Halaman

Cari Blog Ini

Selasa, 16 Agustus 2022

Perubahan Anatomik Fislologik Sistem Pernafasan Pada Usia Laniut

1

Perubahan Anatomik Fislologik Sistem Pernafasan Pada UsiLaniut

Pada  orang orang sehat, peruhahan anatomik fisiologik tersebut merupakanbagian dari proses menua, Usia Ianjut bukanlah merupakan penyakit, tetapi merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stres atau pengaruh lingkungan. Proses menua melandasi berbagai kondisi yang terjadi pada usia lanjut (Kumar et al, 1992. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)

Untuk dapat mengatakan bahwa suatu kemunduran fungsi tubuh adalah disebabkan oleh proses menua dan bukan disebabkan oleh peayakit yang menyertai proses menua, ada 4 kriteria yang harus dipenuhi (Widjayakusumah, 1992. RDidalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999) :

1.      Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh tadi harus bersifat universal, artinya umum terjadi pada setiap orang.

2.        Proses menua disebabkan oleh faktor intrinsik, yang berarti perubahan fungsi sel dan jaringan disebabkan oleh penyimpangan yang terjadi di dalam sel dan bukan oleh faktor luar.

3.                  Proses menua terjadi secant progresif, berkelanjutan, berangsur Iambat dan tidak dapat berbalik lagi.

4.        Proses menua bersifat proses kemunduran/kerusakan (injury).

 

 

 

1.      Peruhahan anatomik sistem pernafasan

Pada usia lanjut terjadi perubahan-perubahan anatomik yang mengenai hampir seluruh susunan anatomik tubuh, dan perubahan fungsi tel, jaringan atau organ yang bersangkutan.

Yang mengalami perubahan adalah

a.       Dinding dada : tulang-tulang mengalami osteoporosis, tulangtulang rawan mengalami osifikasi, terjadi perubahan bentuk dan ukuran dada. Sudut epigastrik relatif mengecil dan volume rongga dada mengecil.

b.      Otot-otot pernafasan : mengalami kelemahan akibat atrofi.

c.       Saluran nafas : akibat kelemahan otot, berkurangnya jaringan elastis bronkus dan alveoli menyebabkan lumen bronkus mengecil. Cincin-cincin tulang rawan bronkus mengalami perkapuran (Widjayakusumah, 1992; Bahar, 1990. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)

d.      Struktur jaringan parenkim paru : bronkiolus, duktus alveolaris dan alveolus membesar secara progresip, terjadi emfisema senilis (Bahar, 1992). Struktur kolagen dan elastin dinding saluran nafas perifer kualitasnya mengurang sehingga menyebabkan elastisitas jaringan parenkim pam mengurang. Penurunan elastisitas jaringan parenkim paru pada usia lanjut dapat karena menurunnya tegangan perrnukaan akibat pengurangan daerah permukaan alveolus (Taylor et al, 1989; Levinzky, 1995; Bahar, 1990 Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)

 

2.      Perubahan-perubahan fisiologik sistem pernafasan

Perubahan fisiologik (fungsi) pada sistem pernafasan yang terjadi antara lain :

a.       Gerak pernafasan: adanya perubahan hentuk, ukuran dada, maupun volume rongga dada akan merubah mekanika pernafasan, amplitudo pernafasan menjadi dangkal, timbul keluhan sesak nafas. Kelemahan otot pernafasan menimbulkan penurunan kekuatan gerak nafas, lebih-Iebih apabila terdapat deformitas rangka dada akibat penuaan (Bahar, 1990. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)

b.      Distribusi gas. Perubahan struktur anatomik saluran nafas akan menimbulkan penumpukan Warn dalam alveolus (air trapping) ataupun gangguan pendistribusian udara nafas dalam cabang-cabang bronkus.

c.       Volume dan kapasitas paru menurun. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor: (1) kelemahan otot nafas, (2) elastisitas jaringan parenkim parts menurun, (3) resintensi saluran nafas (menurun sedikit). Secara umum dikatakan bahwa pada usia lanjut terjadi pengurangan ventilasi paru (Bahar. 1190; Widjajakusumah, 1992. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)

d.      Gangguan transport gas.

Pada usia lanjut terjadi penurunan Pa02 secara bertahap, yangpenyebabnya terutama disebabkan (deli adanya ketidakseimhangan ventilasi-perfusi (Mangunegoro, 1992). Selain itu diketahui bahwa pengambilan 02 oleh darah dari alveoli (difusi) dan transport 02 ke jaringan-jaringan berkurang, terutama terjadi pada saat melakukan olah raga. Penurunan pengambilan 02maksimal disebabkan antara lain karena : (1) berbagai perubahan pada jaringan paru yang menghambat difusi gas, dan (2) karena berkurangnya aliran darah ke paru akibat turunnya curah jantung (Widyakusumah, 1992. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)

e.       Gangguan perubahan ventilasi pain.

Pada usia lanjut terjadi gangguan pengaturan ventilasi paru, akibatadanya penurunan kepekaan kemoreseptor perifer, kemoreseptor sentral ataupun pusat-pusat pernafasan di medulla oblongata dan pons terhadap rangsangan berupa penurunan Pa02, peninggian PaCO2, perubahan pH darah arteri dan sebagainya (Bahar, 1990. Didalam buku R.Boedi-Dharmojo dan H.Hadi Martono. 1999)

 

Sumber: Editor. 2010. Buku Ajar Boedhi-Darmodjo Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

 

Perubahan Anatomis dan gangguan sistem pulmonal

perubahan

Hasil

perubahan

Kalsifikasi kartilago kosta

Peningkatan diameter anteroposterior

Peningkatan pernapasan abdomen dan diafragma

Peningkatan kerja pernafasan

Penurunan PO2

Atrofi otot pernafasan

Peningkatan resiko untuk terjadinya kelelahan otot inspirasi

Penurunan kecepatan aliran ekspirasi maksimal

Penurunan dalm rekoil elastis

Peningkatan volume penutupan

Peningkatan udara yang terjebak

Ketidakcocokan ventilasi-perfusi

Peningkatan volume residu

Menurunnya kekuatan kapasitas vital

Menurunnya kapasitas vital

Pembesaran duktus alveolar

Menurunnya area permukaan alveolar

Peningkatan ukuran dan kekakuan trakea dan jalan napas pusat

Menurunnya kapasitas difusi

Peningkatan ruang mati

 

PERUBAHAN NORMAL PADA SISTEM PULMONAL AKIBAT PENUAAN

Perubahan normal yang berhubungan dengan penuaan

Implikasi klinis

Paru-paru kecil dan kendur

Hilangnya rekoil elastis

Pembesaran alveoli

Penurunan kapasitas vital

Penurunan PaOresidu

Pengerasan bronkus dengan peningkatan resistensi

Kalsifikasi kartilago kosta, kekakuan tulang iga pada kondisi pengembangan

Hilangnya tonus otot toraks, kelemahan kenaikan dasar paru

Kelenjar mukus kurang produktif

Penurunan sensitivitas sfingter esofagus

 

 

Penurunan sensitivitas kemoreseptor

Penurunan daerah permukaan untuk difusi gas

 

 

Penurunan saturasi O2 dan peningkatan volume

 

Dispnea pada saat aktivitas

 

Emfisema senilis

Pernafasan abdominal

Hilangnya suara paru pada bagian dasar

Atelektasia

Akumulasi cairan

Sekresi kental, sulit untuk dikeluarkan

Hilangnya sensasi haus

Silia kurang aktif

Aspirasi

Tidak ada perubahan dalam PaCO2

Kurang aktifnya paru-paru pada gangguan asam basa

 

 

2.      Jelaskan penyebab perubahan cadangan fisiologis dan mekanisme perlindungan pulmonal

Jawab:

 

PENYEBAB PERUBAHAN CADANGAN FISIOLOGIS DAN MEKANISME PERLINDUNGAN PULMONAL

Perubahan

hasil

Konsekuensi

Hilangnya silia

Kurang efektifnya peningkatan mukosilia

Peningkatan resiko gangguan respirasi

Penurunan refleks muntah dan batuk

Jalan napas tidak terlindung

Peningkatan resiko cidera pulmonal

Penumpulan respon terhadap hipoksemia dan hiperkapnia

Penurunan saturasi oksigen

Penurunan cadangan fisiologis

Penurunan fungsi limfosit T dan imunitas humoral

Penurunan respons antibodi terhadap antigen spesifik

Peningkatan kerentanan terhadap infeksi

Berkurangnya respons hipersensitivitas lambat (respon negatif palsu terhadap tes derivatif protein yang dimurnikan)

Penurunan efisiensi dari vaksinasi

Penurunan fungsi reseptor β2

Penurunan respons terhadap agonisβ2 yang dihirup

Peningkatan kesulitan dalam menangani asma

Penurunan motilitas esofagus dan gaster dan hilangnya tonus sfingter kardiak

Peningkatan resiko refluks ke esofagus

Peningkatan resiko terjadinya aspirasi

Sumber : Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar keperawatan Gerontik Ed.2. Jakarta: EGC

 

3.      Jelaskan pedoman pengajaran untuk lansia dengan masalah pernafasan meliputi diet, pengajaran, exercise!

Jawab:

 

PEDOMAN PENGAJARAN UNTUK LANSIA DENGAN MASALAH PERNAFASAN

Tanda-tanda masalah pernafasan

·         Perubahan pada sputum

·         Napas yang semakin pendek

·         Demam

·         Perubahan toleransi terhadap aktivitas

Pengobatan

ü  Gunakan sesuai petunjuk

ü  Hindari obat-obat yang dijual bebas tanpa berkonsultasi dengan pemberi layanan (misalnya aspirin,yang berainteraksi dengan koumadin, antasid dapat menghambat absorpsi dari antibiotik tertentu).

ü  Bila efek yang tidak diinginkan terjadi, beri tahu pemberi layanan

ü  Vaksin pneumokokus

Diet

o   Berikan makanan dengan porsi kecil dan sering (hindari makan banyak karena hal tersebut dapat menyebabkan distensi lambung dan kelemahan respirasi).

o   Berikan diet seimbang yang baik (hindari diet tinggi karbohidrat karena hal tersebut dapat meningkatkan kandungan CO2 dan meningkatkan ventilasi).

o   Pertahankan hidrasi yang adekuat, kira-kira 1 L/hari (hindari kafein dan produk susu).

Latihan

Ø  Latihan secara teratur sesuai toleransi (meningkatkan cadangan pulmonal dan meningkatkan aliran darah balik vena)

Ø  Kurangi aktivitas jika terjadi keletihan

Ø  Hentikan aktivitas sementara dengan periode istirahat

Bahaya Lingkungan

§  Hindari merokok/merokok pasif

§  Hindari pemicu untuk masalah respirasi

§  Hindari aktivitas di luar rumah ketika kadar polusi tinggi

Sumber : Stanley, Mickey. 2006. Buku Ajar keperawatan Gerontik Ed.2. Jakarta: EGC

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar