Halaman

Cari Blog Ini

Senin, 18 April 2022

Asma ~ Makalah Asma, Pendahuluan Asma,


 

BAB I PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Masalah kesehatan yang semakin komplek, menuntut kualitas asuhan keperawatan yang lebih banyak pada masyarakat dari berbagai tingkat usia terutama yang mempunyai gangguan fungsi tubuh yang bersifat kronis. Berbagai penyakit saat ini bersifat kronis serta mengancam kehidupan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Salah satu penyakit yang terbukti kronis dan banyak mengancam saat ini di dunia adalah gangguan Sistem pernapasan. Ancaman yang terjadi pada sistem ini sebagian besar terjadi akibat adanya infeksi hingga keganasan. Tuberklosis paru, efusi pleura, asma bronkial hingga kanker paru terbukti menempati urutan teratas dalam penyakit sistem pernafasan di dunia (WHO, 2012).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, sebanyak 300 juta penduduk di dunia menderita penyakit asma dari berbagai golongan umur dan ras. Dalam 40 tahun terakhir prevalensi asma telah meningkat disemua negara. ( WHO, 2012 ). WHO memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia saat ini terkena penyakit asma dan diperkirakan akan mengalami penambahan 180.000 setiap tahunnya. (WHO, 2013).

Menurut WHO tahun 2012, beban penyakit asma di Asia Tenggara sangat berat yaitu 1 dari 4 orang penderita asma dewasa tidak bekerja dan kehilangan hari kerja selama lebih dari 6 hari karena asma mencapai 19,2%. Di Asia Tenggara terutama Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Indonesia dan Singapura, asma merupakan termasuk penyebab kematian kedelapan. Penelitian pada guru guru di India menghasilkan prevalensi asma sebesar 4,1%, sementara laporan dari Taiwan sebesar 6,2%. ( WHO, 2012 )

Aktivitas adalah keaktifan atau kegiatan berupa usaha, pekerjaan, kekuatan, dan ketangkasan dalam berusaha atau kegairahan. Aktivitas yang dimaksud disini adalah pada pasien asma bronkial. Aktivitas pencegahan kekambuhan asma adalah usaha yang dilakukan oleh pasien asma sebagai upaya untuk mencegah kekambuhan asma. Aktivitas pencegahan kekambuhan asma yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari faktor pencetus serangan asma dan menggunakan obat – obat anti asma. ( Sundaru, 2007 ).

Usaha untuk menjaga agar tidak kambuh juga bergantung pada pengetahuan klien terhadap penyakitnya. Dengan pengetahuannya tersebut klien memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan. Informasi dan pengetahuan tentang asma sangat penting. Yang harus diajarkan kepada pasien adalah mengenal faktor pemicu serangan asma pada dirinya serta pemahaman tentang pencegahan, perawatan dan kerja obat asma. Strategi ini mengurangi frekuensi gejala, eksaserbasi, dampak asma pada gaya hidup serta kekambuhan pada asma (Chang, Esther et al, 2010).

Di Indonesia, asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah penderita tahun 2012 sebanyak 11,5 juta. Umumnya prevalensi asma bronkial pada orang dewasa lebih tinggi dari anak. Angka ini juga berbeda-beda antara satu kota dengan kota lain di negara yang sama. Di Indonesia prevalensi asma berkisar antara 5-7 % (Sukamto, 2014).

Prevalensi penyakit asma di provinsi Kalimantan Barat sebesar 3,7% ( kisaran: 1,4% - 6,9% ), tertinggi di kabupaten Sekadau dan diikuti oleh kabupaten Bengkayang, Landak dan Ketapang serta terdapat disemua kabupaten/kota. Diagnosis oleh Nakes sebesar 2,1%, jadi cakupan kasus asma oleh tenaga kesehatan (nakes) sebesar 56,7%. ( Riskesdas, 2013 )

Asma bronkial mempunyai dampak yang sangat menganggu aktivitas sehari – hari. Semakin sering serangan asma terjadi maka akibatnya akan semakin fatal sehingga mempengaruhi aktivitas seperti pemilihan  pekerjaan yang dapat dilakukan, aktivitas fisik dan aspek kehidupan lain ( GINA, 2012 ) 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat, jumlah pasien Asma Bronkial periode tahun 2014-2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jumlah pasien dengan diagnosa Asma Bronkial Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat periode tahun 2014-2017

No

Tahun

Asma (Orang)

1.

2014

31

2.

2015

34

3.

2016

38

4.

2017 (Januari – Agustus)

30

 

Total

133

(Sumber: Rekam Medik RSUD Pemangkat Tahun 2017)

 

Adanya pendekatan asuhan keperawatan pada pasien dengan asma bronkial diharapkan memberikan hasil yang baik yaitu berkurangnya keluhan dari gejala yang ditimbulkan sehingga dapat meningkatkan derajat kesembuhan pasien. Tujuan perawatan asma adalah untuk menjaga agar asma tetap terkontrol yang ditandai dengan penurunan gejala asma yang dirasakan atau bahkan tidak sama sekali, sehingga penderita dapat melakukan aktivitas tanpa terganggu oleh asmanya. Pengontrolan terhadap gejala asma dapat dilakukan dengan cara menghindari alergen pencetus asma, konsultasi asma dengan tim medis secara teratur, hidup sehat dengan asupan nutrisi yang memadai, dan menghindari stres. Gejala asma dapat dikendalikan dengan pengelolaan yang dilakukan secara lengkap, tidak hanya dengan pemberian terapi farmakologis tetapi juga menggunakan terapi nonfarmakologis yaitu dengan  cara mengontrol gejala yang timbul serta mengurangi keparahan gejala asma yang dialami ketika terjadi serangan. (Wong, 2008).

