Halaman

Cari Blog Ini

Kamis, 24 Oktober 2013

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Otot

Pada kenyataannya tingkat kekuatan otot yang dimiliki oleh manusia satu dengan yang lain tidak selalu sama. Ketidaksamaan di dalam tingkat kekuatan otot ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
a. Makanan dan Gizi
Makanan dan gizi sangat berpengaruh bagi tubuh manusia, karena makanan yang masuk ke dalam tubuh akan diproses untuk dijadikan kalori sebagai sumber tenaga dan zat pembangun yang sangat diperlukan oleh tubuh. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan, tubuh membutuhkan panas untuk menjaga kondisi supaya stabil.begitu juga di dalam aktivitas sehari-hari tubuh memerlukan kalori sebagai sumber tenaga. Ini semua tergantung pada makanan yang dimakan seseorang serta nilai yang gizi yang ada di dalamnya.
Makin baik makan seseorang dalam arti tercukupi kebutuhan 4 sehat 5 sempurna, maka makin baik pula kondisi tubuhnya. Sedangkan makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna adalah makanan pokok (nasi, jagung), lauk pau, sayuran, buah-buahan dan susu.
b. Faktor Tidur dan Istirahat
Setelah melakukan aktivitasnya sehari-hari tubuh merasa letih. Hal ini disebabkan oleh pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan tenaga yang telah dipakai, diperlukan istirahat. Dengan beristirahat tubuh akan menyusun kembali tenaga yang hilang agar dapat digunakan dalam aktivitas yang lain.
Mengingat istirahat penting dalam proses pengembalian tenaga, diperlukan pegaturan antara istirahat dan aktivitas yang dilakukan . istirahat yang paling ideal dan paling baik adalah tidur. Seperti yang tertulis dalam buku Senam Kesegaran Jasmani Untuk Pria dan Wanita yaitu:”secara alamiah orang memang memerlukan tidur dan beristirahat sesudah bekerja keras. Keserasian antara bekerja, tidur, istirahat dan bereaksi memang perlu untuk kehidupan yang harmoni”. (Depdikbud, 1975: 5).
c. Faktor Latihan dan Olahraga
Latihan jasmani dan berolahraga secara teratur akan mneingkatan kesegaran jasmani, sehingga akan meningkatkan pula potensi dan prestasi kerja seseorang. Hal ini seperti dikemukakan oleh E. Matias berikut:” bahwa latihan gerak badan atau berolehraga merupakan rangsangan bagi pertumbuhan, sehingga badan dapat berkembang dengan baik dalam batas potensi genetis”. (Depdikbud, 1975:5).
Kegiatan olahraga dapat juga dilakukan sebagai reaksi diantara kegiatan jam-jam belajar atau jam-jam kerja, sehingga tidak saja merupakan usaha pemeliharaan kondisi fisik, akan tetapi juga menyegarkan kembali perasaan yang menjemukan karena kesulitan di dalam masalah belajar ataupun bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar