BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Perkembangan suatu globalisasi dan perubahan gaya hidup dalam manusia yang dalam berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mengalami perkembangan dan peningkatan suatu angkadalam kesakitan dan kematian. Untuk mengatasi berbagai macam keluhan penyakit, mulai dari tindakan yang paling ringan yaitu secara konservatif atau non bedah sampai tindakan yang paling berat yaitu operatif atau tindakan bedah (Potter dan Perry, 2006, dalam Marliyana,2018).
Pembedahan merupakan suatu peristiwa yang komplek dalam menegangkan, dilakukan didalam ruang operasi rumah sakit, terutama merupakan salah satu pembedahan yang mayor, dengan melakukan penyayatan pada lapisan lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan bagian organ yang mengalami masalah (hemoragi, perforasi, kanker dan obstruksi). Laparatomi dilakukan pada kasus-kasus: apendisitis perforasi, hernia inguinalis, kanker lambung, kanker colon dan rektum, obstruksi usus, inflamasi usus kronis, kolestisitis dan peritonitis (Sjamsuhidajat, 2005 ,dalam Faridah dan kawan-kawan, 2015).
Berdasarkan data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) dalam Sartika (2013), jumlah dalam pasien dengan tindakan operasi mencapai angka peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Tercatat di tahun 2011 terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah sakit di dunia, sedangkan pada tahun 2012 data berapa mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa. Tindakan operasi di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa (WHO dalam Sartika, 2013,dalam rahmawati dan kawan- kawan, 2018).
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) pada tahun 2009, tindakan pembedahan menempati urutan yang kesebelas dari 50 penyakit di rumah sakit se-Indonesia dengan persentase 12,8% yang diperkirakan 32% merupakan bedah laparatomi (Kusumayanti, 2014). Data laparatomi Indonesia meningkat setiap tahun dari 162 pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada tahun 2006 dan 1.281 kasus pada tahun 2007 (Hartoyo, 2015 dalam Darmawan dan kawan – kawan, 2017).
Laparatomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor, dengan melakukan penyayatan pada lapisan-lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan bagian organ abdomen yang mengalami masalah (hemoragi, perforasi, kanker, dan obstruksi) (Sjamsuhidajat & Jong, 2005). Laparatomi juga dilakukan pada kasus-kasus digestif dan kandungan seperti apendiksitis, perforasi, hernia inguinalis, kanker lambung, kanker colon dan rectum, obstruksi usus, inflamasi usus kronis, kolestisitis dan peritonitis (Sjamsuhidajat & Jong, 2005).
Nyeri adalah suatu pengalaman dalam sensori nyeri dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan suatu kerusakan yang melalui jaringan aktual dan potensial yang tidak menyenagkan yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh ataupun sering disebut dengan istilah distruktif dimana jaringan rasanya seperti di tusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, perasaan takut dan mual (Judha, 2012,dalam Prehati dan kawan- kawan , 2018).
Tindakan pembedahan juga merupakan suatu pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan bisa mempunyai membahayakan bagi pasien. Maka tidak heran jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukan sikap yang agak berlebihan dengan nyeri yang mereka alami. Beberapa orang kadang tidak mampu mengontrol nyeri yang dihadapi, sehingga terjadi disharmoni dalam tubuh. Hal ini akan teraakibat yang buruk, karena apabila tidak segera diatasi akan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan yang dapat menyebabkan pendarahan baik pada saat pembedahan ataupun pasca operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis sebelum dilakukan operasi (Efendy, 2005, dalam Faridah dan kawan-kawan, 2015).
Manajemen dalam nyeri farmakologi yang menggunakan pemberian obat analgesik (Tamsuri, 2008, dalam Syah dan kawan- kawan 2018). Manajemen dalam nyeri non farmakologi meliputi berapa teknik distraksi, teknik relaksasi, teknik massage, kompres, dan immobilisasi. Salah satu dalam metode yang sering dilakukan dalam tenaga kesehatan umumnya menggunakan dalam teknik distraksi. Distraksi merupakan suatu pengalihan dari rasa nyeri ke stimulus lainnya (Tamsuri, 2008, dalam Syah dan kawan- kawan, 2018).
Teknik distraksi bekerja memberi pengaruh yang paling baik dalam suatu jangka waktu yang singkat, serta untuk mengatasi beberapa nyeri intensif yang hanya berlangsung dalam beberapa menit. Salah satu teknik yang distraksi dalam efektif adalah suatu terapi murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an).
Murottal Al-Qur’an merupakan bacaan Al-Qur’an yang dibacakan oleh Qori’ atau Qori’ah sesuai dengan tartil dan tajwid yang mengalun indah yang dikemas dalam media audio seperti kaset, Compact Disk (CD) atau data digital (Syarbini & Jamhari, 2012, Syah 2018. Dan ada juga pengertian dari Murottal Al-Qur’an surah Al-fatihah merupakan terapi yang dikatakan efektif untuk menghilangkan rasa takut, gelisah dan cemas (Kardiatun,2015,dalam Prihati dan kawan – kawan,2018 .
Lantunan Al-Qur’an secara fisik yang mengandung unsur suara manusia, dimana hal ini merupakan suatu instrumen dalam penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau (Thalbah, 2013, dalam Syah dan kawan- kawan 2018).
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Terapi murotal Al Quran Terhadap Tingkat Nyeri pada Pasien post operasi Laparatomi di ruang Bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang. Hal ini didasarkan pada masih tingginya tingkat Nyeri pada pasien Saat akan dilakukan tindakan pembedahan post laparatomi .
Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana pengaruh Murrotal alquraan terhadap nyeri pada Post operasi Laparatomi di Ruang Bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh Murrotal alquraan terhadap nyeri pada Post operasi Laparatomi di Ruang Bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang?
Tujuan khusus
Mengidentifikasi nyeri post Laparatomi sebelum di berikan murotal alquraan di Ruang Bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang?
Mengidentifikasi nyeri post Laparatomi sesudah di berikan murotal alquraan di Ruang Bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang?
Menganalisis hubungan mengetahui pengaruh Murrotal alquraan terhadap nyeri pada post operasi Laparatomi di Ruang Bedah RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang?
Manfaat Penelitian
Manfaat bagi Instalasi Rumah Sakit
Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai umpan balik dalam peningkatan pelayanan keperawatan pada pasien dengan post operatif dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Manfaat bagi institusi
Diharapakan dapat menambah referensi tentang pengaruh Murrotal alquraan terhadap nyeri pada post operasi Laparatomi Memperkuat teori di bidang keperawatan khususnya perawatan post operatif
Manfaat bagi penulis
Diharapkan dapat menambah pengalaman sekaligus tambahan tentang pengaruh Murrotal alquraan terhadap nyeri pada post operasi Laparatomi untuk Memperkuat teori di bidang keperawatan khususnya perawatan post operatif Selain itu juga untuk menambah wawasan dan penulis juga ingin mengembangkan ide-ide yang di rasa menarik, penulis juga dapat menerapkan metodelogi penelitian dan ilmu terapan yang telah di dapat selama mengikuti perkuliahan dan praktek lapangan.
Keaslian Penelitian
Nama Tahun Judul Perbedaan dengan Penelitian Hasil
Nanik Puji Rochman 2018 Pengaruh Murotal Alquran terhadap nyeri post operasi (Di Parviliun asoka Rsud Kab. Jombang) Penelitian ini mengambil sampel pasien
post operasi,uji statistik dan tahun penelitian berbeda. Ada pengaruh yang signifikan antar nyeri post operasi
Rian Sri Wulandari 2014 Pengaruh pendidikan kesehatan dan Terapi Murotal terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi laparatomi di Ruang Bedah Rsu.Abdul Aziz. Singkawang. Penelitian ini mengambil sampel pasien
Pre operasi,uji statistik dan tahun penelitian berbeda. Ada pengaruh signifikan antar kecemasan sebelum dan sesudah pasien pre operasi laparatomi di Ruang Bedah Rsu.Abdul Aziz. Singkawang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar