatan kesulitan
dalam menangani asma |
Penurunan motilitas
esofagus dan gaster dan hilangnya tonus sfingter kardiak |
Peningkatan resiko
refluks ke esofagus |
Peningkatan resiko
terjadinya aspirasi |
Sumber : Stanley, Mickey. 2006. Buku
Ajar keperawatan Gerontik Ed.2. Jakarta: EGC
3. Jelaskan pedoman pengajaran untuk lansia
dengan masalah pernafasan meliputi diet, pengajaran, exercise!
Jawab:
PEDOMAN PENGAJARAN
UNTUK LANSIA DENGAN MASALAH PERNAFASAN
Tanda-tanda masalah pernafasan |
· Perubahan pada sputum · Napas yang semakin pendek · Demam · Perubahan toleransi terhadap aktivitas |
Pengobatan |
ü Gunakan sesuai petunjuk ü Hindari obat-obat yang dijual bebas
tanpa berkonsultasi dengan pemberi layanan (misalnya aspirin,yang berainteraksi
dengan koumadin, antasid dapat menghambat absorpsi dari antibiotik tertentu). ü Bila efek yang tidak diinginkan
terjadi, beri tahu pemberi layanan ü Vaksin pneumokokus |
Diet |
o Berikan makanan dengan porsi kecil dan
sering (hindari makan banyak karena hal tersebut dapat menyebabkan distensi
lambung dan kelemahan respirasi). o Berikan diet seimbang yang baik
(hindari diet tinggi karbohidrat karena hal tersebut dapat meningkatkan
kandungan CO2 dan meningkatkan ventilasi). o Pertahankan hidrasi yang adekuat,
kira-kira 1 L/hari (hindari kafein dan produk susu). |
Latihan |
Ø Latihan secara teratur sesuai
toleransi (meningkatkan cadangan pulmonal dan meningkatkan aliran darah balik
vena) Ø Kurangi aktivitas jika terjadi
keletihan Ø Hentikan aktivitas sementara dengan
periode istirahat |
Bahaya Lingkungan |
§ Hindari merokok/merokok pasif § Hindari pemicu untuk masalah respirasi § Hindari aktivitas di luar rumah ketika
kadar polusi tinggi |
Sumber : Stanley, Mickey. 2006. Buku
Ajar keperawatan Gerontik Ed.2. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar