KONSEP DAN
PENGERTIAN IDEOLOGI
A.
ARTI KATA IDEOLOGI
Kata Ideologi berasal dari bahasa Yunani yakni idea dan logos, yang
artinya gagasan atau ide dan ilmu atau pengetahuan. Sehingga secara sederhana
dapat diartikan sebagai ilmu dan pengetahuan tentang gagasan atau ide manusia.
Perlu diketahui bahwa defenisi ideologi sendiri sangat beragam dan nampaknya
agak sulit untuk menentukan satu konsep tunggal.
Akar kata ideology dapat dilacak
dalam pemikiran tokoh klasik seperti Plato. Walaupun tidak secara implisit
berbicara tentang ideologi, pemikiran Plato tentang dunia idea dapat disetarakan dengan konsep ideologi. Dunia idea
merupakan sebuah gambaran tentang konsep ideal yang diingikan manusia dalam
kehidupannya.
Kerangka pemikiran Plato berangkat dari konsep tentang kebenaran sejati,
yang masuk bersama pengetahuan melalui jiwa. Sedangkan badan merupakan sesuatu
yang bersifat fana, dan hancur bersama hancurnya materi, berbeda dengan idea
atau pengetahuan ia bersifat abadi.
Melalui konsep dunia idea, Plato kemudian menggolongkan pengetahuan
menjadi:
1. Pengetahuan sejati,
yaitu pengetahuan hasil penalaran murni, yang membahwa manusia mengenali idea
dan pengetahuan hasil pemahaman yang membawa manusia mengenali konsep.
2. Pengetahuan semu (doxa), yaitu pengetahuan sebagai hasil
kepercayaan dalam memahami objek-objek indrawi dan pengetahuan hasil dugaan,
rekaan atau prakiraan dalam manusia mengenali penampakan indrawi.
Selanjutnya, istilah ideologi
secara ilmiah, digunakan pertama kali oleh Destutt
de Tracy pada akhir abad ke-18, untuk mendefinisikan
"sains
tentang ide". Destutt
de Tracy mengatakan bahwa “ideologi adalah
studi terhadap ide–ide atau pemikiran tertentu”. Sementara, Descartes mengatakan “ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia”; inilah yang disebut
dengan ideologi dalam pengertian. Ideologi adalah kumpulan ide atau
gagasan yang dirumuskan melalui proses berpikir untuk melahirkan aturan-aturan
dalam kehidupan manusia.
B. PENGERTIAN
IDEOLOGI
Machiavelli menyebutkan “ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa”. Thomas Hobbes, mengatakan “ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar
dapat bertahan dan mengatur rakyatnya. Francis Bacon mendefisikan ideologi sebagai sintesa pemikiran mendasar
dari suatu konsep hidup. Karl Marx mengatakan ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan
bersama dalam masyarakat. Napoleon bahkan menyebutkan ideologi keseluruhan pemikiran politik dari
rival–rivalnya.
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan.
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat. Ideologi adalah kumpulan
ide atau gagasan yang dirumuskan melalui proses berpikir untuk melahirkan
aturan-aturan dalam kehidupan manusia.
Tujuan utama dibalik ideologi adalah menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran yang normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya
sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik, sehingga membuat
konsep ideologi dapat dianggap menjadi inti politik. Secara implisit, setiap
pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai
sistem berpikir yang eksplisit.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ideologi adalah pemikiran yang
mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk
merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran
tersebut agar tidak menjadi absurd
dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Apabila ditelusuri seluruh dunia ini, maka didapati hanya ada dua ideologi
besar yaitu Kapitalisme dan Sosialisme termasuk Komunisme. Sumber konsepsi
ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal manusia. Kajian
ideologi menjadi populer dalam pemikiran Karl Marx, dalam konsep ideologi
sebagai kesadaran palsu.
Dalam ilmu sosial, ideologi politik
adalah sebuah himpunan ide dan prinsip yang menjelaskan bagaimana seharusnya
masyarakat bekereja, dan menawarkan ringkasan order masyarakat tertentu.
Ideologi politik biasanya mengenai dirinya dengan bagaimana mengatur kekuasaan
dan bagaimana seharusnya dilaksanakan.
Teori komunis Karl Marx, Friedrich Engels dan pengikut mereka, sering dikenal
dengan marxisme, dianggap sebagai ideologi politik paling
berpengaruh dan dijelaskan lengkap pada abad 20. Contoh ideologi lainnya termasuk anarkisme, kapitalisme, komunisme, komunitarianisme, konservatisme, neoliberalisme, demokrasi
kristen, fasisme, monarkisme, nasionalisme, nazisme, liberalisme, libertarianisme, sosialisme, dan demokrat
sosial.
Kepopuleran ideologi berkat pengaruh dari "moral entrepreneurs", yang kadangkala
bertindak dengan tujuan mereka sendiri. Ideologi politik adalah badan dari ideal, prinsip, doktrin, mitologi atau simbol dari gerakan
sosial, institusi, kelas, atau grup besar yang
memiliki tujuan politik dan budaya yang sama. Ada juga yang memakai agama sebagai ideologi
politik. Hal ini disebabkan agama tersebut mempunyai pandangan yang menyeluruh
tentang kehidupan.