Berdasarkan pengalaman penulis dalam menangani asma bronkial di RSUD pemangkat, banyak dari pasien melaporkan bahwa tindakan rawat inap yang dialami terjadi tidak hanya satu kali. Seorang pasien melaporkan bahwa dalam tahun yang sama, pasien telah mendapatkan rawat inap sebanyak 3 kali. Keadaan ini sejalan dengan hasil studi (Suryani, 2008) tentang hubungan antara penghetahuan penderita tentang asma bronkial dengan kejadian kekambuhan yang kerap terjadi. Salah satu faktor yang berhubungan dengan masalah kekambuhan adalah kurangnya pengetahuan pasien tentang mengelola faktor alergen atau penyebab kekambuhan.

Dari data diatas, penulis tertarik untuk mengali lebih dalam tentang bagaimana pengetahuan pasien dalam mengenal faktor alergen dan faktor lain yang dapat menyebabkan kekambuhan. Penulis merencanakan membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan asma brongkial, namun ditambah dengan menggali faktor yang menyebabkan kekambuhan. Selain itu penulis, juga akan melakukan terapi non farmakologis didalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien asma tersebut.

Terapi non farmakologis yang umumnya digunakan untuk pengelolaan asma adalah dengan melakukan terapi pernapasan. Terapi pernapasan bertujuan untuk melatih cara bernapas yang benar, melenturkan dan memperkuat otot pernapasan, melatih ekspektorasi yang efektif, meningkatkan sirkulasi, mempercepat dan mempertahankan pengontrolan asma yang ditandai dengan penurunan gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderitanya. Pada penderita asma terapi pernapasan selain ditujukan untuk memperbaiki fungsi alat pernapasan, juga bertujuan melatih penderita untuk dapat mengatur pernapasan pada saat terasa akan datang serangan, ataupun sewaktu serangan asma (Nugroho, 2006).

Berdasarkan latar belakang diatas dan melihat semakin meningkatnya masyarakat yang menderita asma bronkial serta minimnya informasi mengenai penanganan asma bronkial maka penulis tertarik untuk mengambil permasalahan, “Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Sistem Asma Bronkial Dalam Pencegahan Fase Kekambuhan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat tahun 2018”.

 

B.       Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka peneliti mencoba untuk merumuskan masalah yaitu Bagaimanakah tindakan pencegahan fase kekambuhan pada pasien dengan asma bronkial di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat tahun 2018 ?

 

C.      Tujuan penelitian

Adapun tujuan penulisan ini adalah :

1.      Tujuan Umum

Memberikan asuhan keperawatan pada pasien asma bronkial dalam pencegahan fase kekambuhan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat Tahun 2018.

2.      Tujuan Khusus

a.       Mendapatkan gambaran pelaksanaan pengkajian keperawatan pada pasien asma bronkial dalam pencegahan fase kekambuhan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat tahun 2018.

b.      Mendapatkan gambaran diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien asma bronkial dalam pencegahan fase kekambuhan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat tahun 2018.

c.       Mendapatkan gambaran intervensi keperawatan yang efektif pada pasien asma bronkial dalam pencegahan fase kekambuhan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat tahun 2018.

d.      Mendapatkan gambaran implementasi keperawatan yang efektif pada pasien asma bronkial dalam pencegahan fase kekambuhan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat tahun 2018.

e.       Mendapatkan gambaran hasil evaluasi asuhan keperawatan pada pasien asma bronkial dalam pencegahan fase kekambuhan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat tahun 2018.

 

D.    Manfaat Penelitian

1.      Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Pemangkat

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai  tambahan rujukan metode pelaksanaan tindakan pencegahan fase kekambuhan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien dengan asma bronkial dalam Pencegahan Fase Kekambuhan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum daerah Pemangkat.

 

 

 

2.      Bagi Jurusan Keperawatan Singkawang

Sebagai tambahan referensi atau masukkan dalam sebuah penelitian keperawatan terutama tentang asma bronkial dan sebagai tambahan informasi di dalam pembelajaran khususnya keperawatan medikal bedah.

3.      Bagi Profesi Keperawatan

Manfaat yang bisa diperoleh bagi profesi keperawatan adalah dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan yang tepat untuk pasien asma bronkial dalam mencegah kekambuhan.

4.      Bagi Masyarakat/Pasien Asma Bronkial

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang asma bronkial serta dapat menerapkan tindakan atau latihan yang diberikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah komplikasi yang lebih berat.

5.      Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah dapat menjadi awal dari penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait dengan keperawatan serta sebagai sarana dan alat untuk meningkatkan pengetahuan atau pengalaman nyata dan pendalaman tentang asuhan keperawatan pada pasien asma bronkial dengan khususnya dalam pencegahan fase kekambuhan.

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar