Halaman

Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Karya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Karya. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 September 2022

MAKALAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPERAWATAN

Makalah komunikasi interpersonal keperawatan. Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya kesalahfahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif.yang harus dimiliki seorang manusia.

Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauhmana tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka usaha komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman pesandan penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut,maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi atau mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar memberikan arti apa yang dikatakan. 

Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan 

lancar. Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah berhadapan langsung dengan orang lain dimana sebagian besar kegiatannya merupakan kegiatan komunikasi interpersonal. 

Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam berkomunikasi( communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.


Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan 

Pengertian interpersonal.

Sistem komunikasi interpersonal.

Hubungan interpersonal. 


Tujuan Masalah

Tujuan pembuatan makalah yang berjudul ” Komunikasi Interpersonal” ini adalah untuk membahas materi komunikasi interpersinal dimana dalam keperawatan sangant penting dalam profesi ini, karena di segala situasi yang sangat mendesak kita harus dapat membuat keadaan tidak semakin memburuk.


Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Setelah menulis makalah ini diharapkan dapat memahami mengenai materi tentang komunikasi interpersonal.


Tujuan Khusus

Mampu mengetahui komunikasi interpersonal.

Mampu memahami sistem komunijkasi interpersonal.

Mampu memahami hubungan interpersonal.


Metode Penulisan 

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu menggunakan metode studi literatur, adapun teknik yang di gunakan adalah studi kepustakaan dengan mempelajari buku – buku, browsing internet dan sumber buku lain untuk mendapatkan data dalam pembuatan makalahini. 

BAB II

PEMBAHASAN


Pengertian Komunikasoi Interpersonal

Komunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaina informasi antara dua orang atau lebih. Komunikasi merupakan suatu proses yanh vital dalam organisasi karena komunikasi diperlukan bagi evektifitas kepemimpinan, perencanaan, pengendalian, koordinasi, latihan , manajemen konfilk, serta proses-proses organisasi lainnya.

Komunikasi interpersonal biasanya didefinisikan oleh komunikasi ulama dalam berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu sama lain dan memiliki sejarah bersama. Hal ini dapat melibatkan satu pada satu percakapan atau individu berinteraksi dengan banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu kita memahami bagaimana dan mengapa orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda untuk membangun dan menegosiasikan realitas sosial . Sementara komunikasi interpersonal dapat didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi dalam konteks lain seperti kelompok dan organisasi. 

Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif. Deddy Mulyana (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan

setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).

Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda tergantung pada siapa mereka terlibat dalam komunikasi dengan. Sebagai contoh, jika seseorang berkomunikasi dengan anggota keluarga, bahwa komunikasi akan lebih dari mungkin berbeda dari jenis komunikasi yang digunakan ketika terlibat dalam tindakan komunikatif dengan teman atau penting lainnya. 

Secara keseluruhan, komunikasi interpersonal dapat dilakukan dengan baik dan tidak langsung media komunikasi langsung seperti tatap muka interaksi, serta computer – mediated - komunikasi. Sukses mengasumsikan bahwa baik pengirim pesan dan penerima pesan akan menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang dikirim pada tingkat mengerti makna dan implikasi.

Tujuan komunikasi boleh jadi memberikan keterangan tentang sesuatu kepada penerima, mempengaruhi sikap penerima, memberikan dukungan psikologis kepada penerima, atau mempengaruhi penerima. 

Komponen Dalam Komunikasi Interpersonal

Sender (pemberi pesan) : individu yang bertugas mengirimkan pesan.

Receiver (penerima pesan) : seseorang yang menerima pesan. Bisa berbentuk pesan yang diterima maupun pesan yang sudah diinterpretasikan. 

Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan akan efektif bila jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh si pengirim pesan.

Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat adalah kata; bau badan atau cium parfum adalah penciuman (dicium), dan lain-lain.

Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik merupakan proses yang kontinyu karena memberikan respons pesan dan mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan.


Sistem Komunikasi Interpersonal

Menurut Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc. lewat bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, beliau menjelaskan tentang sistem dalam  komunikasi interpersonal seperti :

Persepsi Interpersonal

Konsep Diri

Atraksi Interpersonal

Hubungan Interpersonal

Persepsi Interpersonal

Persepsi sosial kini telah memperoleh konotasi baru sebagai proses mempersepsi objek-objek dan peristiwa-peristiwa sosial. Untuk tidak mengaburkan istilah dan untuk menggarisbawahi manusia (bukan benda) sebagai objek persepsi, disini digunakan istilah persepsi interpersonal.Persepsi pada objek selain manusia kita sebut saja persepsi objek.

Ada empat perbedaan antara persepsi objek dengan persepsi interpersonal. Pertama, pada persepsi objek, stimuli ditangkap oleh alat indera melalui benda-benda fisik; gelombang, cahaya, gelombang suara, temperature, dan sebagainya; pada persepsi interpersonal, stumuli mungkin sampai kepada seseorang melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.

Kedua, dalam menanggapi objek, seseorang hanya menanggapi sifat-sifat luar obyek itu; tapi tidak meneliti sifat-sifat batiniyah obyek itu. Pada persepsi interpersonal mencoba memahami apa yang tampak pada alat indera seseorang.Ketiga, ketika mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada seseorang; seseorang itu pun tidak memberikan reaksi emosional padanya. Dalam persepsi interpersonal, faktor-faktor personal anda, dan karakteristik orang yang ditanggapi serta hubungan anda dengan orang tersebut, menyebabkan persepsi interpersonal sampai cenderung untuk keliru. Keempat, objek relatif tetap, sedangkan manusia berubah-ubah. Persepsi interpersonal yang berobjekkan manusia kemudian menjadi mudah salah.

Pengaruh Faktor-faktor Situasional Pada Persepsi Interpersonal

Deskripsi Verbal

Menurut eksperimen Solomon E. Asch, bahwa kata yang disebutkan pertama akan mengarahkan penilaian selanjutnya. Pengaruh kata pertama ini kemudian terkenal sebagai primacy effect. Menurut teori Asch, ada kata-kata tertentu yang mengarahkan seluruh penilaian seseorang tentang orang lain. Jika kata tersebut berada ditengah rangkaian kata maka disebut central organizing trait.

Walaupun teori Asch ini menarik untuk melukiskan bagaimana cara orang menyampaikan berita tentang orang lain mempengaruhi persepsi seseorang tentang orang itu, dalam kenyataan jarang seseorang melukiskan orang dengan menyebut rangkaian kata sifat. Biasanya mulai pada central trait, menjelaskan sifat itu secara terperinci, baru melanjutkan pada sifat-sifat yang lain.

Petunjuk Proksemik

Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan; istilah ini dilahirkan oleh antroplog intercultural Eward T. Hall. Hall membagi jarak kedalam empat corak; jarak public, jarak sosial, jarak personal, dan jarak akrab. Jarak yang dibuat individu dalam hubungannya dengan orang lain menunjukkan tingkat keakraban di antara mereka.

Pertama, seperti Edward T. Hall, disimpulkan bahwa keakraban seorang dengan orang lain dari jarak mereka, seperti hasil yang diamati. Kedua, erat kaitannya dengan yang pertama, menangapi sifat orang lain dari cara orang itu membuat jarak dengan seseorang. Ketiga, caranya orang mengatur ruang mempengaruhi persepsi individu tentang orang itu.

Petunjuk Kinesik (Kinesic Cues)

Petunjuk kinesik adalah persepsi yang didasarkan kepada gerakan orang lain yang ditunjukkan kepada seseorang. Beberapa penelitian membuktikan bahwa persepsi yang cermat tentang sifat-sifat dari pengamatan petunjuk kinesik. Begitu pentingnya petunjuk kinesik, sehingga apabila petunjuk-petunjuk lain (seperti ucapan) bertentangan dengan petunjuk kinesik, orang mempercayai yang terakhir. Karena petunjuk kinesik adalah yang paling sukar untuk dikendalikan secara sadar oleh orang yang menjadi stimuli (selanjutnya disebut persona stimuli-orang yang dipersepsi; lawan dari persona penanggap).

Petunjuk Wajah

Diantara berbagai petunjuk non verbal, petunjuk fasial adalah yang paling penting dalam mengenali perasaan persona stimuli. Ahli komunikasi non verbal, Dale G. Leather (1976:21), menulis; “Wajah sudah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal. Inilah alat yang sangat penting dalam menyampaikan makna. Dalam beberapa detik ungkapan wajah dapat menggerakkan kita ke puncak keputusan. Ketika seseorang menelaah wajah rekan dan sahabat kita untuk perubahan-perubahan halus dan nuansa makna dan mereka,pada gilirannya, menelaah kita”.

Petunjuk Paralinguistik

Yang dimaksud paralinguistik ialah cara orang mengucapkan lambang-lambang verbal. Jadi, jika petunjuk verbal menunjukkan aoa yang diucapkan, petunjuk paralinguistik mencerminkan bagaimana mengucapkannya. Ini meliputi tinggi-rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi (perilaku ketika melakukan komunikasi atau obrolan). Suara keras akan dipersepsi marah atau menunjukkan hal yang sangat penting. Tempo bicara yang lambat, ragu-ragu, dan tersendat-sendat, akan dipahami sebagai ungkapan rendah diri atau kebodohan.

Dialek yang digunakan menentukan persepsi juga. Bila perilaku komunikasi (cara bicara) dapat memberikan petunjuk tentang kepribadian persona stimuli, suara mengungkapkan keadaan emosional.

Petunjuk Artifaktual

Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan (appearance) sejak potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, pangkat, badge, dan atribut-atribut lainnya. Bila seorang individu mengetahui bahwa orang lain memiliki satu sifat (misalnya, cantik atau jelek), beranggapan bahwa ia memiliki sifat-sifat tertentu (misalnya, periang atau penyedih); ini disebut halo effect. Bila sudah menyenangi seseorang, maka seseorang tersebut cenderung melihat sifat-sifat baik pada orang itu dan sebaliknya.

Pengaruh Faktor-faktor Personal Pada Persepsi Interpersonal

personal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu, keceramatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal seseorang. Beberapa cirri-ciri khusus penanggap yang ceramat adalah :

Pengalaman

Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi. Inilah yang menyebabkan seorang ibu segera melihat hal yang tidak beres pada wajah anaknya atau pada petunjuk kinesik lainnya. Ibu lebih berpengalaman mempersepsi anaknya daripada bapak. Ini juga sebabnya mengapa kita lebih sukar berdusta di depan orang yang paling dekat dengan kita.

Motivasi

Proses konstruktif yang banyak mewarnai persepsi interpersonal juga sangat banyak melibatkan unsur-unsur motivasi.

Kepribadian

Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan ego. Proyeksi adalah mengeksternalisasikan pengalaman subjektif secara tidak sadar. Orang melempar perasaan bersalahnya pada orang lain. Maling teriak maling adalah contoh tipikal dari proyeksi. Pada persepsi interpersonal, orang mengenakan pada orang lain sifat-sifat yang ada pada dirinya, yang tidak disenanginya. Sudah jelas, orang yang banyak melakukan proyeksi akan tidak cermat menanggapi persona stimuli, bahkan mengaburkan gambaran sebenarnya. Sebaliknya, orang yang menerima dirinya apa adanya, orang yang tidak dibebani perasaan bersalah, cenderung menafsirkan orang lain lebih cermat. Begitu pula orang yang tenang, mudah bergaul dan ramah cenderung memberikan penilaian posoitif pada orang lain. Ini disebutleniency effect (Basson dan Maslow, 1957).

Proses Pembentukan Kesan

Stereotyping

Seorang guru ketika menghadapi murid-muridnya yang bermacam-macam, ia akan mengelompokkan mereka pada konsep-konsep tertentu; cerdas, bodoh, cantik, jelek, rajin, atau malas. Penggunaan konsep ini menyederhanakan bergitu banyak stimuli yang diterimanya. Tetapi, begitu anak-anak ini diberi kategori cerdas, persepsi guru terhadapnya akan konsisten. Semua sifat anak cerdas akan dikenakan kepada mereka. Inilah yang disebut stereotyping.

Stereotyping ini juga menjalaskan terjadinya primacy effect dan halo effect yang sudah kita jelaskan dimuka. Primacy effect secara sederhana menunjukkan bahwa kesan pertama amat menentukan; karena kesan itulah yang menentukan kategori. Begitu pula, halo effect. Persona stimuli yang sudah kita senangi telah mempunyai kategori tertentu yang positif, dan pada kategori itu sudah disimpan semua sifat yang baik.

Implicit Personality Theory

Memberikan kategori berarti membuat konsep. Konsep “makanan” mengelompokkan donat, pisang, nasi, dan biscuit dalam kategori yang sama. Konsep “bersahabat” meliputi konsep-konsep raman, suka menolong, toleran, tidak mencemooh dan sebagainya. Disini mempunyai asumsi bahwa orang ramah pasti suka menolong, toleran, dan tidak akan mencemooh. Setiap orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa yang berkaitan dengan sifat-sifat apa.

Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika membuat kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, kerena itu disebut implicit personality theory. Dalam kehidupan sehari-hari, semua psikolog, amatir, lengkap dengan berbagi teori kepribadian. Suatu hari anda menemukan pembantu anda sedang bersembahyang, anda menduga ia pasti jujur, saleh, bermoral tinggi. Teori anda belum tentu benar, sebab ada pengunjung masjid atau gereja yang tidak saleh dan tidak bermoral.

Atibusi

Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979:56). Atribusi boleh juga ditujukan pada diri sendiri (self attribution), tetapi di sini kita hanya membicarakan atribusi pada orang lain. Atribusi merupakan masalah yang cukup poupuler pada dasawarsa terakhir di kalangan psikologi sosial, dan agak menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap. Secara garis besar ada dua macam atribusi: atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.

Proses Pengelolaan Kesan (Impression Management)

Kecermatan persepsi interpersonal dimudahkan oleh petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal, dan dipersulit oleh factor-faktor personal penangkap. Kesulitan persepsi juga timbul karena persona stimuli berusaha menampilkan petunjuk-petunjuk tertentu untuk menimbulkan kesan tertentu pada diri penangkap. Erving Goffman menyebut proses ini pengelolaan kesan (Impression management).

Peralatan lengkap yang digunakan untuk menampilkan diri ini disebut front. Front  terdiri dari panggung (setting), penampilan  (appearance ), dan gaya bertingkah laku ( manner ).

Panggung adalah rangkaian peralatan ruang dan benda yang digunakan. Penampilan berarti menggunakan petunjuk artifaktual. Gaya bertingkah laku menunjukkan cara seseorang berjalan, duduk, berbicara, memandang, dan sebagainya.

Pengaruh Persepsi Interpersonal Pada Komunikasi Interpersonal

Perilaku seseorang dalam komunikasi interpersonal amat bergantung pada persepsi interpersonal. Karena persepsi yang keliru, seringkali terjadi kegagalan dalam komunikasi. Kegagalan komunikasi dapat diperbaiki bila orang menyadari bahwa persepsinya mungkin salah. Komunikasi interpersonal akan menjadi lebih baik bila mengetahui bahwa persepsi seseorang bersifat subjektif dan cenderung keliru.

Konsep Diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Anita Taylor et al. mendefinisikan konsep diri sebagai “all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold about yourself” (1997:98). Ada dua komponen konsep diri : komponen kognitif dan komponen afektif. Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut citra diri (self image), dan komponen afektif disebut harga diri(self esteem).

Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:

Yakin akan kemampuan mengatasi masalah;

Merasa setara dengan orang lain;

Menerima pujian tanpa rasa malu;

Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat;

Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:

Nubuat yang dipenuhi sendiri. Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.

Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.

Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri, menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.

Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian pesan (penyandian selektif).


Atraksi Interpersonal

Dean C Barlund seorang ahli komunikasi interpersonal menulis “Menghindari garis-garis atraksi dan penghindaran dalam sistem sosial, artinya mampu meramalkan dari mana pesan akan muncul, kepada siapa pesan itu akan mengalir, dan bagaimana pesan itu akan di terima” (Barlund, 1968:71).

Atraksi berasal dari bahasa Latin attrahere-ad :menuju; trahere; menarik. Artinya adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.

Faktor-faktor penyebab timbulnya Atraksi Interpersonal, antara lain:

Faktor personal

Faktor personal sangat menentukan timbulnya atraksi sesorang dengan orang lain. Adapun faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal, adalah sebagai berikut:

Kesamaan karakteristik personal

Kesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status sosisal ekonomi, agama, ideologi, dan lain-lain. Mereka yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tadi, cenderung menyukai satu sama lain.


Tekanan emosional (stres)

Orang yang berada di bawah tekanan emosional, stres, bingung, cemas dan lain-lain akan menginginkan kehadiran orang lain untuk membantunya, sehingga kecenderungan untuk menyukai orang lain semakin besar.

Harga diri yang rendah

Orang yang rendah diri cenderung mudah untuk menyukai orang lain. Orang yang merasa penampilan dirinya kurang menarik akan mudah menerima persahabatan dari orang lain.

Isolasi sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia mungkin tahan untuk hidup terasing selama beberapa waktu, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita pada orang lain.

Faktor-faktor situasional

Adapun faktor-faktor situasional yang dapat memicu timbulnya atraksi interpersonal, antara lain:

Daya tarik fisik (physical attractiveness)

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik fisik seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi interpersonal. Mereka yang berpenampilan cantik menarik biasanya lebih mudah mendapat perhatian dan simpati orang.

Ganjaran (reward)

Pada umumnya seseorang akan menyukai orang yang memberikan ganjaran pada dirinya. Ganjaran bisa berupa bantuan, dorongan moral, pujian atau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.

Familiarity

Seseorang atau hal-hal yang sudah kita kenal dan akrab dengan kita biasanya lebih disukai daripada hal-hal atau orang yang masih asing bagi kita. Contohnya adalah dengan penerapan teknik repetisi dalam iklan agar kita semakin akrab dengan produk yang diiklankan sehingga akhirnya menyukai produk tersebut.

Kedekatan (proximity) atau closeness

Hubungan kita dengan orang lain tergantung seberapa dekat kita dengan orang tersebut. Sebagai contoh, sejumlah kasus menunjukkan bahwa orang lebih menyukai orang lain berdekatan tempat tinggal dengannya.

Kemampuan (competence)

Terdapat kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain yang memiliki kemampuan lebih tinggi atau lebih berhasil dalam kehidupannya daripada dirinya.

Komunikasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal

Penafsiran pesan dan penilaian. 

Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.

Efektivitas komunikasi. 

Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.

Hubungan Interpersonal

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita Taylor et al. (1997:187)mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.

Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:

Percaya (trust)

Secara ilmiah, percaya didefinisikan sebagai “mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh risiko” (Giffin, 1967:224-234). Dari definisi tersebut, terdapat tiga unsur percaya:

Ada situasi yang menimbulkan risiko

Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain

Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya.

Percaya kepada orang lain dipengaruhi oleh faktor-faktor personal dan situasional. Disamping faktor-faktor personal, ada tiga faktor yang berhubungan dengan sikap percaya :

Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orangakan menaruh kepercayaan kepada seseorang yang dianggap memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.

Hubungan kekuasaan, artinya percaya tumbuh apabilaseseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.

Sifat dan kualitas komunikasi, mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.

Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif dan sebagainya) atau faktor-faktor situasional. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu:

Evaluasi dan Deskripsi. 

Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain; memuji atau mengecam. Deskripsi artinya penyampaian perasaan dan persepsi seseorang tanpa menilai. Maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.

Kontrol dan Orientasi Masalah. 

Perilaku kontrol artinya berusaha untuk mengubah orang lain, mengendalikan perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya. Orientasi masalah sebaliknya adalahmengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menentukan cara mencapai tujuan.

Strategi dan Spontanitas. 

Strategi adalah penggunaan tipuan-tipuan atau manipulasi untuk mempengaruhi orang lain. Spontanitas artinya sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam.

Netralitas dan Empati. 

Netralitas berarti memperlakukan orang lain tidak sebagai persona, melainkan sebagai objek. Bersikap netral menunjukkan sikap tak acuh, tidak menghiraukan perasaan dan pengalaman orang lain. Empati menganggap orang lain sebagai persona.

Superioritas dan Persamaan. 

Superioritas artinya sikap menunjukkan seseorang lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan intelektual, kekayaan atau kecantikan. Persamaan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis. Dalam sikap persamaan, seseorang tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan.

Kepastian dan Provisionalisme. 

Orang yang memiliki kepastian bersifat dogmatis, ingin menang sendiri, dan melihat pendapatnya sebagai kebenaran mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Provisionalisme adalahkesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.

Sikap terbuka

Sikap terbuka (open-mindedness) sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme. Berikut ini adalah contoh-contoh karakteristik orang yang dogmatis atau bersikap tertutup :

Menilai pesan berdasarkan motif pribadi

Berpikir simplistis, artinya tidak sanggup membedakan yang setengah benar setengah salah, yang tengah-tengah.

Berorientasi pada sumber

Mencari informasi dari sumber sendiri

Secara kaku mempertahankan dan membela sistem kepercayaannya

Tidak mampu membiarkan inkonsistensi.

Hubungan Komunikasi Interpersonal Keperawatan

Hubungan perawat-pasien

Ada tiga jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal, tertulis, dan non-verbal yang dimanifestasikan secara terapeutik.

KOMUNIKASI VERBAL

Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Katakata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.

Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang. Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk berespon secara langsung.

Komunikasi verbal yang efektif harus Jelas dan ringkas

Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Kejelasan dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas. Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa, mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana.

Perbendaharaan kata

Banyak istilah teknis yang digunakan dalam keperawatan dan kedokteran, dan jika ini digunakan oleh perawat, klien dapat menjadi bingung dan tidak mampu mengikuti petunjuk atau mempelajari informasi penting. Ucapkan pesan dengan istilah yang dimengerti klien.

Arti denotatif dan konotatif

Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.

Selaan dan kesempatan bicara

Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa perawat sedang menyembunyikan sesuatu terhadap klien. Selaan perlu digunakan untuk menekankan pada hal tertentu, memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan memahami arti kata.. Perawat juga bisa menanyakan kepada pendengar apakah ia berbicara terlalu lambat atau terlalu cepat dan perlu untuk diulang.

Waktu dan relevansi

Kendatipun pesan diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapat menghalangi penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.

Humor

Dugan (1989) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien. Sullivan dan Deane (1988) melaporkan bahwa humor merangsang produksi catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.

KOMUNIKASI NON-VERBAL

Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan katakata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan non-verbal yang disampaikan klien mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan, karena isyarat non-verbal menambah arti terhadap pesan verbal. Perawat yang mendektesi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.

Komunikasi non-verbal teramati pada:

Metakomunikasi.

Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara Pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.

Penampilan Personal.

Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal. Kesan pertama timbul dalam 20 detik sampai 4 menit pertama. Delapan puluh empat persen dari kesan terhadap seserang berdasarkan penampilannya (Lalli Ascosi, 1990 dalam Potter dan Perry, 1993). Bentuk fisik, cara berpakaian dan berhias menunjukkan kepribadian, status sosial, pekrjaan, agama, budaya dan konsep diri. Perawat yang memperhatikan penampilan dirinya dapat menimbulkan citra diri dan profesional yang positif. Penampilan fisik perawat mempengaruhi persepsi klien terhadap pelayanan/asuhan keperawatan yang diterima, karena tiap klien mempunyai citra bagaimana seharusnya penampilan seorang perawat. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan perawat, tetapi mungkin akan lebih sulit bagi perawat untuk membina rasa percaya terhadap klien jika perawat tidak memenuhi citra klien.

Intonasi (Nada Suara).

Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien dapat terhalangi oleh nada suara perawat.

Ekspresi wajah.

Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan sejajar.

Sikap tubuh dan langkah.

Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.

Sentuhan

Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun harus memperhatikan norma sosial. Sentuhan dengan berjabat tangan ketika berkenalan dapat mendekatkan diri kita kepada pasien. Konsep sentuhan yang terapeutik adalah dengan menggunakan sikap terbuka dalam membatu pasien yang mengalami sakit atau memerlukan bantuan.

Empat phase hubungan perawat pasien yang berkatian dengan tanggungjawab dan tugas perawat kesehatan terhadap pasien adalah :

Orientasi ( orientation ), pada phase ini seorang perawat harus mampu menangkap bahwa pasien ingin mencari kesembuhan penyakitnya dan dia mempercayakan dirinya dirawat oleh perawat. Dengan pengenalan.

Indetifikasi ( identification ),  interaksi perawat – pasien hendaknya berbasis pada kepercayaan, penerimaan, pengertian, relasi yang saling membantu.

Eksploitasi ( exploitation ), interrrelasi perawat – pasien, akan menumbuhkan pengertian pasien terhadap proses system asuhan, sehingga pasien mempunyai keterlibatan aktif yang muncul dari dirinya karena ingin cepat sembuh dari sakitnya. Aspek lain pasien dapat ditimbulkan pengertian, dan kesadaran self – care, sehingga peran perawat dan pasien dalam proses keperawatan untuk mencapai penyembuhan terjadi dengan baik ( kolaborasi ). .

Resolusi ( resolution ). Harapan, kebutuhan pasien dapat diketahui melalui hubungan kesetaraan perawat – pasien dengan menggunakan komunikasi efektif. Harapan, kebutuhan pasien  merupakan data yang menjadi arah tindakan apa yang perlu dilakukan terhadap pasiennya Phase yang keempat ini sering kali disebut dengan phase terminasi.

Dalam melakukan proses komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh beberapa hal terhadap isi pesan dan sikap penyampaian pesan antara lain :

Perkembangan. Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yang perlu diperhatikan adalah siapa yang diajak berkomunikasi. Maka dalam berkomunikasi isi pesan dan sikap menyampaikan pesan harus disesuaikan apakah yang kita ajak bicara adalah anak-anak, remaja, dewasa atau usia lanjut. Pasti akan berbeda dalam berkomunikasi

Persepsi. Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan pengalaman. Kadangkala persepsi merupakan suatu hambatan kita dalam berkomunikasi. Karena apa yang kita persepsikan belum tentu sama dengan yang dipersepsikan oleh orang lain.Nilai. Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk menyadari nilai seseorang.

Latar belakang budaya. Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya inilah yang akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.

Emosi. Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. Dalam berkomunikasi kita harus tahu emosi dari orang yang akan kita ajak berkomunikasi. Karena emosi ini dapat menyebabkan salah tafsir atau pesan tidak sampai.

Pengetahuan. Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang kitan ajak berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Untuk itu maka kita harus bisa menempatkan diri sesuai dengan tingkat pengetahuan yang kita ajak bicara 

Gaya komunikasi harus di sesuaikan dengan peran yang sedang kita lakukan. Misalnya ketika kita berperan membantu pasien akan berbeda ketika kita berperan atau berkomunikasi dengan tenaga kesehatan yang lain.

Tatanan interaksi. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang. Kalau tempatnya bising, ruangan sempti, tidak leluasa untuk berkomunikasi dapat mengakibatkan ketegangan dan tidak nyaman.

Faktor yang mempengaruhi hubungan perawat-pasien yang berkualitas :

Kehangatan dan ketulusan

Bersikap hangat dan tulus bukanlah suatu keterampilan praktis tetapi suatu kerangka pikiran yang di dalamnya terdapat penerimaan dan penghargaan pada keunikan setiap pribadi. Untuk mencapainya, diperlukan penciptaan suatu kondisi dimana pasien merasa aman, terjadi saling pemahaman dalam pendapat serta pikiran. Penerimaan pada pasien dapat dilakukan dengan mendengarkan keluh kesahnya secara penuh. Ini adalah karakteristik dari situasi pasien yang dating untuk meminta tolong, menjadi sadar bahwa perawat memahami perasaannya dan siap untuk membantunya.

Pemahaman yang empatik

Empati adalah merasakan perasaan orang lain, tetapi tidak sama dengan mengalami pengalaman itu sendiri. Dalam keperawatan, empati dapat berarti mempersepsikan dunia sebagaimana pasien mempersepsikannya. Empati bukanlah simpati untuk situasi atau dilemma seseorang tetapi sebuah kemampuan untuk merefleksikan sebuah objektif perasaan dari pasien, yang tidak diungkapkan secara lisan

Perhatian positif yang tak bersyarat

Perawat harus berfokus pada pemahaman mereka tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan pasien, bukan hanya pada persepsi dari dirinya sendiri atau dari orang lain. Memiliki perhatian positif yang tidak bersyarat terhadap pasien, termasuk di dalamnya mengakui suatu kebaikan pada diri pasien tersebut

Sifat konkrit

Konsep tentang sifat konkrit berhubungan dengan pengertian yang saling menguntungkan dan akurat tentang perbendaharaan kata yang digunakan oleh pasien, terutama dalam menggambarkan emosinya. Misal : Kata ‘sedih’ dan ‘senang’ bersifat subjektif. Perawat perlu memperjelas arti kata itu secara perseorangan dengan si pasien untuk dapat menangkap isi pembicaraan.

Kesegeraan

Sifat segera mengacu pada situasi yang sedang terjadi, bukan pada masa lalu atau masa datang. Misal : ketika pasien mengungkapkan perasaan tentang pemeriksaan terakhir, kita perlu menanggapinya tentang hasil pemeriksaan saat itu, bukan pada perasaannya sebelum pemeriksaan dilakukan.

Konfrontasi

Konfrontasi berarti perlawanan/pertentangan terhadap suatu hal. Terkadang orang membuat generalisasi tentang kejadian, orang, dan perasaan. Untuk membantu pasien, mungkin kita perlu meng-konfrontasi mereka, mengajak mereka untuk menemukan kebenaran. Misal : Kasus dimana lansia yang sakit dibawa ke RS, beliau berpendapat bahwa RS adalah tempat dimana orang meninggal dan bukan untuk membaik. Untuk meningkatkan motivasi pasien, perawat memberikan ke-optimisan pada pasien bahwa mereka akan sembuh. Hal itu melalui konfrontasi.

Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor yang dilakukan perawat kepada pasien :

Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya.

Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien.

Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.

Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)

Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya.

Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.

Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.

Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.

Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya

Doing artinya melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan serta mendokumentasikannya

Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.

Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak komunikatif.

Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian dalam kelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang tersebut mempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita.

Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah tertuang diatas sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.

Saran 

Dengan keterbatasan yang ada baik dari segi waktu maupun wawasan penyusun yang masih minim kemungkinan pada makalah ini ditemukan berbagai kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu dengan lapang dada penyusun berharap serta bersedia menerima kritik dan saran dari teman-teman, yang membangun guna untuk menambah wawasan penyusun.

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaudin.1966.Psikologi Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Arni.1995.Komunikasi organisasi.Jakarta:Bumi Aksara.

A.G.Lunadi.1987. Komunikasi Mengena.Yogyakarta:Kanisius.

www.wikipedia.comss

Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.

Jumat, 02 September 2022

7 AKIBAT DARI STROKE

 STROKE ADALAH PENYAKIT YANG SANGAT DITAKUTI DIKALANGAN SEGELINTIR ORANG ADAPUN AKIBAR ATAU EFEK YANG DI TIMBULKAN ADA 7 SEBAGAI BERKUT

  1. Dekubitus merupakan tidur yang terlalu lama karena kelumpuh dapat mengakibatkan luka/lecet pada bagian yang menjadi tumpuan saat berbaring, seperti pinggul, sendi kaki, pantat dan tumit. Luka dekubitus jika dibiarkan akan menyebabkan infeksi.
  2. Bekuan darah merupakan bekuan darah yang mudah terjadi pada kaki yang lumpuh dan penumpukan cairan.
  3. Kekuatan otot melemah merupakan terbaring lama akan menimbulkan kekauan pada otot atau sendi. Penekanan saraf peroneus dapat menyebabkan drop foot. Selain itu dapat terjadi kompresi saraf ulnar dan kompresi saraf femoral.
  4. Osteopenia dan osteoporosis, hal ini dapat dilihat dari berkurangnya densitas mineral pada tulang. Keadaan ini dapat disebabkan oleh imobilisasi dan kurangnya paparan terhadap sinar matahari.
  5. karena umur sudah tua. 25% menderita depresi mayor pada fase akut dan 31% menderita depresi pada 3 bulan paska stroke s dan keadaan ini lebih sering pada hemiparesis kiri.
  6. Inkontinensia dan konstipasi pada umumnya penyebab adalah imobilitas, kekurangan cairan dan intake makanan serta pemberian obat.
  7. Spastisitas dan kontraktur pada umumnya sesuai pola hemiplegi dan nyeri bahu pada bagian di sisi yang lemah. Kontraktur dan nyeri bahu (shoulder hand syndrome) terjadi pada 27% pasien stroke. Stroke tidak hanya menyerang orang yang sakit saja tetapi juga dapat


Rabu, 31 Agustus 2022

MAKALAH Probilitas: Permutasi kombinasi Distribusi probabilitas: Distribusi normal Distribusi binomial

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Probilitas: permutasi kombinasi Distribusi probabilitas: Distribusi normal Distribusi binomial” dengan lancar.  Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dosen, yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat tersampaikan dengan lancar. 

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.




Pontianak,  September 2019


Penyusun

DAFTAR ISI




BAB I

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang

Statistik secara umum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi data numeric, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat diperhitungkan secara numeric. Statistik erat kaitannya dengan Pemerintahan, industri, Rumah Sakit, Perusahaan Swasta dan lain sebagainya, sebagai perencanaan dan penyusunan program-program yang didasari atas fakta di lapangan, dengan kata lain harus berdasarkan data real. Dari data tersebut kemudian diolah sehingga menghasilkan informasi yang dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Data tersebut berbentuk angka, yang biasanya digunakan untuk  penelitian terhadap sifat/karakteristik yang diteliti. misalnya jumlah karyawan BKKBN, jumlah akseptor KB, Jumlah peserta KB aktif di desa / kelurahan, jumlah kelompok penimbangan yang melapor pada bulan tertentu, dan lain sebagainya. Seiring dengan perkembangan yang pada mulanya statistik hanya menyangkut unsur-unsur negara. Namun, sekarang statistik telah diperlukan oleh seluruh aspek kehidupan tidak terkecuali bagi aspek kesehatan yang kita kenal dengan statistik kesehatan. Secara lebih terinci statistik kesehatan adalah suatu cabang dari statistik yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan, kompilasi, pengolahan dan interpretasi fakta-fakta numerik sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu pada populasi manusia berdasarkan propabilita. Apabila kegiatan pencatatan ini ditujukan khusus pada kejadian-kejadian kehidupan manusia tertentu, yakni kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian, disebut statistik vital (vital statistic), atau sering juga disebut statistik kehidupan (bio statistic). Dewasa ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia kurang sadar dengan adanya program KB (Keluarga Berencana) .Masalah ini  sering ditemukan pada masyarakat yang primitif , yang kental akan adat istiadat setempat. Mereka menganggap bahwa banyak anak itu akan mendatangkan banyak rezeki. Kurang kesadaran dari mereka yang membuat sebagian besar penduduk bangsa ini terancam oleh kemiskinan. Dan kemiskinan juga yang menyebabkan mereka sulit 

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ,akibatnya terjadilah ledakan pada meningkatnya angka fertilitas, mortalitas dan migrasi. Dalam statiska kesehatan ini suatu permasalahan dapat dimonitoring dan dievaluasi melalui data yang dapat dipercaya dan tepat waktu, serta diharapkan seluruh kegiatan pengolahan data akan menghasilkan informasi, memberikan bobot untuk melakukan perbaikan dalam rangka membantu mengambil keputusan yang tepat.

Rumusan Masalah

Statistik kesehatan sangat bermanfaat untuk mengetahui berbagai cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis data serta cara pengambilan kesimpulan atas hasil survei. Untuk itu diajukan berbagai permasalahan, yaitu :

Apa saja ruang lingkup dalam statistik kesehatan?

Apa saja tujuan statistik kesehatan?

Apa saja manfaat statistik kesehatan?

Apa saja sumber data statistik kesehatan di Indonesia?

Apa saja jenis-jenis data dalam statistik?

Apa saja ukuran-ukuran dalam statistik?

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah

Untuk mengetahui ruang lingkup statistik kesehatan.

Untuk mengetahui tujuan statistik kesehatan.

Untuk mengetahui manfaat statistik kesehatan.

Untuk mengetahui sumber statistik kesehatan di Indonesia.

Untuk mengetahui jenis-jenis data dalam statistik.

Untuk mengetahui ukuran-ukuran dalam statistik.


BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Statistik

Secara etimologi, statistik berasal dari bahasa romawi states, yang berarti negara, negarawan. Diartikan demikian karena statistik pada waktu itu banyak digunakan untuk urusan negara, seperti biaya pajak dan jumlah penduduk. Secara umum, arti statistik di bedakan menjadi dua bagian besar, yaitu arti statistik secara sempit dan arti statistik secara luas. Arti statistik secara sempit merupakan data ringkasan berbentuk angka. Sedangkan dalam arti luas, statistik merupakan ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data, termasuk cara pengambilan kesimpulan dengan memperhitungkan unsur ketidakpastian berdasarkan konsep probabilitas. Statistik merupakan ilmu yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan data serta sifat-sifat data. Adapun kegiatan statistik adalah pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, menganalisis data, penariikan kesimpulan, serta pembuatan keputusan yang didasarkan atas data yang diperoleh. Data diperoleh dari fakta. Kegunaan data adalah memberikan informasi kepada yang membutuhkan. Statistik kesehatan merupakan aplikasi metode statistik terhadap masalah-masalah di bidang kesehatan. Jadi statistik keshatan bukan merupakan ilmu dasar (basic science), tetapi lebih tepat disebut sebagai ilmu terapan (applied science). Sebagai contoh apabila ingin membuktikan keampuhan obat A dengan obat B, kita memerlukan metode statistik. Aplikasi statistik dalam bidang kesehatan mempunyai ruang lingkup yang semakin luas, tidak hanya pada masalah medis saja, tetapi mencakup bidang keluarga berencana, demografi, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, serta peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari atau disebut vital event seperti kelahiran, kematian, perkawinan, kesakitan, umur harapan hidup, fertilitas, dan lain-lainnya.

Sesuatu dikatakan statistik apabila:

Merupakan argegat. Argegat adalah kumpulan fakta-fakta yang diperoleh dari objek yang kita amati.

Diperoleh dengan cara menghitung atau mengukur.

Mempunyai variablitas.

Ruang Lingkup Statistik

Ruang lingkup dari statistik meliputi statistik deskritif dan statistik inferensial.

Statistik deksritif /deduktif , merupakan metode dan prosedur statistik yang dipakai hanya berbatas pada pengumpulan, penyajian, dan analisa data dalam bentuk narasi, tabulasi, atau daigram, serta perhitungan presentase, nilai rata-rata, standar eviasi dan lain-lain dari data sampel, tanpa perlu adanya peramalan dan pembuktian statistik terhadap grup data yang lebih luas atau populasi.

Statistik interferensial/induktif , merupakan metode dan prosedur statistik yang dipakai seperti halnya pada statistik deskriptif, juga disertai dengan pembuktian secara statistik bahwa data sampel yang sedang diteliti ini, apakah betul-betul berasal dan sudah  mewakili ciri-ciri grup data yang lebih luas atau populasi, dengan cara melakukan estimasi, tes hipotesis dan prediksi terhadap paameter populasi.

Tujuan Statistik

Berikut ini adalah tujuan statistik:

Menyederhanakan data,sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi.

Menjawab masalah yang ada dalam masyarakat.

Membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi melalui penelitian.

Membantu seseorang di dalam pengembangan daya kritik dalam suatu kegiatan pengambilan keputusan dengan menggunakan cara-cara kuantitatif.

Manfaat Statistik

Berikut ini adalah manfaat statistik:

Sebagai bahan perencanaan dalam bidang kesehatanmasyarakat.

Menentukan masalah dan penyebab dari suatu masalah kesehatan.

Menentukan prioritas dari suatu program kesehatan.

Membantu para pengelola dan pelaksana program kesehatan,khususnyadalam mengambil keputusan.

Memberikan gambaran status kesehatan masyarakat.

Sebagai perbandingan tingkat kesehatan masyarakat dengan melihat data yang telah ada.

Menentukan kebutuhan-kebutuhan dalam bidang kesehatan.

Sebagai bahan pengawasan,ringkasan data yang berbentuk angka.

Sebagai bahan evaluasi keberhasilan program kesehatan.

Memberikan gamabaran tentang suatu objek secara lengkap dan ringkas.

Sumber Data Statistik Kesehatan di Indonesia

Menurut Departemen Kesehatan RI, data statistik untuk kesehatan berasal dari beberapa sumber, yaitu:

Sensus Penduduk

Dilakukan setiap sepuluh tahun sekali, dipergunakan untuk keperluan monitoring dan evaluasi terhadap kemajuan program kesehatan, perumahan, pendidikan, dan lain-lain.

Intercensal Population Survey

Survei dilakukan setiap sepuluh tahun sekali diantara dua sensus penduduk, dipergunakan untuk keperluan estimasi jumlah penduduk, angka kelahiran, angka kematian, mobilitas penduduk, serta keadaan sosio-ekonomi penduduk.

National Socio-Economy Survey

Dipergunakan untuk melihat data-data kegiatan sosio-ekonomi penduduk seperti status kesehatan, angka fertilitas, angka kriminalitas, perumahan, dan lingkungan hidup.

Food Balance Sheets

Dipergunakan untuk mengetahui pola konsumsi pangan penduduk, kebutuhan konsumsi pangan per kapita, distribusi pangan untuk keperluan ekspor, impor, industri, dan domestik.

National Household Health Survey

Dipergunakan untuk mengetahui data dan informasi mengenai status kesehatan masyarakat meliputi angka kematian, kesakitan, fertilitas, kehamilan, fasilitas kesehatan, status gizi anak serta wanita hamil, lingkungan hidup dan lain-lain.

Epidemic and Communicable Disease Report

Dipergunakan untuk mengetahui beberapa penyakit menular yang bersifat epidemik, dan sewaktu-waktu dapat menimbulkan wabah penyakit di masyarakat.

Hospital Recording System

Dipergunakan untuk mengetahui data terakhir serta informasi mengenai kegiatan, pelayanan, dan fasilitas rumah sakit pemerintah dan swata di Indonesia.

Health Manpower Recording and Reporting System

Dipergunakan untuk mengetahui jumlah data mengenai jumlah tenaga kerja dan personil kesehatan, jumlah sekolah kesehatan dan muridnya, serta mengenai kegiatan pelatihan/kursus kesehatan.

Aplikasi Statistik dalam Bidang Kesehatan

Berikut ini adalah aplikasi statistik  dalam bidang kesehatan:

Mengukur peristiwa-peristiwa yang penting atau vital event yang terjadi dalam masyarakat.

Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetagui masalah kesehatan yang terdapat dalam berbagai kelompok masyarakat.

Membandingkan status kesehatan masyarakat di suatu tempat dengan tempat lain atau status kesehatan masyarakat sekarang dengan masa lampau.

Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa yang akan datang.

Evaluasi tentang perjalanan,keberhasilan,dan kegagalan dari suatu program kesehatan atau pelayanan kesehatan yang sedang di jalankan.

Keperluan etimasi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan serta menentukan secara pasti target pencapaian tujuan.

Keperluan penelitian terhadap masalah kesehatan,keluarga berencana,dan lingkungan hidup.

Perencanaan dan sistem administrasi kesehatan.

Keperluan publikasi ilmiah di media massa.

Data

Data adalah kumpulan hasil pengamatan atau pengukuran terhadap sifat atau karkteristik yang di teliti. Data merupakan konsep jamak dari datum yang berarti suatu himpunan angka yang berasal dari hasil pengukuran individu. Sedangkan dari kumpulan data-data disebut agregat.

Berikut ini adalah pembagian klasifikasi atau jenis data:

Data menurut tingkat pengolahannya

Raw data,merupakan data mentah dan belum diolah.

Array data,data yang belum dikelompokkan,tetapi sudah disusun besar kecilnya.

Ungrouped data,merupakan raw data yang belum dikelompokkan.

Grouped data,data yang telah dikelompokkan dalam kelas-kelas tertentu,misalnya tabel distribusi frekuensi.

Data menurut bentuk angka

Data diskrit,data yang bentuk angkanya bulat.

Data kontinu,data yang angkanya pecahan atau desimal.

Data menurut sifatnya

Data kuantitatif,data yang berwujud angka.

Data kualitatif,data yang tiadak berwujud angka.


Data menurut sumbernya

Data primer,data yang didapat langsung dari individu atau masyarakat.

Data sekunder,data yang didapat dari orang lain,organisasi tertentu yang sudah diolah.

Data menurut skala pengukurannya

Data yang diperoleh dari mengukur dengan alat ukur perlu dinyatakan dalam ukuran skala.skala untuk data untuk kualitatif adalah skala nominal dan ordinal,sedangkan untuk data kuantitatif adalah skala interval dan rasio.

Skala nominal,mempunyai beberapa kategori,antarkategori tidak dapat diketahui tingkat perbedaannya. Contohnya seperti: jenis kelamin (laki-laki,perempuan),golongan pekerjaan (pegawai negeri,ABRI,swasta,buruh).

Skala ordinal,mempunyai beberapa kategori,antarkategori dapat diketahui tingkat perbedaanya,namun tidak dapat diketahui besarnya tingkat perbedaan. Contohnya seperti:tingkat pendididkan:tidak sekolah,SD,SMP,SMA,perguruan tinggi.

Skala interval,mempunyai beberapa kategori,antarbeberapa kategori dapat dibedakan,dan besarnya perbedaan,namun tidak dapat diketahui tingkat kelipatannya,tidak mengakui nol absolut. Contoh:nol derajat celcius ada suhunya,sebab perhitungan suhu sampai dengan minus. Tingkat pengetahuan,nilai A=80,nilai B=40,hal ini tidak berarti A dua kali lebih pandai dari B.

Skala rasio,mempunyai beberapa kategori,antarkategori diketahui tingkat perbedaannya,tingkat kelipatannya,dan mengakui adanya titik nol absolut. Contoh: usia berat badan,tinggi badan,penghasilan. Usia A=20 tahun,usia B=10 tahun,berarti usia A dua kali usia B,berat badan A=20 kg,B=40kg,berarti berat badan Asetengah kali berat badan B.

Populasi dan Sample

Populasi adalah kumpulan individu yang mempunyai karakteristik yang akandihitung atau diukur. Populasi dapat di bagi menjadi dua,yaitu:populasiterhingga(finit)dan populasi tak terhingga (infinit). Populasi terhingga adalahpopulasi yang diketahui jumlah besarnya. Populasi tak terhingga adalah populasi yang setiap kali berubah sehingga tidak diketahui besarnya. Populasitak terhingga dapat diubah menjadi populasi terhinggadengan caramembatasi wilayah atau membatasi waktu. Sampel adalah perwakilan daripopulsi. Cara pemilihan sampel dapat dilalakukan dengan:

Random (acak),yaitu setiap anggota populasi diberi kesempatan untuk menjadi sampel.

Nonrandom (terbatas),yaitu hanya anggota-anggota tertentu saja yang menjadi anggota sampel.

Ukuran-Ukuran Statistik Kesehatan

Purata (rate) adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis statistik, khususnya statistik kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi yang bersangkutan.

Jumlah kejadian (Kasus)

Rate (Purate) =___________________________________ X 1000

Populasi yang beresiko

Rate yang dihitung dari total populasi didalam suatu area sebagai denominator (penyebut) disebut rate crude atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate yang dihitung dari kelompok atau segmen tertentu disebut  specific rate atau angka spesifik (purata spesifik)

Angka kasar yang sering digunakan dalam kesehatan masyarakat :

Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)

Jumlah kelahiran hidup yang dilaporkan selama 1 tahun

______________________________________________ X 1000

Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut

Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)

Jumlah kematian yang dilaporkan selama 1 tahun

_____________________________________________ X 1000

Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tersebut

Natural Increase Rate (Pertamabahan Penduduk Secara Alamiah)

Jumlah kelahiran dikurangi jumlah kematian

_____________________________________ X 1000

Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

Specific Rate yang sering digunakan masyarakat

Berkaitan dengan bayi dan anak

Infant Mortality Rate (Angka Kematian Bayi)

Jumlah bayi mati dibawah umur 1 tahun

__________________________________ X 1000

Jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun

Neonatal Mortality Rate ( Angka Kematian Neonatal)

Jumlah bayi dibawah 1 bulan

_________________________________ X 1000

Jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun


Post Neonatal Mortality Rate (Angka Kematian Pasca Neonatal)

Jumlah anak mati umur 1 bulan – 1 tahun

____________________________________ X 1000

Jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun

Berkaitan dengan Kehamilan dan Kelahiran

Still Birth Rate (Angka Lahir Mati)

Jumlah bayi lahir mati pada umur kehamilan cukup

____________________________________________X 1000

Jumlah bayi lahir hidup dan lahir mati

Perinatal Mortality Rate (Angka Kematian Perinatal)

Jumlah bayi lahir hidup dan mati dibawah 1 tahun

_____________________________________________ X 1000

Jumlah bayi hidup dan mati

Mortality Maternal Ibu Rate (Angka Kematian)

Jumlah kematian ibu karena kehamilan, kelahiran

___________________________________________ X 1000

Jumlah lahir hidup dan mati

Fertility Rate (Angka Kesuburan)

Jumlah kelahiran dalam 1 tahun

_______________________________ X 1000

Jumlah wanita berunur 15  ̶  49 tahun

Umum 

Age Specific Death Rate (Angka Kematian Berdasarkan Kelompok Umur)

Jumlah kematian pada kelompok umur tertentu

____________________________________________ X 100

Jumlah populasi pada kelompok umur tertentu

Sex Specific Death Rate (Angka Kematian Berdasarkan Jenis Kelamin)

Jumlah kematian pada golongan seks tertentu

__________________________________________ X 1000

Jumlah populasi pada golongan seks tertentu

DISTRIBUSI BINOMIAL

Distribusi ini ditemukan oleh seorang ahli matematika berkebangsaan Swiss bernama Jacob Bernauli. Oleh karena itu distribusi binomial ini dikenal juga sebagai distribusi bernauli. Dalam menggunakan distribusi binomial terdapat 3 syarat yang harus dipenuhi,yaitu:

1. Tiap peristiwa harus mempunyai 2 hasil.

2. Probabilitas dari setiap peristiwa harus selalu tetap.

3. Event yang dihasilkan bersifat independent.

Rumus (1.1) nPr =         n!           Pr qn-r

                                   r! (n-r)!

P= probabilitas yang kita inginkan

q= 1-p

n= banyak nya peristiwa

r= jumlah sukses yang diinginkan


CIRI-CIRI DISTRIBUSI BINOMIAL

Ciri pertama distribusi binomial adalah bila jumlah n tetap dan p kecil maka distribusi yang dihasilkan akan miring ke kanan dan bila p makin besar maka kemiringan akan berkurang dan bila p mencapai 0,5 maka distribusi akan menjadi simetris. Bila p lebih besar dari 0,5, maka distribusi yang dihasilkan akan miring ke kiri.

Ciri kedua nya adalah bila p tetap dengan jumlah n yang makin besar maka akan dihasilkan distribusi yang mendekati distribusi simetris.

Contoh:  Probabilitas seorang bayi tidak di imunisasi polio adalah 0,2 (p). Pada suatu hari di Puskesmas "X" ada 4 orang bayi. Hitunglah peluang dari bayi tersebut 2 orang belum imunisasi polio. Jadi, di dalam kejadian binomial ini dikatakan b (r=2, n=4, p=0,2 q= 0,8) Penyelesaian :  Katakanlah bayi tersebut A,B,C,D. Dua orang tidak diimunisasi mungkin adalah A&B, A&C, A&D, B&C, B&D, C&D. 

Rumus :  nPr =         n!           Pr qn-r

                              r! (n-r)!

                       =       4!            (0,2)2 (0,8)2

                              2! (4-2)!

                      = 0,154

Selain memakai rumus binomial, permasalahan ini juga dapat dikerjakan dengan memakai tabel binomial, caranya adalah dengan menentukan n.misalnya dari contoh soal adalah 4, dilihat pada kolom pertama kolom kedua adalah kemungkinan x, dalam permasalahan ini adalah r=2. p dilihat pada baris paling atas dalam hal ini p=0,2, ditarik garis dari p=20 sampai ke n = 4dan r = 2, ditabel didapatkan 0,973. Ini adalah peluang kumulatif dari p (r=0) + p (r=1) + p (r=2). Jadi kalau mau mendapatkan p(r=2) saja, maka 0,973-0,819 = 0,154 

Distribusi normal dalam statistika

Satu-satunya distribusi probabilitas dengan variabel random kontinu adalah distribusi normal. Ada 2 peran yang penting dari distribusi normal :

Memiliki beberapa sifat yang mungkin untuk digunakan sebagai patokan dalam mengambil suatu kesimpulan  berdasarkan hasil sampel yang diperoleh. Pengukuran sampel digunakan untuk menafsirkan parameter populasi.

Distribusi normal sangat sesuai dengan distribusi empiris, sehingga dapat dikatakan bahwa semua kejadian alami akan membentuk distribusi ini. Karena alasan inilah sehingga distribusi ini dikenal sebagai distribusi normal dan grafiknya dikenal sebagai kurva normal atau kurva gauss.


Ciri-ciri distribusi normal

Distribusi normal mempunyai beberapa sifat dan ciri, yaitu:

Disusun dari variable random kontinu

Kurva distribusi normal mempunyai satu puncak (uni-modal)

Kurva berbentuk simetris dan menyerupai lonceng hingga mean, median dan modus terletak pada satu titik.

Kurva normal dibentuk dengan N yang tak terhingga.

Peristiwa yang dimiliki tetap independen.

Ekor kurva mendekati absis pada penyimpangan 3 SD ke kanan dan ke kiri dari rata-rata dan ekor grafik dapat dikembangkan sampai tak terhingga tanpa menyentuh sumbu absis.



 




Distibusi normal standar

Suatu distribusi normal tidak hanya memiliki satu kurva, tetapi merupakan kumpulan kurva yang mempunyai ciri-ciri yang sama.sehingga harus ditentukan 1 pegangan sebagai distribusi nprmal yang standar. 

Ada 2 cara untuk menentukan distribusi normal :

1. cara ordinat:

Menggunakan rumus distribusi normal berikut :



µ = rata-rata

σ    = simpang baku

π = 3,1416 (bilangan konstan)

e = 2,7183 (bilangan konstan)

X = absis dengan batas -∞ < X < π

Bila nilai µ dan σ tetap maka setiap nilai x akan menghasilkan nlai y sehingga bila nilai x dimasukkan dalam perhitungan berkali-kali dengan julah tak terhingga maka akan dihasilkan suatu kurva distribusi normal. Terdapat banyak kurva  normal dengan bentuk yang berlainan, tergantung dari besar dan kecilnya σ.  

Bila σ besar, kurva yang terbentuk mempunyai puncak yang rendah, sebaliknya bila σ kecil akan menghasilkan puncak kurva yang tinggi.

Dapat pula bentuk kurva normal dengan µ yang  berbeda atau dengan µ dan σ yang berbeda

  





 






Cara luas

Kurva normal adalah kurva yang simetris, yang berarti bahwa kurva ini akan membagi luas kurva  menjadi 2 bagian yang sama.Seluruh luas kurva = 1 atau 100% dan rata-rata (µ) membagi luas kurva menjadi 2 bagian yang sama.Berarti luas tiap belahan adalah 50%. Setiap penyimpangan rata-rata dapat ditentukan presentase terhadap seluruh luas kurva.

Penyimpangan ke kanan dan ke kiri : 

-.penyimpangan  1 SD = 68,2% dari seluruh luas kurva.

-.penyimpangan 2 SD = 95,5% dari seluruh luas kurva.

-.penyimpangan 3 SD, = 99,7% dari seluruh luas kurva.





 







Proses standarisasi dapat dilakukan dengan transformasi rumus (kurva normal standar) :

Z = x - µ 

         σ

x = nilai variable random

µ = rata-rata distribusi

σ = simpang baku

Z = nilai standar, yaitu besarnya penyimpangan suatu nilai terhadap  rata-rata yang dinyatakan dari unit SD.

Standarisasi penting dilakukan karena ada variabel random yang memiliki satuan yang berbeda-beda, seperti cm, kg, bulan. Untuk memudahkan perhitungan dapat digunakan sebuah table yang menunjukkan luas area di bawah kurva normal antara nilai rata-rata dan suatu nilai variable random yang dinyatakan dalam unit SD.

Misalnya : luas 95% adalah 1,96 SD.

Untuk transformasi distribusi normal menjadi distribusi normal  standar dinyatakan  µ = 0 dan σ = 1.




 





PENGGUNAAN TABEL DISTRIBUSI NORMAL

Tabel distribusi normal standar terdiri dari kolom dan baris. Kolom paling kiri menunjukkan nilai Z, tertera angka 0 sampai 3 dengan satu desimal dibelakangnya. Desimal berikutnya terletak pada baris paling atas dengan angka dari 0 sampai 9. Misalnya dari hasil perhitungan diperoleh nilai Z = 1,96 

Maka di kolom kiri kita cari nilai1,9 dan baris atas kita cari angka 6

Dari kolom 6 bergarak ke bawah, hingga pertemuan titik yang menunjukkan angka 0,4750.

Berarti luas daerah di dalam kurva normal antara rata-rata dengan 1,96 SD ke kanan adalah 0,475.

Karena luas kurva ke kanan dan ke kiri sama, maka luas penyimpangan 1,96 ke kanan dan ke kiri dari rata-rata adalah 0,95 (95%).

Aplikasi distribusi normal

Sebagai contoh aplikasi distribusi normal, dilakukan suatu evaluasi thd pengobatan TB menggunakan Rifampicin dengan rata-rata kesimpulan 200 hari dan standar deviasinya sebesar 10. Berapakah probabilitas kesembuhan antara 190 dan 210?

Jawab :

Mula-mula dihitung nilai Z =210

Z= (210-200)/10 = 1=0,3413

 jadi probabilitas kesembuhan 190 sampai 210 = 0,3413+0,3413=0,6826=68,26\






 






















BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Dari berbagai ulasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa statistik kesehatan erat kaitannya dengan permasalahan kesahatan saat mengalami kegagalan atau keberhasilan program guna untuk menganalisa kecenderungannya. Analisa perbandingan tersebut dapat dilihat antar waktu dan tempat, mempunyai tujuan dalam menjawab masalah yang ada dalam masyarakat dengan membuktikan suatu dugaan yang belum terjadi dengan penelitian. Statistik kesehatan merupakan suatu wadah untuk dapat memonitoring suatu kemajuan status kesehatan di suatu wilayah tertentu, mengevaluasi program kesehatan masyarakat, serta dapat menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat.

Saran

Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih dalam memberi contoh studi kasus dan lebih detail dalam menjelaskan tentang statistik kesehatan dengan sumber-sumber yang lebih banyak lagi.











DAFTAR PUSTAKA

Adhani, Harzia. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Chandra, Budiman. 1995. Pengantar Statistik Kesehatan. Jakarta: EGC.

Mubarak dan Chayatin. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. Jakarta: SalembaMedika.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2008. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.


Selasa, 30 Agustus 2022

Keperawatan Anak Kebutuhan Orang Tua dengan Anak Disabilitas

Pendahuluan


Setiap anak memiliki hak yang sama, yaituhak untuk tumbuh dan berkembang, hak mendapatkan pendidikan, kasih saying, dan penghidupan yang layak termasuk anak dengan disabilitas. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 anak penyandang disabilitas adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak Hasil temuan dari wawancara penulis di komunitas, menunjukkan bahwa masih terdapat 5 orang orang tua yang masih malu dan minder dengan kondisi anak mereka, terdapat juga 5–10 orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk sekolah di SLB, serta ada juga ayah dan seorang ibu yang mengalami gangguan mental setelah melahirkan anak dengan disabilitas dan seorang ayah yang mengalami gangguan mental juga karena kesulitan mendapat pekerjaan dan anaknya mengalami disabilitas. Selain itu, hampir semua orang tua tidak mengetahui informasi tentang manfaat dan jenis-jenis terapi untuk anak dengan disabilitas. Terkadang masih terdapat orang tua yang enggan untuk ikut terapi dan mengganggap terapi yang dilakukan itu bisa dilakukan oleh sendiri tanpa menggunakan ahli terapis.


Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di Komunitas Ikatan Keluarga dengan Anak Disabilitas Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung pada tanggal 17 Maret 2017 sampai dengan 13 April 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua (ibu dan ayah) yang memiliki anak disabilitas (usia 0-18 tahun) di Komunitas Ikatan Keluarga dengan Anak Disabilitas Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh/total sampling. Jumlah sampel adalah 31 ibu dan 31 ayah dari 31 keluarga yang memiliki anak disabilitas (usia 0-18 tahun) dari Komunitas Keluarga Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Sebanyak 31 keluarga dari komunitas ini tersebar dari Desa Cimekar (22 keluarga), Cinunuk (4 keluarga), dan Cileunyi Kulon (2 keluarga), dan Cileunyi Wetan (3 keluarga). 



Hasil Penelitian 

Sebagian besar keluarga memiliki pendapatan kurang dari UMR Kabupaten Bandung (61,3%). Jumlah anak yang dimiliki orang tua sebagian besar adalah 2 anak sebanyak 15 keluarga (48%). Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rerata skor setiap domain kebutuhan keluarga di Komunitas Ikatan Keluarga dengan Anak Disabilitas Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung (n=31) pada ibu jika diurutkan dari nilai tertinggi ke terendah adalah domain kebutuhan informasi dan kebutuhan dukungan profesional memiliki nilai yang sama 71,0%, domain pelayanan komunitas 64,5%, domain kebutuhan menjelaskan kepada orang lain 38,7%, domain kebutuhan finansial 22,6%, doamain perawatan anak 16,1 %, dan domain dukungan keluarga dan sosial 12,9%. Kebutuhan pada ayah dengan anak disabilitas dari tertinggi ke terendah adalah domain kebutuhan informasi 71,0%, domain pelayanan komunitas 64,5%, domain kebutuhan profesional 61,0%, domain menjelaskan kepada orang lain 45,2%, kebutuhan finansial 29,0%, domain perawatan anak 22,6%, dan dukungan keluarga dan sosial 19,4%.


Kesimpulan Jurnal Kebutuhan Orang Tua dengan Anak Disabilitas:

Jadi menunjukkan masih banyak orang tua yang minder dan malu dengan keadaan anak mereka. Selain itu, masih banyak orang tua yang tidak menyekolahkan dan tidak mengetahui informasi terkait terapi untuk anak dengan disabilitas. Jika hal tersebut dibiarkan, maka dapat menyebabkan masalah yang serius, seperti terganggunya tumbuh kembang anak dan kebutuhan keluarga dengan anak disabilitas. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kebutuhan keluarga dengan anak disabilitas di Komunitas Ikatan Keluarga dengan Anak Disabilitas Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Kebutuhan keluarga dengan anak disabilitas diukur menggunakan kuesioner Assessment of Family Needs-FNS versi Jepang yangdiadopsi dari Bailey dan Simerson (1988).. Dengan terpenuhinya kebutuhan informasi orangtua, maka orang tua akan lebih mengetahui cara merawat dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak mereka.

Senin, 29 Agustus 2022

SOAL KASUS MANAJEMEN KELOMPOK

SOAL KASUS MANAJEMEN KELOMPOK

Kepala ruang ICU sedang merencanakan pengembangan staf melalui pendidikan dan pelatihan selama 6 bulan untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan staf yang ada di ICU tersebut.  Berdasarkan kasus tersebut unsur dalam manajemen keperawatan yang sedang dijalankan oleh kepala ruang adalah ......

Men

Money

Materiasl

Method

Market

Pada  shif pagi ketua tim dan anggota tim sedang melaksanakan timbang terima, ditemukan masalah keperawatan pada pasien yang terpasang infus, terdapat kemerahan ada lkasi pemasangan infus, infus terpasang sudah 3 hari. Pada saat di ners statin ketua tim mengingatan waktu pemasangan tidak boleh lebih dari 3 hari disarankan untuk mengganti infus dengan yang baru agar tidak terjadi plebitis.

Apakah peran ketua tim dikasus tersebut ?

Sebagai Koordinator 

Sebagai  Kontroling

Sebagai  Konsulor

Sebagai Evaluator 

Sebagai motivator  

Seorang kepala bidang keperawatan melaksanakan rapat dengan mengundang seluruh kepala ruangan yang ada di rumah sakit. Pada rapat tersebut Kabid Keperawatan menyampaikan visi dan misi keperawatan terbaru  serta membahas rancangan anggaran untuk meningkatkan pelayanan.

Apakah fungsi manajemen yang dilakukan oleh kepala bidang keperawatan tersebut?

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengaturan staff

Pengarahan

Pengendalian 

Seorang perawat X di ruang bedah tugasnya di pagi hari memberikan pengobatan kepada pasien, tindakan keperawatan yang diberikan adaah pemberian obat dengan injeksi, pasang cairan infus, dan mengobservasi balance cairan.

Berdasarkan kasus diatas, fungsi manajemen keperawatan yang dilakukan oleh perawat X adalah...

Perencanaan

Pengorganisasian

Pelaksanaan

Pengawasan

Pendokumentasian

Dalam suatu organisasi pasti pernah terjadi kesalah pahaman yang dapat menyebabkan konflik. Di bawah yang bukan termasuk penyebab terjadi konflik adalah...

Berbagai sumber daya yang langka

Perbedaan dalam tujuan

Saling tergantung dalam pekerjaan

Perbedaan pendapat

Diskusi dan kerja sama

Salah satu kegiatan badan usaha yang dilakukan oleh pimpinan untuk menggerakkan karyawan agar bekerja keras dengan tujuan yang telah ditetapkan dan memberikan motivasi kerja serta suasana kerja yang nyaman, hal yang dilakukan pimpinan tersebut termasuk dalam fungsi manajemen 

Planing

Organizing

Actuating

Controling

Evaluating

Tindakn memantau kinerja atau tindakan membvandingkan hasil-hasi dengan tujuan, serta tindakan mengadakan perbaikan. Proses pengumpulan dan penafsiran umpan balik kinerja sebagai dasar tindakan konstruktif dan perbaikan-perbaikan bia dipandang perlu merupakan pengertian fungsi manajemen ?

Ocoordinating

Controling

Actuating

Planing

Organizing

Tn. A adalah seorang manajer personalia merencanakan penerimaan pegawai baru dalam rangka merealisasikan rencananya, Tn. A melakukan kegiatan-legiatan mulai dari menentukan panitia, menetapkan tugas, dan tanggung jawab masing-masing individu, serta pendelegasian wewenang kepada bawahan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tn. A sesuai dengan fungsi manjemen ?

Forcasting

Controling

planing

Organizing

Actuating 

Seroang perawat, usia 22 tahun pada hari pertama bekerja dibangsal penyakit dalam, kemudian kepala ruangan menyampaikan uraian tugas kepada perawat baru tersebut dan kepada masing-masing sta n ya. Fungsi manajmen manakah yang dilakukan kepala ruangan pada kegiatan tersebut ?

Perencanaan

Pengorganisasian

Pengaturan staf

Pengarahan

Pengendalian

Seseorang lulusan perawat baru 3 bulan bekerja disebuah pelayanan kesehatan swasta. Berdasarkan penampilannya 3 bulan ini perawat tersebut menunjukan antusiasme dan komitmen yang tinggi pada institusi dan bidang yang digelutinya. Namun secara kompetensi ia masing tergolong kurang terampilan kurang kecakapannya, ia cenderung belum tanggap pada apa yang seharusnya di lakukan. Bagaimana sikap manajer pada perawat tersebut ?

Diajarkan dan di bimbing (coaching)

Diberdayakan(empower)

Diarahkan(directing)

Diawasi(controling)

Didukung(support)

Minggu, 28 Agustus 2022

LAPORAN PENDAHULUAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT RUKUN TETANGGA (MMRT)

LAPORAN PENDAHULUAN PELAKSANAAN

MUSYAWARAH MASYARAKAT RUKUN TETANGGA (MMRT)

Sehubungan dengan adanya program Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dalam praktik keperawatan komunitas mahasiswa D-III Keperawatan Jurusan Keperawatan Singkawang Poltekkes Kemenkes Pontianak di RT 006, RW 003 Kelurahan Setapuk Besar, Kecamatan Singawang Utara, Kota Singkawang, Kami mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Sdr/ pada :

Hari / Tanggal : Senin / 13 November 2017

Waktu : 15:30 - selesai

Tempat

Acara : Musyawarah Masyarakat Rukun Tetangga (MMRT) dalam rangka penyampaian data berdasarkan hasil pengkajian / wawancara dari tanggal 7 Oktober samapai dengan 9 Oktober 2017

Mengingat pentingnya acara ini, kami mohon kehadiran dan partisipasi Bapak / Ibu / Sdr / i. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.



  Mengetahui,    Hormat Kami,

Ketua RT 006 Ketua Kelompok



    (Rusdi)                                                              (Yoga Dwietniko Bayu Prasetya)

LAPORAN PENDAHULUAN PELAKSANAAN

MUSYAWARAH MASYARAKAT RUKUN TETANGGA (MMRT)


Laporan Pendahuluan/Proposal


Setelah dilakukan pendataan dan tabulasi data, mahasiswa melakukan musyawarah masyarakat desa dengan masyarakat berdasarkan data-data yang dapat menimbulkan masalah kesehatan, sekaligus menentukan prioritas masalah dan rencana tindakan. Berikut ini disampaikan satuan acara MMRT dan laporan pelaksaannya :

Pokok bahasan : MMRT

Sub pokok bahasan : Perkenalan,orientasi masalah dan diskusi

Sasaran : Warga RT 11/ RW 06

Target : Tokoh Masyarakat, Perwakilan Pemuda.

Hari/Tanggal : kamis, 16 februari 2012

Waktu : 19.00 – Selesai

Tempat : Ibu Sunarti (Ketua RT 11)

Latar belakang

Berdasarkan data hasil pengkajian tanggal 09 februari 2012 s/d 11 februari 2012. Dengan klasifikasi : Data numerik, data observasi, dan data wawancara maka selanjutnya data diolah dengan merekapitulasi ke dalam format yang tersedia. data-data yang mendukung masalah dipilah-pilah sehingga memunculkan suatu masalah yang relevan dengan kondisi yang ada di masyarakat.masalah yang didapatkan di prioritaskan sesuai dengan kaedah yang berlaku dan disertai rencana tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.hal-hal tersebut di atas dilakukan oleh mahasiswa bersama masyarakat oleh karena itu perlu suatu forum musyawarah antara mahasiswa, masyarakat dan pihak-pihak terkait.

Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan MMRT masyarakat RT.11, RW.06 Kelurahan Setapuk Besar, Kecamatan Singkawang Utara, kota singkawang, mengetahui masalah kesehatan yang ada di RT tersebut.

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan MMRT masalah Di RT.11, RW.06 Kelurahan Setapuk Besar, Kecamatan Singkawang Utara, kota singkawang, Masyarakat mampu mengidentifikasikan masalah-masalah kesehatan yang ada di RT 11/RW 06.

Masyarakat mampu memprioritaskan masalah yang ada di  RT 11/RW 06.

Masyarakat mampu menyusun langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang ada di RT 11/RW 06.

Masyarakat mampu menyusun strategi dalam pelaksaan kegiatan.


Isi Materi

Penyuluhan data.

Identifikasi dan prioritas masalah.

Penyusunan langkah-langkah pemecahan masalah.

Penyusunan strategi dan koordinasi pelaksaan kegiatan.

Metode

Ceramah.

Diskusi/Musyawarah.

Media

Laptop.

Infokus.

Leaflet.

TOA.


Kegiatan MMRT(Musyawarah Masyarakat Rukun Tetangga)

NO Kegiatan Peserta Waktu

1. Pembukaan oleh pembawa acara meliputi :

Penyampaian salam.

Pembacaan acara.

Pembacaan do’a pembuka.

Membalas salam

Mendengar aktif

Melakukan do’a bersama 3 Menit

2. Penyajian data oleh penguji. Mendengarkan dan memperhatikan 10 Menit

3. Identifikasi masalah kesehatan oleh peserta yang di pandu moderator. Berpartisipasi aktif 30 Menit

4. Diskusi penyusunan prioritas masalah Berpartisipasi aktif 30 Menit

5. Penyusunan langkah-langkah penyelesaian masalah. Berpartisipasi aktif 10 Menit

6. Penyusunan strategi dan koordinasi pelaksaan kegiatan. Berpartisipasi aktif 15 Menit

7. Penutup. 10 Menit


Susunan Panitia MMRT


Koordinator : Benediktus 

Pembawa acara : Benediktus.

Penyaji : Irwanto, David Marwandi, Shanti Armiaty, Rhaudatin.

Bendahara : Shanti Armiaty.

Konsumsi : Shanti Armiaty, Rhaudatin, Sunarti, Ibu-ibu PKK

Perlengkapan : Irwanto

Fasilitator : Benediktus, Irwanto, David Marwandi, Shanti Armiaty,  

  Rhaudatin.


Evaluasi

Semua peserta aktif dalam MMRT.

Peserta yang hadir 68 Orang.

Acara berjalan lancar dan tak ada gangguan.











LAPORAN PELAKSANAAN

MUSYAWARAH MASYARAKAT RUKUN TETANGGA (MMRT)


Waktu

Kamis, 16 februari 2012, jam 19.00 WIB - selesai

Tempat

Rumah Ibu Sunarti (Ketua RT).

Peserta


Warga RT 11 dan mahasiswa.

Susunan Acara


Pembukaan.

Perkenalan singkat.

Penyajian data.

Diskusi.

Lain-lain yang di isi dialog antra mahasiswa dan warga.

Penutup.


Hasil Diskusi


Masalah kesehatan yang dapat di rumuskan bersama masyarakat, yaitu Resiko terjadinya penyakit DBD (Demam Berdarah ),Penyakit lansia, ISPA,Diare dan kurang gizi pada balita di RT.11, RW.06 Kelurahan Setapuk Besar, Kecamatan Singkawang Utara, kota singkawang.





Diskusi berjalan lancar, dan penetapan scoring bersama-sama dengan semua masyarakat yang hadir.

Untuk selanjutnya juga dengan musyawarah bersama masyarakat, perwakilan puskesmas & aparat kelurahan dengan difasilitasi mahasiswa telah dibuat rencana kegiatan untuk mengatasi masalah yang terjadi.( Berita Acara MMRT terlampir ).

Masalah kesehatan yang dapat di rumuskan bersama masyarakat, yaitu Kemungkinan terjadinya penyakit ISPA di Dusun Mulyorejo RT 03/RW 07 Kelurahan Desa Sukatani Kecamatan Gunung Kidul.

Tanggapan masyarakat : 

Bapak Anton S : “ Bagaimana cara mengolah sampah yang baik dan benar”

Ibu Mujiah : “ Bagaimana cara pencegahan ISPA.Bapak Anton menyatakan untuk di ada kan penyuluhan kesehatan di rumah Pak Kerto Dipuro.”

Ibu Sutomo : “ Bagaimana jika penyuluhan kesehatan dalam satu pertemuan di sampaikan masalah kesehatan tentang rheumatik.”

Ibu Samino : “ Kita sebagai warga Dusun Mulyorejo di RT 03/RW 07 Kelurahan Desa Sukatani Kecamatan Gunung Kidul harus mendukung kegiatan yang di adakan oleh mahasiswa kesehatan Jurkep dalam meningkatkan kesehatan kita dan lingkungan.


Prioritas masalah yang ditentukan warga


Masalah penyakit DBD.

Masalah penyakit degeneratif  berkelanjutan.

Diare

ISPA

Kurang Gizi pada balita


Daftar Hadir


Terlampir.

Foto Kegiatan


Terlampir.

















PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) KEPERAWATAN KOMUNITAS MAHASISWA D4 KEPERAWATAN KOMUNITAS JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG POLTEKKES KEPMENKES PONTIANAK

Singkawang, 18 februari 2012


Kepada Yth. 

Bapak / Ibu / Sdr / I...................................

Di_

Tempat

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan adanya program PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) KEPERAWATAN KOMUNITAS MAHASISWA D4 KEPERAWATAN KOMUNITAS di RT.11, RW.06 Kelurahan Setapuk Besar, Kecamatan Singkawang Utara, kota singkawang, Kami mengharapkan kehadiran Bapak / Ibu / Sdr / pada :

Hari / Tanggal : minggu, 19 februari 2012

Waktu : 10.00 WIB s/d Selesai

Tempat : Rumah Ketua RT 11

Acara : Penyuluhan Kesehatan Tentang DBD, Rheumatik, ISPA, serta pemeriksaan kesehatan dan tekanan darah gratis.

Mengingat pentingnya acara ini, kami mohon kehadiran dan partisipasi Bapak / Ibu / Sdr / i. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

Mengetahui

Ketua RT 11 Ketua Kelompok



(Sunarti)                                                              (  Benediktus  )

Kelurahan Setapuk Besar                                        Mahasiswa D4 Keperawatan Komunitas