C. KONSEP IDEA DARI PLATO
Plato memahami bahwa manusia memiliki dua realitas diri, yakni jiwa atau idea dan tubuh atau badan. Idea adalah
realitas sejati, sementara tubuh adalah realitas tiruan dari dunia idea. Jiwa
manusia terlebih dahulu hidup dalam dunia idea, baru kemudia terjebak dalam
tubuh, sehingga jiwa mengenal kebenaran sejati. Hanya ketika terbenam dalam
badan, kebenaran menjadi sulit ditemukan oleh manusia. Untuk daat mengenal
kembali kebenaran atau menemukan pengetahuan kebenaran manusia harus melihat ke
dalam diri atau yang disebut dengan kegiatan anamnesis.
Idea atau dunia idea merupakan sebuah realitas
ide bahwa pada dasarnya manusia sudah mengenal kebenaran sejati dalam jiwanya.
Sehingga, tugas manusia hanya menemukan kembali kebenaran sejati dari dalam
dirinya. Jika digambarkan, maka proses pengetahuan menurut Plato tersebut
sebagai berikut:
Bahwa pengetahuan manusia itu dimulai dari alam ide murni yang
disusun dalam konsep akal manusia, yang kemudian dikukuhkan dalam satuan
kebendaan yang dianggap sebagai imitasi dari konsep ideanya. Misalnya Lukisan
dapat dianggap sebagai satuan kebendaan yang merupakan imitasi dari idea
keindahan.
Berdasarkan konsep idea Plato tersebut, maka pengetahuan digolongkan
menjadi empat yaitu:
1. Pengetahuan hasil penalaran murni
(mengenali dunia idea).
2. Pengetahuan hasil pemahaman (mengenali
konsep)
3. Pengetahuan hasil kepercayaan (mengenali
obyek partikular).
4. Pengetahuan hasil dugaan, rekaan dan
perkiraan (mengenai citra indrawi).
Jadi menurut Plato, penalaran murni dan pemahaman (pengetahuan 1 dan 2)
merupakan kebenaran sejati, sementara kepercayaan dan citra indrawi
(pengetahuan 3 dan 4 merupakan pengetahuan semu (doxa). Atau digambarkan sebagai berikut:
Atau jika kita mencari pendekatan pemahamannya dalam ideologi
politik, liberalisme misalnya. Maka idea dari
liberalisme adalah ide kebebasan, yang merupakan rujukan pengetahuan
sejati manusia. Kebebasan adalah pengetahuan kebenaran yang berasal dari dunia
idea.
D. KONSEP IDE DARI
ARISTOTELES
Aristoteles mengkritik pendapat Plato tentang pemisahan tubuh dan jiwa.
Arisroteles memandang manusia sebagai satu kesatuam hyle dan morphe
(Hylemorphisme), dengan arti materi yang berbentuk. Dalam hal ini panca-indra
menempati posisi penting sebagai gerbang bagi
pencapaian pengetahuan.
Selanjurnya, ide atau gagasan merupakan representasi mental dari sesuati
yang “ada pada kenyataan”. Dan Manusia
mempersepsikan segala yang ada di alam semesta degan perantara indrawinya, lalu
kemudian membuat konsep tentang alam semesta. Jika manusia menangkap kenyataan
yang benar, maka konsepsinya juga benar, jika tidak maka akan sebalikya.
Jika digambarkan maka proses pengetahuan menurut Aristoteles sebagai
berikut:
Berdasarkan penggambaran di atas, maka bisa dikatakan bahwa ideologi
menurut Aristoteles adalah ilmu tentang terbentiknya ide dalam benak manusia.
Ide dalam benak manusia tersimpan dalam (ingatan intelaktual) untuk dapat
dipanggil kembali dan dikenali pada masa mendatang.
Jadi, pengetahuan manusia merupakan kumpula ide-ide atau pola hubungan
antara ide tersebut. Pola hubungan antar ide itu menghasilkan keputusan yang
kemudian membentuk kesadaran. Oleh sebab itu, penting untuk menemukan kenyataan
yang benar, agar persepsi dan konsepnya menjadi benar juga.
E. PENUTUP: PLATO DAN ARISTOTRES SEBAGAI PELETAK DASAR ILMU TENTANG IDE
Gagasan Plato tentang dunia ide dianggap tetap menjadi rujukan untuk
menemukan kebenaran sejati. Sementara Aristoteles menyempurnakan dengan gagasan
ide sebagai hasil dari pengindaran manusia. Selanjutnya, kumpula ide tersebut
menjadi panduan dalam perilaku manusia. Contohnya mengenai ide tentang
kebersamaan dianggap berasal dari dunia idea (kebenaran sejati) yang merupakan
kenyataan yang menjadi konsepsi umum sebagai kebenaran yang diinginkan manusia
berasarkan pengalaman indrawi manusia sehari-hari. Ide kebersamaan ini
merupakan kebenaran sejati yang kemudian melahirkan gagasan tentang masyarakat
sosialis atau dikenal dengan ideologi sosialisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar