Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O) dihilangkan. Pernafasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan di dalam paru-paru atau “pernafasan luar” (untuk uraian secara fisiologi tentang pernafasan). Udara ditarik ke dalam paru-paru pada waktu mengeluarkan nafas. Udara masuk melalui jalan pernafasan (Pearce, 2009).
Gambar Anatomi Fisiologi Pernapasan
a.
Rongga Hidung
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang
sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput
lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Daerah
pernafasan dilapisi epitelium selinder dan sel epitel berambut yang mengandung
sel cangkir atau sel lendir. Sekresi sel itu membuat permukaan nares basah dan
berlendir. Di atas septum nasalis dan
konka, selaput lendir ini paling
tebal, yang diuraikan di bawah. Tiga tulang kerangka (konka) yang diselaputi epitalium pernafasan, yang menjorok dari
dinding lateral hidung ke dalam rongga, sangat memperbesar permukaan selaput
lendir tersebut. Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu
yang terdapat di dalam vestibulum. Karena kontak dengan permukaan lendir yang
dilaluinya, udara menjadi hangat, dan karena penguapan air dari permukaan
selaput lendir, udara menjadi lembap. Hidung menghubungkan lubang-lubang sinus
udara paranasalis yang masuk ke dalam rongga-rongga hidung, dan juga
menghubungkan lubang-lubang nasolakrimal
yang menyalurkan air mata dari mata ke dalam bagian bawah rongga nasalis, ke
dalam hidung (Pearce, 2009).
b.
Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari
dasar tengkorak sampai pesambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang
rawan krikoid. Maka letaknya di belakang hidung (nasofaring), di belakang mulut (orofaring)
dan di belakang laring
(faring-laringeal) (Pearce,2009).
c.
Laring
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan
yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah
tulang rawan tiroid, dan di sebelah
depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun, yaitu di
sebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang
bersambung digaris tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan
krikoid terletak di bawah tiroid,
bentuknya seperti cincin mohor denga mohor cincinnya di sebelah belakang (ini
adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lengkap). Tulang rawan lainnya
ialah kedua tulang rawan aritenoid yang
menjulang di sebelah belakang krikoroid,
kanan dan kiri tulang rawan kuneiform,
dan tulang rawan kornikulata yang
sangat kecil. Terkaid di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis,
yang berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan.
Laring dilapisi sejenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali
pita suara dan bagian epiglotis yang
dilapisi sel epitelium berlapis. Pita suara terletah di sebelah dalam laring,
berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan
aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditumbulkan oleh
berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan
demikian lebar sela-sela antara pita-pita atau rima glotidis berubah-ubah
sewaktu bernafas dan berbicara. Suara dihasilkan karena getaran pita yang
disebabkannudara yang melalui glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring
mengendalikan suara, dan juga menutup lubang atas laring sewaktu menelan
(Pearce, 2009).
d.
Trakea
Trakea atau batang tengkorak kira-kira
sembilan sentimeter panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira
ketinggian vertebra torokalis kelima
dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas
enam belas sampai dua puluh lingkaran tak lengkap berupa cincin tulang rawan
yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di
sebelah belakang trakea, selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea
dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir.
Silia ini bergerak menuju ke atas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu
dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernafasan dapat
dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka.
Karena itu, di sebelah belakangnya tidak tersambung, yaitu di tempat trakea
menempel pada usofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang. Trakea
servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar tiroid,
yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea toraksia
berjalan melintasi mediastinum, di
belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak
di belakang trakea. Kedua bronkus yang terbentuk dari belahan dua trakea pada
ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan
trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke
bawah dan ke samping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan
lebih lebar dari pada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari pada arteri
pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebutbronkus lobus atas,
cabang kedua setelah timbul dari cabang utama lewat di bawah arteri, disebut
bronkus lobus bawah. Bronkus lobus tengah keluar dari bronkus lobus bawah.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari pada yang kanan, dan
berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang
yang berjalan ke lobus atas dan bawah (Pearce, 2009).
e.
Paru-paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama.
Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah
dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya
yang terletak di dalam mediastinum. Paru-paru adalah organ yang berbentuk
kerucut dengan ai atas dan apeks (puncak) di atas dan muncul sedikit lebih
tingi daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas
landai rongga toraks, di atas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampuk
paru-paru, sisi belakang yang
menyentuh tulang belakang, dan sisi depan
yang menutupi sebagian sisi depan jantung. Paru-paru dibagi menjadi beberapa
belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan
paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa
bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobuka dan semakin bercabang, semakin
menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong-kantong kecil, yang
merupakan kantong-kantong udara paru-paru. Jaringan paru-paru elastis, berpori,
dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang ada di
dalamnya. Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut
melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan
pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam
kapiler pulmonaris. Di dalam paru-paru, karbondioksida menembus membran
alveolar-kapiler dari kapiler darah ke alveoli, dan setelah melalui pipa
bronkial dan trakea, dihembuskan keluar melalui hidung dan mulut. Besar daya
muat oleh paru-paru ialah 4.500 ml sampai 5.000ml atau 41/2 sampai
5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10 atau 500 ml
adalah udara pasang-surut (tidal air), yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan
keluar pada pernapasan biasa dengan tenang. Volume udara yang dapat dicapai
masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas
vital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki,
normal 4-5 liter dan pada seorang perempuan 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada
penyakit paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkaan kongesti paru-paru),
dan kelemahan otot pernapasan (Pearce, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar